TRIBUNNEWSWIKI.COM - Dua putri Keraton Solo Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Timoer Rumbai dan GKR Wandansari Koes Moertyah atau Gusti Moeng terkunci di lingkungan Keputren selama tiga hari.
Kedua kerabat keraton itu mengaku sengaja dikunci dari luar, sejak Kamis (11/2/2021) bersama dua abdi dalem penari.
Setelah tiga hari dua malam terkunci di Keputren, Gusti Moeng dan Gusti Timoer serta abdi dalem yang mengikutinya akhirnya bisa keluar dari Kompleks Keraton Solo, pada Sabtu (13/2/2021).
Gusti Moeng mengatakan, dirinya menduga ada orang lain yang sengaja menguncinya dari luar.
"Saya tidak tahu itu (yang buka). Saya juga tidak ngerti yang mengunci. Tadi yang bukain pintu orang-orang pakai baju batik. Setelah pintu dibuka terus keluar," terang dia.
Gusti Moeng menjelaskan, selama tiga hari di dalam Keputren, dia mengaku kekurangan makanan dan kondisi di dalam tak ada penerangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Gusti Timoer.
Dirinya mengaku, saat itu tidak sengaja masuk bersama Gusti Moeng ke dalam Keputren karena masih memiliki tempat tinggal di sana.
Dirinya juga sejatinya ingin melihat kondisi di dalam Keputren karena sudah hampir lima tahun dia tinggalkan.
Baca: Pembunuh Dalang Anom Subekti Terancam Hukuman Mati, Sempat Hilangkan Jejak dengan Tenggak Racun
Baca: Viral Kemunculan Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Sebut sebagai Juru Perdamaian Seluruh Dunia
Kronologi
Suami Gusti Moeng, KP Eddy Wirabhumi menceritakan, kejadian itu bermula dirinya bersama Gusti Moeng setelah makan siang melihat ada mobil BPK di depan Kori Kamandungan Keraton.
Gusti Moeng spontan masuk keraton untuk menemui tamu dari BPK.
Karena sendirian Gusti Moeng akhirnya disusul Gusti Timoer, dua abdi dalem penari dan pembantu Gusti Timoer.
Termasuk dirinya juga ikut menyusul dua kerabat keraton berserta yang lain masuk ke dalam keraton.
"Termasuk saya. Tapi saya tahu diri. Saya membatasi karena sudah masuk ke keluarga inti. Saya hanya masuk di situ (Kamandungan). Saya tidak ikut masuk," kata Gusti Eddy kepada wartawan di Keraton Solo, Jawa Tengah, Sabtu.
Eddy mengatakan tamu dari BPK sudah bergeser ke Sasana Putra Kompleks Keraton Solo.
Begitu juga Gusti Moeng dan Gusti Timoer serta abdi dalem yang menyusul ke dalam keraton mengikuti tamu dari BPK ke Sasana Putra.
"Tamunya (BPK) bergeser ke barat. Gusti juga tidak ada ternyata mengikuti tamu dari pintu yang lain. Saya nungguin Gusti di situ nggelar keloso (membentangkan tikar) sempat salat Maghrib di situ," ungkap dia.
Setelah tamu BPK meninggalkan keraton, ujar Eddy, Gusti Moeng dan Gusti Timoer beserta abdi dalem yang ikut masuk masih di dalam Keputren dan tidak bisa keluar.
Mereka dikunci dari luar tanpa listrik.