Sempat terjadi keributan dengan warga dan pekerja perusahaan.
"Sempat menimbulkan keributan antara masyarakat dengan pihak PT SMGP," kata M Sahnan.
Menurut Sahnan, keributan itu, adalah bentuk aksi spontan masyarakat.
"Situasi saat ini relatif kondusif. Namun sudah dimediasi untuk saling menjaga diri," lanjutnya.
Sementara itu, polisi langsung menerjunkan personel dan tenaga medis guna membantu proses evakuasi warga.
"Kita sudah bangun komunikasi di sana, khususnya di Desa Sibanggor Julu, agar kita tahu apa yang diinginkan masyarakat terkait kejadian ini. Kita juga beritahukan, kita hadir untuk menolong dan memberikan upaya yang terbaik untuk masyarakat," sebut Kapolres Mandailing Natal, AKBP Horas Tua Silalahi.
Horas Tua juga menuturkan, ada dua anggotanya yang ikut menjadi korban lantaran diduga ikut menghirup gas.
"Ada dua anggota kami yang sedang melakukan pengamanan, ikut menjadi korban dan ikut menghirup gas saat menolong mengevakuasi warga," kata Horas Tua.
Diketahui, dua anggota kepolisian tersebut tengah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Sebanyak 216 warga mengungsi ke Masjid
Sebanyak 216 warga yang tinggal di sekitar proyek geothermal PT SMGP di Mandailing Natal sudah mengungsi.
Warga khawatir jika gas masih akan meracuni mereka.
Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Pemkab Mandailing Natal, M Yasir, warga dievakuasi di Masjid.
M Yasir menuturkan, ratusan warga yang mengungsi berasal dari lokasi sekitar proyek.
"Dari desa-desa sekitar, ada dari Desa Sibanggor Julu dan Purba Julu dan semua kebutuhan warga kami fasilitasi sehingga dipastikan situasi benar-benar kondusif," tandasnya.
Baca: Listyo Sigit Prabowo Resmi Menjadi Kapolri yang ke-25 Setelah Dilantik Presiden Jokowi
Penjelasan Pihak PT SMGP
Juru Bicara PT SMGP, Kirhna Handoyo menjelaskan, perusahaan langsung menutup sumur bor yang diduga menyebabkan musibah tersebut.
Awalnya, menurut Krishna, mereka tengah melakukan uji untuk pengoperasian salah satu sumur uap panas bumi sesuai dengan standar.
"Namun sempat terjadi terpaparnya gas yang kemungkinan berupa H2S (hidrogen sulfida)," sebut Krishna.
Selain itu, ia menjelaskan, pihak PT SMGP telah menghentikan kegiatan operasional di area proyek, guna mencegah terjadinya paparan lanjutan.