Penyaluran Tersendat, Mensos Tri Risma Anggap Wajar Ada Penjarahan Logistik Bantuan Gempa di Majene

Mensos Risma maklumi aksi penjarahan bantuan kemanusiaan untuk warga terdampak gempa Majene, akibat lambatnya penyaluran dan akses yang sulit.


zoom-inlihat foto
tri-rismaharini-saat-serah-terima-jabatan-menteri-sosial-ri-rabu-23122020.jpg
Kemensos RI
Tri Rismaharini saat serah terima jabatan Menteri Sosial RI, Rabu (23/12/2020).


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan wajar bila ada aksi penjarahan bantuan di tengah bencana.

Risma mengomentari video viral aksi penjarahan truk pembawa bantuan logistik untuk korban bencana gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat tersebut.

Mantan Walikota Surabaya itu pun meminta aksi tersebut tidak dianggap penjarahan, karena situasi yang terjadi saat ini.

"Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma di Surabaya, Sabtu (16/1/2021).

Diketahui, sebelumnya terjadi gempa dengan magnitudo 5,9 mengguncang Majene, Kamis (14/1/2021) pukul 14.30 WITA.

Kemudian, bencana datang lagi dengan gempa susulan dengan getaran lebih kuat mengguncang wilayah Sulawesi Barat pada Jum'at (15/1/2021).

Disebutkan, gempa susulan memiliki magnitudo 6,2 skala richter dan terjadi terjadi sekitar pukul 02.30 WITA.

Sebanyak tiga kali gempa susulan tersebut bahkan sampai dirasakan hingga Kota Makassar, Sulawesi Tengah.

Durasi gempa susulan ini lebih lama dan getarannya lebih besar dibandingkan gempa pertama.

Sejumlah bangunan di Kota Mamuju, Sulawesi Barat roboh.

Gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer, dan berpusat di 6 kilometer laut Kabupaten Majene dengan koordinat 2,98 LS-118,94 BT.

Kerusakan massal akibat gempa pun membuat situasi masyarakat di Majene sangat membutuhkan uluran bantuan, terutama logistik pangan.

Terlebih, beberapa akses menuju Sulawesi Barat pun terputus akibat gempa tersebut, sehingga akses untuk mendaratkan bantuan ke Majene pun terhambat.

Baca: Gempa Majene, Kantor Gubernur Sulbar Ambruk, 189 Orang Dirawat di Mamuju, 637 Luka Ringan di Majene

Sebelumnya 3 potongan video beredar di media sosial yang memperlihatkan warga yang diduga pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat mencegat mobil pembawa bantuan logistik di Jalan Poros Majene Mamuju, Sabtu (16/1/2021).

Video pertama yang berdurasi 30 detik, terlihat seorang warga mengelilingi pengendara mobil yang berseragam oranye.

Beberapa warga yang menaiki mobil pembawa bantuan logistik gempa majene yang terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021).
Beberapa warga yang menaiki mobil pembawa bantuan logistik gempa majene yang terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (16/1/2021). (Kompas.com)

Pria berseragam oranye itu hendak dikeroyok oleh beberapa orang di jalan itu.

Salah satu dari mereka terlihat membawa kardus mi instan.

Ketegangan sempat terjadi antara pria berbaju oranye itu dengan beberapa orang di jalan.

Setelah itu, pria berseragam oranye itu lari karena hendak diburu massa.

Bahkan salah satu dari warga membawa senjata tajam berupa parang.

Sementara di video lain yang berdurasi sama, sebuah truk yang membawa bantuan logistik berhenti di tengah jalan.

Truk berwarna hijau itu dikerumuni warga. Mereka mengambil satu per satu mi instan serta beberapa bantuan lain yang ada di mobil itu.

Baca: Mensos Tri Rismaharini Siapkan Santunan Rp 15 Juta bagi Keluarga Korban Meninggal Gempa Sulbar

Sementara di video ketiga yang berdurasi 21 detik, terdapat mobil yang singgah.

Kemudian, terlihat warga saling berdesakan untuk mengambil barang-barang isi mobil itu. Kebanyakan warga mengambil kardus mi instan.

Dalam video yang beredar di Instagram, tertulis pesan agar berhati-hati mambawa bantuan logistik melalui jalur darat, karena maraknya aksi perampasan tersebut Kepala Bidang Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan mengatakan, polisi masih menyelidiki video yang diduga terjadi di Tappalang itu.

Namun, dia mengimbau bagi instansi swasta maupun warga yang hendak memberi bantuan logistik terhadap korban gempa untuk terlebih dahulu melapor ke Polres terdekat.

Dengan begitu, polisi dapat memberikan pengawalan dalam distribusi bantuan korban gempa.

"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan."

"Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Ridwan.

Struktur beton di bangunan bertingkat gedung gubernuran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat hancur remuk pasca gempa susulan mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 WITA.
Struktur beton di bangunan bertingkat gedung gubernuran Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat hancur remuk pasca gempa susulan mengguncang wilayah Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat (15/1/2021) sekitar pukul 02.30 WITA. (Ist via Tribunnews)

Aksi penjarahan tersebut pun cukup bisa dimaklumi mengingat bantuan logistik pangan tersendat untuk sampai kepada korban terdampak gempa.

Menteri Sosial Tri Rismaharini pun ikut berkomentar soal video viral aksi penjarahan truk pembawa bantuan logistik untuk korban bencana gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat tersebut.

Mantan Walikota Surabaya itu pun meminta aksi tersebut tidak dianggap penjarahan, karena situasi yang terjadi saat ini.

"Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma di Surabaya, Sabtu (16/1/2021).

Baca: 189 Korban Gempa di Mamuju Alami Luka Berat dan Dirawat, Bantuan TNI Masih Dalam Perjalanan

Risma menganggap wajar aksi tersebut karena kondisi di sana memang tidak ada toko yang buka dan tak ada logistik tersedia mencukupi.

"Tidak ada toko makanan buka, mereka semua mengungsi di ketinggian untuk antisipasi gempa susulan," terang Risma.

Bantuan logistik dari pemerintah kata dia memang relatif terlambat karena untuk menuju ke lokasi bencana di jalur utama Makasar - Mamuju terputus akibat tertutup material longsor.

"Jadi yang seharusnya 9 jam harus nambah 6 jam lagi karena harus memutar."

"Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan," jelasnya.

Kantor Gubernur Ambruk

Dalam sebuah video, terlihat warga mendatangi Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar)  yang rusak parah.

“Kantor Gubernur Sulbar ambruk. Hancur. Alhamdulillah masih diberi keselamatan. Hotel Matos (Mamuju), hancur,” kata warga yang merekam gambar yang tersiar pada Jumat (15/1/2021) dini hari, seperti ditulis Tribun-Timur.com.

Kantor Gubernur Sulbar yang berlokasi di Jalan Abd Malik Pattana Endeng, Mamuju nampak ambruk dan menyisakan reruntuhan bangunan.

Sementara, dua orang terjebak dalam runtuhan bangunan kantor gubernur tersebut. 

Bangunan kantor gubernur Sulbar sebagian besar ambruk di bagian depan.

Baca: VIRAL Foto Front Persaudaraan Islam Bantu Korban Banjir di Kalimantan Selatan Meski Tanpa Atribut

Selain kantor gubernur, RS Mitra Manakarra juga ambruk.

Diketahui enam orang terjebak dalam reruntuhan bangunan rumah sakit.

Berdasarkan pantauan media seperti dilansir Tribun-Timur.com, puluhan bangunan beserta rumah Kadis PUPR Kabupaten Mamuju Salihin Saleh juga ambruk.

Karena takut adanya gempa susulan yang lebih besar, ribuan warga diungsikan ke dataran tinggi.

Berdasarkan hasil data sementara hingga saat ini, dilaporkan tiga orang meninggal akibat tertimpa reruntuhan dan 24 orang luka-luka.

Berpusat di Majene, gempa bumi juga dirasakan di wilayah Mamuju Tengah, Mamuju Utara, Polewali Mandar, Pinrang, Pare-pare, Mamasa, Makassar, dan Gowa.

189 Orang Dirawat, 637 Luka Ringan

Petugas sedang mengevakuasi korban gempa Mamuju, Sulawesi barat yang terjebak reruntuhan bangunan.
Petugas sedang mengevakuasi korban gempa Mamuju, Sulawesi barat yang terjebak reruntuhan bangunan. (Basarnas)

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi BNPB, Raditya Jati melaporkan, ada 189 orang di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat.

"189 orang tersebut di Kabupaten Mamuju mengalami luka berat dan dirawat pascagempa M 6,2 yang terjadi pada Jum'at (15/1/2021)," ungkap Raditya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu.

"Sedangkan di Kabupaten Majene, sekitar 637 orang mengalami luka ringan dan mendapatkan penanganan rawat jalan serta kurang lebih 15.000 orang mengungsi di 10 titik pengungsian," tambahnya.

Selain itu, dikabarkan 42 orang meninggal akibat gempa susulan tersebut.

Yakni 34 orang meninggal dunia di kabupaten Mamuju dan 8 orang di Kabupaten Majene.

Baca: MIRIS Puluhan Pengungsi Banjir di Kalimantan Selatan Tempati Bekas Kandang Ayam

Raditya menerangkan, hingga saat ini, Kabupaten Majene masih dilakukan proses perbaikan arus listrik sehingga seluruh wilayah masih dalam keadaan padam.

"Sedangkan sebagian wilayah di kabupaten Mamuju sudah dapat aliran listrik dan sebagian lainnya masih mengalami gangguan," paparnya.

Sementara, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan adanya gempa susulan.

"Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan," ujar Raditya.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan waspada.

Mengingat potensi gempa susulan yang dapat memicu longsoran dan runtuhan batu.

"Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir juga diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan," tandas Raditya.

(Tribunnewswiki.com/Ris)

Sebagian artikel tayang di Viral Video Logistik Bantuan Gempa Majene Dijarah, Risma: Mereka Kelaparan...





Penulis: Haris Chaebar
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved