Alasan Demokrat Ngotot Lakukan Pemakzulan, Jika Upaya Berhasil, Donald Trump Tak Bisa Nyapres Lagi

Demokrat bisa mengadakan pemungutan suara untuk menghalangi Trump maju jadi Capres lagi


zoom-inlihat foto
nancy-pelosi-dan-donald-trump.jpg
AFP/BRENDAN SMIALOWSKI
Nancy Pelosi dan Donald Trump


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Partai Demokrat tengah berusaha untuk mengusir Presiden Donald Trump lebih awal dari Gedung Putih, sebelum masa jabatannya berakhir.

Awalnya, Demokrat meminta Wakil Presiden Mike Pence untuk membantu menggulingkan presiden menggunakan pasal 4 amandemen ke-25.

Diberitakan BBC, aturan tersebut memungkinkan mayoritas kabinet mencopot kekuasaan presiden jika dia dianggap tidak dapat menjalankan tugasnya.

Kendati demikian, Pence menolak rencana itu, Selasa (12/1/2021).

Dalam sepucuk surat kepada Ketua DPR Nancy Pelosi, Pence mengatakan: "Di bawah Konstitusi kami, Amandemen ke-25 bukanlah sarana hukuman atau perampasan."

"Menerapkan Amandemen ke-25 sedemikian rupa akan menjadi preseden yang buruk."

Dengan demikian, Demokrat bakal melanjutkan upayanya untuk melakukan pemungutan suara pemakzulan pada hari ini, Rabu (13/1/2021).

Lalu apa yang akan terjadi?

Dalam sebuah wawancara via telepon, Minggu (29/11/2020), yang pertama kalinya Donald Trump lakukan sejak hari pemilihan, Trump memberi tuduhan baru yang menyatakan bahwa FBI dan Departemen Kehakiman AS terlibat dalam kecurangan Pilpres AS yang menguntungkan saingannya, Joe Biden.
Dalam sebuah wawancara via telepon, Minggu (29/11/2020), yang pertama kalinya Donald Trump lakukan sejak hari pemilihan, Trump memberi tuduhan baru yang menyatakan bahwa FBI dan Departemen Kehakiman AS terlibat dalam kecurangan Pilpres AS yang menguntungkan saingannya, Joe Biden. (ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP)


Baca: Mike Pence Tolak Gulingkan Trump, Pentolan Partai Republik Malah Mantap Dukung Pemakzulan Presiden

Jika Trump dimakzulkan oleh DPR, dia akan menjalani persidangan di Senat untuk menentukan kesalahannya.

Mereka juga dapat menggunakan pengadilan pemakzulan untuk mengadakan pemungutan suara yang menghalangi Trump untuk mencalonkan diri lagi.

Sebelumnya, Trump telah mengindikasikan bahwa dia berencana untuk mencalonkan diri lagi pada tahun 2024.

Untuk menghukum Trump, setidaknya diperlukan dua pertiga mayoritas dari majelis tinggi.

Berarti setidaknya 17 Partai Republik harus memilih untuk menjatuhkan hukuman.

Sementara ini, The New York Times melaporkan pada hari Selasa bahwa telah ada 20 Senat Republik yang terbuka untuk menghukum presiden.

Survei: banyak warga AS ingin Trump lengser

Demonstran melakukan protes di dekat Trump Tower pada 7 Januari 2021 di Chicago, Illinois. Mereka menyerukan pencopotan Presiden Donald Trump dari jabatannya setelah massa pro-Trump menyerbu gedung Capitol di Washington, DC, ketika anggota parlemen bertemu untuk menghitung suara Electoral College dalam pemilihan presiden.
Demonstran melakukan protes di dekat Trump Tower pada 7 Januari 2021 di Chicago, Illinois. Mereka menyerukan pencopotan Presiden Donald Trump dari jabatannya setelah massa pro-Trump menyerbu gedung Capitol di Washington, DC, ketika anggota parlemen bertemu untuk menghitung suara Electoral College dalam pemilihan presiden. (Scott Olson / Getty Images / AFP)


Baca: Donald Trump Tak Mau Hadiri Acara Pelantikan, Joe Biden: Itu Hal Baik Dia Tak Muncul

Survei baru-baru ini memang menunjukkan banyak warga AS yang ingin Trump lengser.

Hasil jajak pendapat yang dilakukan ABC News/Ipsos yang dilakukan sejak kerusuhan di Gedung Capitol pada hari Rabu lalu menunjukkan bahwa sebagian besar orang Amerika menginginkan Trump turun dari jabatannya.

Diberitakan Kontan, mayoritas responden yakni 56% mengatakan Trump harus dicopot dari jabatannya. Sementara hanya 43% responden yang menilai Trump tak perlu dimakzulkan.

Persentase tinggi dari responden Amerika yang ingin Trump turun dari jabatannya terjadi karena Partai Demokrat di DPR sudah berencana untuk memperkenalkan resolusi pemakzulan terhadap Trump.

Dalam file foto yang diambil pada tanggal 20 November 2020 ini, Presiden AS Donald Trump terlihat turun saat acara penurunan harga obat resep di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC. Presiden Donald Trump nyaris tidak mengakui kekalahan dalam pemilihan umum pada 23 November 2020 setelah badan pemerintah bermaksud untuk memudahkan transisi Joe Biden ke Gedung Putih mengatakan akhirnya mencabut blokir bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dalam file foto yang diambil pada tanggal 20 November 2020 ini, Presiden AS Donald Trump terlihat turun saat acara penurunan harga obat resep di Brady Briefing Room Gedung Putih di Washington, DC. Presiden Donald Trump nyaris tidak mengakui kekalahan dalam pemilihan umum pada 23 November 2020 setelah badan pemerintah bermaksud untuk memudahkan transisi Joe Biden ke Gedung Putih mengatakan akhirnya mencabut blokir bantuan yang belum pernah terjadi sebelumnya. (MANDEL NGAN / AFP)


Baca: Nancy Pelosi Sebut DPR AS akan Mendakwa dan Memakzulkan Donald Trump

Persentase ini lebih tinggi ketimbang saat Demokrat memulai penyelidikan pemakzulan terhadap Trump pada September 2019.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved