Walaupun hal ini baik, Arief menekankan jangan sampai pengusaha pribumi tertinggal dalam kompetisi perdagangan ini.
“Mengapa menggunakan diksi Sarekat Dagang Pemuda Islam? Karena ini merupakan momentum yang tepat untuk mengakselerasi ekonomi keumatan kita dengan harapan energi keumatan kita yang selama ini masih fokus ke agenda politik, setidaknya setengahnya bisa kita salurkan fokusnya ke aktivitas ekonomi keumatan.
Sehingga nantinya terorismE, radikalisme, dan fundamentalisme diharapkan tidak hadir lagi karena sudah berfokus pada ekonomi keumatan,” ungkapnya.
Baca: Reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Jokowi Tunjuk Mendag Era SBY Muhammad Lutfi Kembali ke Kabinet
Mendukung hadirnya Sarekat Dagang Pemuda Islam, Muhammad Pradana Indraputra Staf Khusus Pengembangan Kewirausahaan Nasional BKPM menyampaikan bahwa Sarekat Dagang Pemuda Islam adalah gambaran dari mayoritas mengingat pemuda mendominasi struktur penduduk di Indonesia, UMKM mendominasi persentase persentase pengusaha di Indonesia, dan Islam mendominasi agama di Indonesia.
Oleh sebab itu, Pradana percaya, apabila judul ini digarap dengan penuh komitmen dan keseriusan, tentunya akan membawa kontribusi besar terhadap bangsa.
“Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), dari total pemuda yang memiliki UMKM, baru 13% yang melek digital. Maka, tugas kita adalah untuk memfasilitasi digitalisasi UMKM.
“Pemerintah sendiri memiliki banyak program yang akan mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia, salah satunya Undang-undang Cipta Kerja. Melalui RPP Koperasi dan UMKM yang akan memberikan kemudahan perizinan perusahaan melalui One Single Submission (OSS), Standar Nasional Indonesia (SNIP, dan sertifikasi halal," ujarnya/
Sebagai langkah konkrit terdekat, Muhammad Lutfi mengajak Rabu Hijrah dan beberapa tokoh penggerak untuk berdiskusi di pekan depan guna membahas tindak lanjut dari rencana Sarekat Dagang Pemuda Islam (SDPI).