TRIBUNNEWSWIKI.COM - Proyek pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Pandak dan Desa Bulak di Kabupaten Ponorogo viral di media sosial.
Jembatan yang dinilai tak layak itu menggegerkan media sosial karena anggaran yang diminta mencapai Rp 200 juta.
Namun bukan jembatan mewah dan bagus yang dibangun, melainkan jembatan bambu seadanya.
Viralnya jembatan bambu Rp 200 juta itu membuat Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Ponorogo Jamus Kunto angkat bicara.
Menurutnya, pembangunan jembatan itu belum selesai.
Dana Rp 200 juta tersebut digunakan untuk membangun pondasi jembatan.
Namun total anggaran pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Pandak dan Bulak itu menelan dana Rp 500 juta.
Baca: Bus Wisata Terjun dari Jembatan Setinggi 15 Meter, 10 Orang Tewas, 30 Lainnya Luka Parah
Baca: Tiga Anak Ditemukan Terlantar di Jembatan Pasar Pagi, Dibuang Karena Tak Mau Disuruh Mencuri
Pembangunan dilakukan bertahap
Ia mengatakan awalnya warga meminta jembatan yang menghubungkan dua desa di Ponorogo tersebut direhab.
Jembatan tersebut posisinya rendah dan memicu banjir saat air sungai meluap.
Selain itu jembatan itu hanya hanya memiliki lebar 2 meter.
Saat itu pemerintah desa pun setuju jika pembangunan jembatan itu dilakukan secara bertahap.
Sesuai usualan warga, Bappeda meminta DPUPR menghitung kebutuhan anggaran pembangunan jalan tersebut.
Setelah dihitung kebutuhan anggaran untuk rehab jembatan tersebut sekitar Rp 500 juta hingga Rp 600 juta.
Namun anggaran yang tersedia saat itu hanya Rp 200 juta saja.
Akhirnya anggaran Rp 200 juta itu kemudian digunakan untuk pembangunan pondasi jembatan bagian kanan dan kiri.
Pembangunan pondasi tersebut sudah diselesaikan di tahun 2020.
Jembatan anyaman bambu inisiatif warga
Setelah pondasi jembatan selesai dibangun, warga di Desa Pandak dan Desa Bulak memiliki inisiatif.
Mereka patungan untuk membuat lantai jembatan dengan bahan anyaman bambu sehingga jembatan itu untuk sementara dapat dilewati sepeda motor, sepeda dan pejalan kaki.