Para penduduk koloni tetap memprotes pengeaan pajak terhadap teh dan menyatakan “tidak ada pajak tanpa perwakilan.”[3]
Pesta Teh Boston
Monopoli teh membuat para pedagang di wilayah koloni membentuk persekutuan dengan para radikal yang dipimpin Samuel Adams dan organisasi rahasianya bernama Sons of Liberty.
Di beberapa kota, seperti New York, Philadelphia, dan Charleston, para agen teh membatalkan pesanan dan para pedagang menolak kiriman.
Namun, di Boston, gubernur Thomas Hutchinson tetap menegakkan undang-undang teh dan mengurus kedatangan tiga kapal bernama Dartmouth, Eleanor, dan Beaver.
Kapal-kapal itu membawa teh milik British East India Company yang berasal dari Tiongkok dan berjenis Bohea.[4]
Pada malam 16 Desember 1773 sekelompok orang berjumlah sekitar 60 dan berpakaian suku Indian Mohawak menuju kapal tersebut.
Mereka kemudian membuang ratusan peti teh yang berharga 18.000 pound ke laut.[5]
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 14 Desember: Roald Amundsen Jadi Manusia Pertama yang Mencapai Kutub Selatan
Butuh tiga jam agar mereka dapat mengosongkan semua teh yang berbobot total 45 kg tersebut.
Menurut George Hews, seorang partisipan, meskipun mereka dikelilingi kapal Inggris bersenjata, tidak ada yang menahan mereka.
Tidak ada seorang pun yang terluka dan tidak ada yang perusakan atau penjarahan selama peristiwa yang disebut Pesta Teh Boston ini berlangsung.[6]
Reaksi
Samuel Adams, anggota organisasi Sons of Liberty, membela tindakan Pesta Teh Boston.
Dia berpendapat bahwa peristiwa tersebut bukan tindakan gerombolan tanpa hukum.
Menurutnya peristiwa itu adalah protes berprinsip dan menjadi satu-satunya pilihan tersisa agar penduduk dapat membela hak-hak konstitusionalnya.
Dia turut menyebarkan ide bahwa “tidak ada pajak tanpa perwakilan”.
<