
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Konstelasi hubungan diplomatik antara Amerika Serikat (AS) dan China memang selalu memanas di sepanjang tahun 2020 ini.
Masalah dari perang dagang, persoalan Hong Kong hingga lempar tuding terkait biang Covid-19 dilakukan oleh dua negara besar tersebut.
Selain itu, Washington dan Beijing juga terlihat adu konfrontasi baru di Laut China Selatan.
Potensi minerba, kekayaan laut dan jalur strategis membuat Laut China Selatan yang diapit oleh banyak negara di Asia Timur dan Asia Tenggara itu membuat negara seperti China dan Amerika Serikat tertarik untuk berbuat sesuatu disana.
Friksi antara AS dan China memang sempat menurun ketika November lalu, negeri Paman Sam sedang ada hajatan Pilpres.
Fokus negara pun tercurah pada gelaran Pilpres bulan lalu dan akhirnya diketahui bahwa calon presiden dari Demokrat, Joe Biden yang menang atas petahana Donald Trump.
Dari corak kebijakan, AS ketika dipimpin presiden dari Demokrat memiliki hubungan yang relatif stabil dengan China.
Hal ini terbukti ketika masa presiden Barack Obama, antaraAS dan China tidak terjadi banyak permasalahan bilateral.
Berbeda ketika era Donald Trump yang memang membuat kebijakan "American first" sehingga berdampak pada hubungan AS-China di sektor perdagangan, yang akhirnya merembet ke situasi politik.
Salah satu efek dari hubungan tak harmonis AS dan China yakni terkait Laut China Selatan.
Baca: Waspada Covid-19, Kim Jong Un Perintahkan Tentara Tembak Siapa Pun yang Dekati Perbatasan China
-
Dalam Sebulan Terakhir, Kasus Infeksi Virus Corona Turun 44% secara Global
-
Rencana Perang China Bocor, Ingin Satukan Wilayah Dinasti Qing, Rusia Jadi Target tapi Tak Berkutik
-
Setelah Telepon Xi Jinping, Joe Biden Panik, Khawatir Infrastruktur AS Kalah dari China
-
Gus Dur Sosok Bapak Tionghoa Indonesia, Ulama dan Presiden yang Bebaskan Perayaan Imlek
-
Jika Trump Becus Tangani Pandemi, 40% Korban Covid-19 di AS Mungkin Masih Hidup, Klaim The Lancet