Dalam sebuah pidato, sebagaimana diwartakan France24, Rabu (25/11), Macron mengatakan gelombang kedua pandemi di Prancis telah berakhir.
"Kami harus melakukan segala daya kami untuk menghindari gelombang ketiga dan kemungkinan lockdown ketiga," kata presiden Prancis.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 25 November 1500 : Christopher Columbus Ditangkap karena Dituduh Menyeleweng
Baca: Sempat Viral, Tanaman yang Ditukar Mobil Avanza Awalnya Dihargai Rp 107 Juta oleh Penjual
"Kami telah memperlambat penyebaran virus," kata Macron.
Bagaimana kebijakan bisnis di Prancis di tengah Pandemi untuk Libur Natal?
Macron menyebut akan membuka sejumlah bisnis, tetapi tidak semuanya.
Seperti pusat perbelanjaan, teater dan bioskop akan dibuka.
Namun, seperti bar dan restoran masih ditutup. Adapun penutupan ini dilakukan hingga Januari 2021.
Baca: Guru yang Berhubungan Tak Senonoh dengan Siswanya Diganjar 20 Tahun Penjara
Baca: Edhy Prabowo dan 17 Orang Lainnya Ditangkap Terkait Dugaan Penetapan Calon Eksportir Benih Lobster
Pusat perbelanjaan di Prancis diizinkan untuk buka pada waktu periode Natal, sebagaimana permintaan para pelaku bisnis.
Adapun langkah ini akan ditempuh dalam tiga tahap untuk menghindari gejolak baru virus corona.
Pertama sekitar 1 Desember, lalu kedua sebelum liburan akhir tahun (Natal dan Tahun Baru), dan kemudian Januari 2021.
Macron menambahkan warga Prancis dapat berolahraga di luar ruangan, meski harus memerlukan izin.
Sementara ibadah keagamaan dalam ruangan diizinkan tetapi dengan pembatasan hingga 30 orang.
Baca: Ramalan Zodiak Kesehatan Besok Kamis 26 November 2020, Gemini Hindari Diet, Aries Tenangkan Diri
Baca: Info BMKG - Prakiraan Cuaca Kamis 26 November 2020: Banjarmasin Waspada Hujan Petir Siang-Dini Hari
Jam malam akan dilonggarkan pada Malam Natal dan Malam Tahun Baru.
Orang Prancis bagaimanapun harus menghindari "perjalanan yang tidak penting", kata Macron, seraya meminta mereka untuk menghormati langkah-langkah jaga jarak selama masa perayaan.
Macron juga menyebut akan memulai kampanye vaksinasi pada akhir Desember atau awal Januari, dimulai dengan orang-orang yang paling rentan dan lanjut usia.
Seperti diketahui, jumlah kematian akibat Covid-19 di Prancis telah melebihi angka 50.000.
Sementara total kasus infeksi melonjak 2,1 juta.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)