Tonggak Suram Infeksi, Jerman Laporkan Tembus 1 Juta Kasus Virus Corona

Enam belas negara bagian di Jerman melaporkan 22.806 kasus dalam sehari yang menambah total nasional menjadi 1.006.394 sejak dimulainya pandemi.


zoom-inlihat foto
kanselir-jerman-angel-markel.jpg
STEPHANIE LECOCQ / POOL / AFP
Kanselir Jerman, Angela Merkel, mengenakan masker di area mulut dan hidungnya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Eropa di markas Dewan Eropa, Brussels, Belgia, Selasa (21 Juli 2020). Merkel dan para pemimpin perempuan lainnya dianggap bekerja lebih baik dalam hal menangani pandemi virus corona di negara mereka.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Jerman melaporkan tembus 1 juta kasus virus corona.

Pada Jumat (27/11/2020), Pusat Kendali Penyakit di Jerman mengonfirmasi kabar yang sekaligus menjadi tonggak suram infeksi di negeri tersebut.

Enam belas negara bagian di Jerman melaporkan 22.806 kasus dalam sehari yang menambah total nasional menjadi 1.006.394 sejak dimulainya pandemi.

Sebagaimana diwartakan Associated Press, Jumat (27/11/2020), adapun angka kematian di Jerman jauh lebih sedikit dibandingkan banyak negara Eropa lainnya, yakni 15.586.

Sementara Inggris, Italia, dan Prancis mencapai lebih dari 50.000 orang yang meninggal.

Baca: Lonjakan Angka Virus Corona di Rusia, 27.543 Kasus Muncul dalam 24 Jam

FOTO: Bendera Jerman
FOTO: Bendera Jerman (Unsplash - Christian Wiediger @christianw)

Baca: Kasus Corona di India Mulai Turun Stabil, Pemerintah Masih Terapkan Jam Malam

Kanselir Jerman Angela Merkel dan seluruh Gubernur Negara Bagian telah memutuskan untuk memperpanjang lockdown hingga Desember.

Otoritas terkait juga menambahkan lebih banyak pembatasan untuk menurunkan jumlah kasus setiap minggunya.

Persiapan Jerman Jelang Natal

Sementara itu, enam belas wilayah di Jerman menginstruksikan warganya untuk menjalani karantina mandiri selama beberapa hari jelang persiapan acara Natal.

Adapun perintah tersebut dikhususkan bagi mereka yang ingin bertemu baik dengan saudara, keluarga, dan kerabat mereka.

Tak hanya itu, sebagaimana diwartakan kantor berita DPA, dilansir Associated Press, Selasa (24/11/2020), keenam-belas negara bagian tersebut juga telah menyetujui rencana kebijakan lockdown parsial.

Kesepakatan tersebut memuat kebijakan lockdown selama beberapa minggu ke depan.

Otoritas daerah di Jerman juga sepakat untuk memajukan waktu istirahat kegiatan belajar-mengajar.

Baca: 7 Film dan Drama Korea Terbaru yang Siap Tayang di Netflix, Lovestruck in the City hingga The Call

Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar.
Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Baca: Keluarkan Dana Rp 19,8 Triliun, Filipina Siap Suntik Vaksin Covid-19 untuk 60 Juta Warganya

Di dalamnya berisi aturan bahwa pemberi kerja harus membiarkan staf mereka bekerja dari rumah.

Pertemuan antar-negara bagian di Jerman akan dilanjutkan pada Rabu (25/11) dengan mengundang Kanselir Angela Merkel.

Sebagai informasi, Jerman mencatat infeksi Covid-19 sebanyak 14.361 kasus dalam satu hari terakhir dengan 249 kematian.

Sementara total kasus di Jerman mencapai 947.000 infeksi dengan 14,460 orang meninggal dunia.

Update Vaksin Covid-19

Sementara itu, kabar ihwal Covid-19 datang dari Inggris

Penyedia vaksin virus corona yang dikembangkan di Universitas Oxford melaporkan uji coba tahap akhir menunjukkan 90% efektif digunakan di masyarakat.

AstraZeneca, produsen vaksin asal Inggris tersebut mengatakan siap berkompetisi dengan vaksin lainnya.

Mereka mengharapkan para otoritas kesehatan bisa mempertimbangkan penggunaan vaksin ini di tengah keraguan masyarakat atas keamanan.

Laporan pada Senin (23/11) menyebutkan uji coba akhir dilakukan di Inggris dan Brazil.

Berbeda dari vaksin buatan Pfizer dan Moderna, kandidat vaksin AstraZeneca tidak harus disimpan pada suhu yang sangat dingin.

Baca: Perdana Menteri Spanyol Berencana Distribusikan Vaksin Covid-19 pada Januari 2021

Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Tribun Palu)

Baca: Vaksin Covid-19 Buatan Oxford Mungkin Tersedia Akhir Tahun Ini, Namun Tak Ada Kepastian

Menurut mereka, vaksin buatan Oxford ini dapat dengan mudah disebarkan di negara-negara yang bersuhu panas, terutama negara berkembang.

AstraZeneca adalah perusahaan vaksin ketiga yang melaporkan hasil tahap akhir uji voba.

Kabar baik ini muncul di tengah kecemasan publik dunia menunggu kehadiran vaksin yang siap mengakhiri pandemi yang telah merenggut 1,4 juta nyawa manusia.

“Temuan ini menunjukkan bahwa kami memiliki vaksin efektif yang akan menyelamatkan banyak nyawa,” kata Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford, Ketua Tim Uji Coba vaksin tersebut.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved