Meski Belum Ada Kejelasan Vaksin Corona, Gubernur Tokyo Tetap Selenggarakan Olimpiade pada Juli 2021

Meski belum ada kejelasan kapan vaksin disebarkan, Gubernur Tokyo Yuriko Koike tetap teguh kegiatan akan berlangsung secara aman pada tahun depan.


zoom-inlihat foto
suasana-kota-tokyo.jpg
Unsplash - Erik Eastman @erikeae
Total angka harian nasional melebihi 2000 kasus di mana pemerintah masih disipilin menerapkan aturan protokol kesehatan, FOTO: Suasana Kota Tokyo pada malam hari.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Otoritas Tokyo mengatakan akan tetap menyelenggarakan Olimpiade pada Juli 2021.

Meski belum ada kejelasan kapan vaksin disebarkan, Gubernur Tokyo, Yuriko Koike tetap teguh kegiatan akan berlangsung secara aman pada tahun depan.

Seperti diketahui, Jepang mengalami peningkatan tajam infeksi Covid-19 pada bulan November 2020.

Total angka harian nasional melebihi 2000 kasus di mana pemerintah masih disipilin menerapkan aturan protokol kesehatan.

Sementara Tokyo merupakan wilayah dengan kasus tertinggi yang mencapai 500 infeksi pada minggu lalu.

Kabar vaksin di Jepang, pemerintah setempat masih bernegosiasi perihal jumlah dosis yang akan didistribusikan.

Baca: Istri Edhy Prabowo yang Juga Anggota DPR RI Ikut Terseret ke Kaus Dugaan Transaksi Suap Ekspor Benur

FOTO: Ilustrasi sebuah wilayah di Jepang
FOTO: Ilustrasi sebuah wilayah di Jepang (Unsplash - Colton Jones @colt10jordan)

Baca: Jengkel dengan Kecoak yang Berkeliaran di Dalam Rumah? Ini Trik Ampuh Membasminya

Pada Selasa (24/11), Tokyo melaporkan 186 kasus baru dan menambah total mendekati angka 38.200.

Sebagai usaha menyeimbangkan dampak corona, Pemerintah Jepang mengupayakan bisnis tetap berjalan.

Departemen Kesehatan setempat mengatakan Jepang mempunyai total 135.000 kasus dengan 2000 kematian.

Kunjungan Presiden Komite

Sementara itu, dalam rangka persiapan pembukaan Olimpiade, Presiden Komite Olimpiade Internasional, Thomas Bach sebelumnya mengunjungi Tokyo pekan lalu selama empat hari.

Baca: FBI Selidiki OneTaste yang Dianggap Sekte Seks Kelas Atas: Libatkan Artis Gwyneth Paltrow

Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.(tokyo2020.org)
Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020. (tokyo2020.org)

Baca: FBI Selidiki OneTaste yang Dianggap Sekte Seks Kelas Atas: Libatkan Artis Gwyneth Paltrow

Bersama tim, ia mencoba menggaet dukungan publik serta sponsor untuk Olimpiade yang direncakanan pada 23 Juli.

Update Kandidat Vaksin Covid-19

Sementara itu, kabar terbaru ihwal vaksin Covid-19 datang dari Amerika Serikat

Diwartakan sebelumnya Uni Eropa telah mencapai kesepakatan dengan perusahaan biotek asal Amerika Serikat, yakni Moderna.

Adapun keduanya sepakat bahwa Moderna akan memasok hingga 160 juta dosis kandidat vaksin Covid-19.

Laporan itu disampaikan oleh Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen.

Kesepakatan itu akan secara resmi disetujui oleh Pejabat Eksekutif Uni Eropa, pada Rabu depan (25/11).

"Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin ini bisa sangat efektif melawan Covid-19. Begitu vaksin terbukti aman dan efektif, setiap negara anggota akan menerimanya pada waktu yang sama secara pro rata," kata Ursula von der Leyen, sebagaimana diwartakan AFP, Selasa (24/11/2020).

Baca: Muncul 204 Infeksi dalam Sehari, PM Estonia: Wabah Virus Corona Berada di Level Kritis

Ursula von der Leyen
Ursula von der Leyen (Twitter: @vonderleyen)

Baca: Kejatuhan Forklift di Tempat Kerja, Seorang Tukang Bangunan Kehilangan Separuh Badannya

Minggu lalu, Moderna mengatakan vaksin eksperimentalnya 94,5% efektif dalam mencegah Covid-19.

Laporan ini diumumkan berdasarkan data sementara dari uji klinis tahap akhir.

AstraZeneca Laporkan Uji Coba Akhir 90% Vaksin Efektif

Sementara itu, penyedia vaksin virus corona yang dikembangkan di Universitas Oxford melaporkan uji coba tahap akhir menunjukkan 90% efektif digunakan di masyarakat.

AstraZeneca, produsen vaksin asal Inggris tersebut mengatakan siap berkompetisi dengan vaksin lainnya.

Mereka mengharapkan para otoritas kesehatan bisa mempertimbangkan penggunaan vaksin ini di tengah keraguan masyarakat atas keamanan.

Laporan pada Senin (23/11) menyebutkan uji coba akhir dilakukan di Inggris dan Brazil.

Berbeda dari vaksin buatan Pfizer dan Moderna, kandidat vaksin AstraZeneca tidak harus disimpan pada suhu yang sangat dingin.

Baca: Perdana Menteri Spanyol Berencana Distribusikan Vaksin Covid-19 pada Januari 2021

Ilustrasi vaksin
Ilustrasi vaksin (Tribun Palu)

Baca: Vaksin Covid-19 Buatan Oxford Mungkin Tersedia Akhir Tahun Ini, Namun Tak Ada Kepastian

Menurut mereka, vaksin buatan Oxford ini dapat dengan mudah disebarkan di negara-negara yang bersuhu panas, terutama negara berkembang.

AstraZeneca adalah perusahaan vaksin ketiga yang melaporkan hasil tahap akhir uji voba.

Kabar baik ini muncul di tengah kecemasan publik dunia menunggu kehadiran vaksin yang siap mengakhiri pandemi yang telah merenggut 1,4 juta nyawa manusia.

“Temuan ini menunjukkan bahwa kami memiliki vaksin efektif yang akan menyelamatkan banyak nyawa,” kata Profesor Andrew Pollard dari Universitas Oxford, Ketua Tim Uji Coba vaksin tersebut.

Update Vaksin Pfizer

Sementara itu, kandidat vaksin Covid-19 asal Amerika Serikat, Pfizer mengatakan pihaknya sudah melakukan dialog dengan tim transisi presiden terpilih, Joe Biden.

Adapun pembicaraan dilakukan sebagai langkah untuk menindaklanjuti distribusi vaksin bagi semua pihak.

Diketahui pihak Pfizer menyebut vaksin corona telah 95% efektif untuk digunakan.

Pembuatan vaksin ini melibatkan puluhan ribu relawan dan telah diuji di sejumlah negara di Eropa.

"Tidak ada ruang untuk politik (praktis) dalam proses ini," kata juru bicara Pfizer, Sharon Castillo.

Baca: Ini Perbedaan Fokus Latihan Timnas Indonesia U-19 Selama Masa TC Virtual dan Shin Tae-yong di Korsel

Ilustrasi
Ilustrasi (Tribun Palu)

Baca: Hasil UEFA Nations League: Italia dan Belgia Resmi Lolos ke Semifinal, Nestapa Inggris dan Belanda

Minggu lalu, Kepala Staf Presiden baru yang ditunjuuk Biden, yakni Ron Klain menyebut bahwa tim transisi berencana akan melakukan komunikasi dengan Pfizer dan pembuat vaksin lainnya.

Ini dilakukan, menurut Klain, Presiden Donald Turmp diklaim terus menunda proses transisi formal ke pemerintahan baru.

Sementara itu, Castillo mengatakan pihaknya juga masih berdialog dengan pemerintahan Trump dan sejumlah pemimpin negara bagian.

Pihaknya juga membuka diskusi dengan anggota parlemen terkemuka baik dari Republik dan Demokrat di Kongres AS.

"Kami sedang berada di tengah transisi dan kami berdiskusi dengan kedua belah pihak," kata Castillo seraya menyebut bahwa Biden adalah bagian dari pihak yang ia ajak bicara.

Baca: Disebut Bakal Rilis Januari 2021, Berikut Bocoran Spesifikasi Galaxy S21, S21+, dan S21 Ultra

Markas perusahaan biofarmasi Pfizer Inc. di New York, Amerika Serikat.
Markas perusahaan biofarmasi Pfizer Inc. di New York, Amerika Serikat. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Baca: Pfizer Klaim Kemanjuran Vaksin Covid-19 Pfizer pada Orang Dewasa di Atas 65 Tahun Capai 94%

Vaksin Pfizer

Profesor di Fakultas Kedokteran University of Anglia, Paul Hunter, menyebut vaksin yang dikembangkan Pfizer memiliki sejumlah efek samping seperti sakit pada bagian lengan dan demam.

Namun, Hunter menyebut efek samping itu biasa terjadi pada proses vaksinasi, diberitakan The Guardian pada Selasa (10/11/2020).

Sementara, dilansir Reuters, perusahaan yang berkolaborasi dengan BioNTech Jerman ini menyebutkan ada sederet efek samping yang dialami para relawannya selepas menerima suntikan.

Hal itu disampaikan perusahaan dalam presentasi di hadapan para investor.

Baca: Lihat, Adakah Benjolan di Belakang Telinga Anda? Jika Ya, Ini Penyebab dan Cara Menghilangkannya

Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar.
Seorang pria bermasker berjalan melewati markas perusahaan vaksin, Pfizer Inc., di New York, Amerika Serikat, pada Rabu (22 Juli 2020). Pfizer dan perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech, sepakat menyuplai Pemerintah AS dengan 100 juta dosis vaksin Covid-19 dalam kesepakatan senilai $1,95 miliar. (JEENAH MOON / GETTY IMAGES NORTH AMERICA / GETTY IMAGES VIA AFP)

Baca: Start Up Ayo Naik Kelas Ajak Anak Muda Rintis UMKM dan Jadi Penggerak Ekonomi Bangsa

Menurut mereka, dari laporan yang masuk, sebagian relawan menyebut mengalami sejumlah efek samping mulai dari ringan hingga sedang setelah menerima suntikan, entah berisi vaksin dari Pfizer atau plasebo.

Efek samping itu berupa kelelahan, sakit kepala, panas dingin, dan sakit otot.

Sebagian partisipan yang lain juga mengalami demam, termasuk demam tinggi.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved