Puluhan Ribu Umat Islam Bangladesh Turun ke Jalan Kecam Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron

Kepolisian memperkirakan lebih dari 40.000 orang ikut dalam aksi massa yang diorganisir oleh sebuah partai Islam.


zoom-inlihat foto
demonstrasi-di-bangladesh-protes-dan-boikot-produk-prancis-345312.jpg
Munir UZ ZAMAN / AFP
FOTO: Aktivis dan pendukung Partai Islami Andolon Bangladesh, sebuah partai politik Islam, mengadakan unjuk rasa yang menyerukan boikot produk Prancis dan mengecam presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya mengenai karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka pada 27 Oktober 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Puluhan ribu warga Bangladesh turun ke jalan memprotes pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dinilai menghina Agama Islam.

Mereka menyerukan untuk memboikot produk-produk Prancis.

Massa juga membakar patung Macron di tengah aksi.

Kepolisian memperkirakan lebih dari 40.000 orang ikut dalam aksi massa yang diorganisir oleh sebuah partai Islam.

Petugas masih berjaga untuk mencegah massa yang akan menuju Kedutaan Prancis di Dhaka, Bangladesh.

Baca: Protes Penghinaan Nabi Muhammad, Kuwait Kosongkan Produk Buatan Prancis di Supermarket

FOTO: Aktivis dan pendukung Partai Islami Andolon Bangladesh, sebuah partai politik Islam, mengadakan unjuk rasa yang menyerukan boikot produk Prancis dan mengecam presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya mengenai karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka pada 27 Oktober 2020.
FOTO: Aktivis dan pendukung Partai Islami Andolon Bangladesh, sebuah partai politik Islam, mengadakan unjuk rasa yang menyerukan boikot produk Prancis dan mengecam presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya mengenai karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka pada 27 Oktober 2020. (Munir UZ ZAMAN / AFP)

Baca: Presiden Tayyip Erdogan: Kepada Semua Warga Negara, Jangan Beli Produk Buatan Prancis

Ratusan petugas dibekali barikade kawat berduri menutup sejumlah ruas jalan.

Unjuk rasa diselenggarakan oleh Islami Andolon Bangledesh (IAB), salah satu partai Islam terbesar di negara tersebut.

Massa mengawali long-march dengan berkumpul di sebuah Masjid terbesar di Bangladesh.

Seperti diketahui, Macron menjadi sasaran amuk massa di beberapa negara atas komentarnya, pasca-insiden pemenggalan kepala seorang guru karena menunjukkan karikatur nabi kepada muridnya.

Para demonstran meneriakkan "Boikot Produk Prancis" dan menyerukan agar ada hukuman bagi pemimpin tersebut.

Baca: Beredar Isu Provinsi Jawa Barat Diganti Jadi Provinsi Sunda, Wacana Disampaikan di Kongres Sunda

FOTO: Aktivis dan pendukung Partai Islami Andolon Bangladesh, sebuah partai politik Islam, mengadakan unjuk rasa yang menyerukan boikot produk Prancis dan mengecam presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya mengenai karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka pada 27 Oktober 2020.
FOTO: Aktivis dan pendukung Partai Islami Andolon Bangladesh, sebuah partai politik Islam, mengadakan unjuk rasa yang menyerukan boikot produk Prancis dan mengecam presiden Prancis Emmanuel Macron atas komentarnya mengenai karikatur Nabi Muhammad, di Dhaka pada 27 Oktober 2020. (Munir UZ ZAMAN / AFP)

Baca: Menaker Beri Surat Edaran ke Para Gubernur, Sebut Upah Mininum Tahun 2021 Tak Akan Naik

"Macron merupakan salah satu dari pemimpin yang menyembah Setan," kata Ataur Rahman, anggota senior Islami Andolon di depat rapat umum di Masjid Baitul Mukarram.

Rahman meminta pemerintah Bangladesh 'mengusir' duta besar Prancis, sementara pemimpin lainnya, Hasan Jamal menyebut para aktivis akan 'menghancurkan setiap bata gedung' itu jika tidak ada putusan yang keluar sama sekali.

"Prancis adalah musuh umat Muslim. Mereka yang mewakili mereka juga adalah musuh kami," kata Nesar Uddin, seorang pemimpin muda kelompok tersebut.

Setelah petugas berhasil menghentikan unjuk rasa tersebut, para peserta demonstran terlihat masih berkeliaran di jalanan kota sambil berteriak "Boikot Prancis" dan "Macron akan menerima balasannya"

Sebagai informasi, komentar Presiden Prancis tentang Islam telah menyebabkan pertikaian diplomatik dengan Turki.

Baca: Divonis Seumur Hidup dan Ganti Uang Rp 6 Triliun atas Kasus Jiwasraya, Benny Tjokro Ajukan Banding

(FILES) Dalam foto file ini diambil pada 5 Januari 2018 Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjalan saat konferensi pers bersama di Istana Elysee di Paris. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pada 24 Oktober 2020 mitranya dari Prancis, Emmanuel Macron, atas kebijakannya terhadap Muslim, dengan mengatakan bahwa dia membutuhkan
(FILES) Dalam foto file ini diambil pada 5 Januari 2018 Presiden Prancis Emmanuel Macron (kanan) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjalan saat konferensi pers bersama di Istana Elysee di Paris. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam pada 24 Oktober 2020 mitranya dari Prancis, Emmanuel Macron, atas kebijakannya terhadap Muslim, dengan mengatakan bahwa dia membutuhkan "pemeriksaan mental." "Apa yang bisa dikatakan tentang seorang kepala negara yang memperlakukan jutaan anggota dari kelompok agama yang berbeda seperti ini: pertama-tama, lakukan pemeriksaan mental," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi. (LUDOVIC MARIN / POOL / AFP)

Baca: Kemarahan Menyebar di Dunia Islam Setelah Macron Dukung Penghinaan Nabi Muhammad SAW

Macron mengatakan guru di Prancis "dibunuh karena para Islamis menginginkan masa depan kita".

Sebelumnya, Samuel Patty, seorang guru di Prancis dipenggal kepalanya oleh seorang pria lantaran mempertontonkan karikatur Nabi Muhammad di depan murid-muridnya.

Komentar Macron ini dinilai justru melindungi 'hak' atas pembuatan karikatur tersebut.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved