"Makna bijak itu begini, kalau ambil ikan, ambil ikannya kalau bisa ikannya jangan keruh. Kalau ingin menyelesaikan sebuah masalah, sebisa mungkin jangan menghadirkan masalah. Kalau ingin memanamkan jiwa nasionalis dan patriotis itu adalah sah. Cuma caranya ini yang harus waspada kita," imbuhnya.
Buya Yahya kemudian menyoroti soal agedan berkelahi dan melepas cadar dengan paksa.
Buya Yahya beranggapan, agedan itu bisa membuat orang salah paham bahkan tersinggung.
Pasalnya, di Indonesia sendiri banyak perempuan yang mengenakan cadar dengan tujuan yang baik.
"Katakanlah ada kabar cadar dicabut, kenapa harus pakai cadar yang djadikan contoh. Barangkali ini adalah nasihat kepada yang membuat film, buatlah yang sekiranya tidak ada satu pun orang Indonesia, apakah yang pakai blangkon, yang pakai kerudung, yang pakai peci item atau yang pakai kemben, tidak ada yang tersinggung. Itu baru anda bijak,"
Ia pun menyarankan pembuat film perlu memiliki rasa waspada karena banyalnya umat muslim di Indonesia yang memakai cadar.
Baca: Film The Santri Bikin 3 Ustadz Terkenal Bereaksi: Reaksi Ustadz Yusuf Mansur atas UAS & Buya Yahya
Baca: Kemarahan Menyebar di Dunia Islam Setelah Macron Dukung Penghinaan Nabi Muhammad SAW
"Tapi kalau anda membuat sesuatu ingin menyelesaikan masalah tapi anda tidak waspada tanpa kebijaksanaan, ada yang tersinggung. Ribuan kaum muslimat di Indonesia pakai cadar. Jangan sampai yang pakai cadar dianggap sebagai pelaku yang amoral, pelaku yang tidak benar atau pelaku radikal. Ini yang salah,"
Pasalnya menurut Buya Yahya, perempuan bercadar itu penuh dengan kelembutan dan ingin menjaga dirinya.
Hal itu pun menjadi sah dengan memakai cadar.
Artinya kalau ingin membuat film yang sifatnya menanamkan jiwa patriotis dan jiwa nasionalis, lanjut Buya, hendaknya dengan penuh kebijakan, karena ingin menyatukan umat.
Jangan sampai ada pihak yang merasa tersakiti.
Ia pun mencontohkan jika ada orang yang pakai blangkon, maka pembuat film tak boleh menyudutkannya.
Pasti nantinya orang Jawa akan tersinggung.
Selanjutnya, Buya Yahya mengimbau agar sebaiknya film itu diedit kembali.
Sebab, kata dia, pencabutan cadar dalam film MY FLAF termasuk bentuk merendahkan.
Buya Yahya juga menyebut, radikal jangan dikaitkan dengan Islam bahkan dengan perempuan bercadar.
"Imbuan kami adalah kalau memang ada film itu, dipotong dulu atau diganti adegan-adegan seperti itu. Yang menampilkan bahwasanya cadarnya dicabut kemudian dibanting, itu merendahkan. Hubungannya dengan Islam itu,"
"Radikal tidak ada hubungannya dengan cadar. Yang ngebom tidak harus becadar kok. hanya kebetulan ada yang bercadar, tapi tidak semua bercadar. Yang tidak pakai baju juga ada yang ngebom. Jadi, kita harus adil dalam memberikan penilaian," terangnya.
"Jangan menyatukan umat dengan memecah belah umat. Kami imbau agar film yang ada peran seperti itu, hendaklah diganti,"
"Ingat, yang merusak bukan cadar. Yang merusak bukan islam. Justru lihat, keberadaan islam jadi keteduhan di negeri ini,"