lihat foto
Saya pikir Kamala Harris menjelaskannya dengan sangat baik dalam debat wakil presiden: apa yang terjadi di AS dengan Covid-19 adalah kegagalan terbesar presiden untuk menjalankan tanggung jawabnya, mungkin dalam sejarah AS.
Ini adalah periode yang sangat berbahaya sebelum pemilu.
Saya mengenal Trump dengan sangat baik dalam berjam-jam wawancara yang saya lakukan dengannya untuk buku saya, Rage.
Saya pikir jika ada kecelakaan, masalah, selama minggu-minggu kampanye terakhir, dia akan memanfaatkannya.
Trump tidak cukup memahami sikap dan pengalaman orang lain, yang merupakan persyaratan esensial seorang pemimpin.
Setelah George Floyd terbunuh, saya bertanya kepadanya tentang ketegangan yang dipicu di negara ini yang tidak terlihat sejak puncak gerakan hak-hak sipil.
Saya berkata bahwa kami adalah pria berkulit putih, bahwa kami harus memahami rasa sakit dan kemarahan yang dirasakan orang kulit hitam di negara ini.
Saat itulah dia mengatakan sesuatu yang membuat saya heran: "Wow, Anda benar-benar meminum Kool-Aid! Saya tidak merasakannya sama sekali. "
Dia menolak gagasan bahwa bagaimanapun juga orang kulit putih harus memahami rasa sakit dan kemarahan orang lain.
Dia berpikir dalam kerangka rasa sakit dan amarahnya sendiri, dan apa yang ingin dia lakukan, hanyalah terpilih kembali.
Melihat setelah pemilu, Trump mengatur meja untuk mengatakan bahwa jika dia tidak menang, dia akan curiga terhadap suara yang masuk.
Saya pikir pertanyaannya adalah jika dia kalah, akankah partai politiknya berkumpul dan pergi menemuinya dan berbicara dengannya.
Apa mereka akan berkata, Anda tidak dapat melakukan ini?
Anda tidak dapat melakukannya untuk Partai Republik dan yang terpenting Anda tidak dapat melakukannya untuk negara.
Harus ada pemindahan kekuasaan yang teratur, jika itu yang terjadi.
Ini adalah tingkat kecemasan yang saya miliki sekarang sebagai seorang reporter.
Saya pikir banyak orang sampai pada titik di mana mereka mengabaikan Trump dan situasi politik sebaik mungkin.
Sayangnya, dampak pada kehidupan orang-orang terus berlanjut, mengingat adanya virus, karena tidak ada rencana, atau cara yang terorganisir untuk menangani hal ini.
Itu semua adalah pengambilan keputusan yang impulsif.
Saya tidak dapat memikirkan waktu - dan saya telah menjadi reporter selama hampir 50 tahun - di mana saya saat ini merasa lebih cemas tentang negara dan kepresidenan serta masa depan.
