TRIBUNNEWSWIKI.COM - Raja Thailand, Maha Vajiralongkorn, dan istrinya Ratu Suthida, akhirnya turun juga ke jalan dan bertemu para pengunjuk rasa.
Namun, yang ditemuinya bukan pengunjuk rasa anti-monarki melainkan pengunjuk rasa para pengikut royalis yang loyal.
Hari Jumat (23/10/2020), Raja Maha dan Ratu Suthida, beserta rombongan keluarga kerajaan Thailand, menyapa para loyalisnya yang berunjuk rasa di luar Grand Palace di Bangkok.
Raja Maha (68), yang telah menghabiskan waktu di Jerman, baru-baru ini kembali ke Thailand untuk menandai empat tahun sejak kematian ayahnya yang sangat dihormati, Raja Bhumibol Adulyadej.
Hari Jumat, dia hadir di Grand Palace untuk memperingati kematian Raja Chulalongkorn, yang dikenal sebagai Raja Rama V, yang meninggal pada tanggal 23 Oktober 1910.
Kerumunan besar pro-royalis sudah menunggunya di depan Grand Palace, menawarkan bunga, mengambil foto dan menjangkau untuk bersentuhan dengan sang raja.
Baca: PM Thailand Prayuth Chan-Ocha Diberi Waktu 3 Hari untuk Mundur dari Jabatannya
Ini adalah kali pertama Raja Maha bertemu rakyatnya setelah berbulan-bulan, puluhan ribuan mahasiswa dan rakyat Thailand berdemo menuntut reformasi monarki, dikutip Daily Mail, Jumat (23/10/2020).
Unjuk rasa besar-besaran prodemokrasi dimulai pada 14 Oktober, bertepatan dengan ulang tahun seorang mahasiswa tahun 1973 yang menggulingkan kediktatoran militer.
Demonstran telah turun ke jalan sejak itu, dalam salah satu demonstrasi terbesar di Thailand belakangan ini.
Baca: Terkuak Perilaku Raja Thailand yang Bikin Mahasiswa Tuntut Reformasi Monarki: Anjing Jadi Marsekal
Dukungan untuk para demonstran telah menyebar ke luar universitas ke populasi yang lebih luas, tetapi poin pertikaian khusus adalah reformasi monarki.
Mereka yang menentang para demonstran menuduh mereka anti-royalis.
Tuduhan yang mereka bantah.
Monarki Thailand telah lama dipandang sebagai bagian keramat dari identitas nasional.
Monarki dilindungi oleh hukum lese majeste yang ketat yang memberikan hukuman hingga 15 tahun bagi siapa pun yang menghina raja, baik yang masih hidup atau sudah mati.
Baca: Belum Pernah Terjadi dalam Sejarah Thailand, Puluhan Ribu Mahasiswa Demo Tuntut Reformasi Monarki
Sebelumnya dikabarkan, Raja Maha dibawa ke rumah sakit dalam kunjungan rahasia pada pukul 02.00 minggu ini setelah salah satu pengawalnya dinyatakan positif Covid-19.
Vajiralongkorn dirawat di ibu kota Thailand sebelum meninggalkan rumah sakit pada Rabu dini hari, menurut surat kabar Jerman, Bild.
Surat kabar Bild, yang telah memecahkan banyak cerita tentang raja Thailand yang menghabiskan sebagian besar waktunya di Jerman, mengatakan salah satu penjaga Vajiralongkorn baru-baru ini terjangkit virus corona setelah rombongan kerajaan terbang kembali ke Thailand.
Namun, alasan resmi raja dibawa ke rumah sakit belum terungkap dan staf medis dilaporkan diberitahu untuk tidak berbicara kepada siapapun soal ini.
Dikatakan bahwa tidak ada seorang pun dalam rombongan raja yang dikarantina ketika pengawalnya dinyatakan positif.
Ini termasuk istri raja, Ratu Suthida, dan putra serta pewarisnya, Pangeran Dipangkorn yang berusia 15 tahun.