Sejak 30 Agustus lalu, Timnas Indonesia U-19 sudah menjalani 11 laga uji coba.
Dari 11 laga itu, Witan Sulaeman Cs memperoleh lima kemenangan, tiga kekalahan, dan tiga hasil imbang.
Lawan-lawan Timnas Indonesia U-19 yang sudah dihadapi adalah Bulgaria (0-3), Kroasia (1-7), Arab Saudi (3-3), serta dua kali melawan Qatar (2-1 dan 1-1), Bosnia Herzegovina (0-1), Dinamo Zagreb (1-0), NK Dugopolje (3-0), Makedonia Utara (4-1 dan 0-0), Hajduk Split (4-0).
PSSI melalui laman resminya juga mengonfirmasi bahwa pemusatan latihan resmi akan berakhir pada 26 Oktober 2020.
Sementara, Bagas Kaffa dkk akan tiba di tanah air pada 27 Oktober 2020.
Selanjutnya, pemain akan dikembalikan ke klub masing-masing sebelum mengikuti pemusatan latihan kembali di Prancis (termasuk mengikuti Turnamen Toulon) pada 8 Desember 2020 mendatang.
Baca: Rapat Bersama Jokowi, Ketum PSSI Sebut 3 Peningkatan Timnas Indonesia Sejak Dilatih Shin Tae-yong
Di tengah ketidakpastian bergulirnya kembali Liga 1 2020, Shin Tae-yong berharap kompetisi sepak bola di Indoensia digulirkan kembali demi menjaga performa anak-anak asuhnya.
Pelatih asal Korea Selatan itu menganggap penting kompetisi selama para pemain Timnas Indonesia U-19 tak menjalani TC.
"Kompetisi sangat perlu agar pemain melakukan pertandingan untuk mengasah kemampuan mereka saat mereka tidak TC dengan Timnas Indonesia U-19," kata Shin Tae-yong.
Meski begitu, Liga 1 belum mendapat kepastian kapan akan kembali dihelat.
Berbagai pertimbangan seperti aspek pemicu keramaian dituding masih menjadi pengganjal Liga 1 kembali bergulir dari sisi otoritas.
Mencegah orang untuk tidak datang ke area stadion memang tidak mudah, terlebih pandemi Covid-19 memerlukan jaga jarak untuk menekan penularan, meski disisi lain Pilkada serentak dengan buih-buih kampanye yang potensial menyedot ribuan massa tetap diperbolehkan oleh otoritas.
Progres di era Shin Tae-yong
Terkait progres perkembangan David Maulana dkk di Timnas Indonesia U-19, beberapa pengamat sepak bola Indonesia angkat suara.
Salah satunya yakni pelatih asal Brasil, Jaino Matos yang kini ikut berkecimpung pada pengembangan sepak bola usia muda di Indonesia
Tangan dingin Jaino Matos pun tak sembarangan dalam mempoles bakat muda di Indonesia
Misalnya melalui Diklat Persib, karya Jaino Matos mampu menghasilkan pemain potensial seperti Febri Hariyadi, Gian Zola, Alfath Fathier, hingga Hanif Sjahbandi.
Baca: Berkat Disiplin dan Latihan Keras ala Shin Tae-yong, Kelemahan Timnas Indonesia Ini Mulai Teratasi
Jaino juga sempat mengembangkan pendidikan usia dini di Borneo FC dan Badak Lampung FC.
Menurutnya, Timnas Indonesia U-19 saat ini mulai perlahan menemukan resep obat yang tepat untuk sembuhnya penyakit lama khas pesepak bola Indonesia yakni masalah kedisiplinan, dedikasi, dan pengembangan mental pemain.
Berdasarkan pengalamannya, Jaino merasa pemain muda di Indonesia sebenarnya terlalu dimanjakan.
Akibatnya, mereka kurang memiliki tanggung jawab terhadap profesi dan gampang turun kualitasnya saat berlaga di level senior.