Keputusan tersebut disebut menandai dimulainya sidang terhadap 14 terduga komplotan tiga penyerang dalam insiden 7 Januari 2015.
Saat itu, Said dan Cherif Kouachi serta seorang teman mereka memberondong kantor majalah itu, di mana 12 orang tewas dan melukai 11 lainnya.
Baca: Ayah Kandung Nekat Cekik Bayi 5 Bulan saat Mabuk, Korban Kaku saat Ditemukan
Dalam pernyataannya, Charlie Hebdo mengungkapkan bahwa keputusan mencetak ulang karikatur Nabi Muhammad sangat diperlukan.
Mereka mengklaim, alasan untuk tidak melakukannya datang dari politisi maupun jurnalis yang mereka anggap begitu pengecut.
"Kami tidak akan pernah tunduk. Kami tidak akan pernah menyerah," ulas editor Laurent "Riss" Sourisseau dalam tulisannya.
Dalam editorial yang dipajang bersama gambar, majalah satir itu menerangkan bahwa gambar tersebut adalah "milik sejarah, dan tidak bisa dihapus atau ditulis ulang".
Keputusan redaksi menerbitkan ulang kartun itu menuai polemik. Di satu sisi, ada yang membela dengan menyatakan mereka hanya melindungi kebebasan berekspresi.
Tapi di sisi lain, ada juga yang memandangnya sebagai provokasi dari majalah yang dikenal melakukan serangan satir terhadap agama.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Danur Lambang Pristiandaru/Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tunjukkan Karikatur Nabi Muhammad, Guru di Perancis Dibunuh" dan "Majalah Charlie Hebdo Bakal Cetak Ulang Karikatur Nabi Muhammad, Begini Sikap Presiden Perancis"