"Kehadiran militer Turki di wilayah ini akan membawa eskalasi lebih lanjut dan perluasan skala konflik," tambahnya.
Pemimpin Azeri Aliyev menuduh Armenia merekayasa insiden pesawat tersebut. “Turki bukanlah pihak dalam konflik, sama sekali tidak berpartisipasi di dalamnya dan tidak perlu menyeretnya untuk ini,” katanya seperti dikutip Reuters.
Perang antar kedua negara dicemaskan tidak hanya akan menyeret Turki, tetapi juga Rusia.
Moskow memiliki aliansi pertahanan dengan Armenia, tetapi juga menikmati hubungan dekat dengan Azerbaijan.
Kremlin mengatakan Presiden Vladimir Putin berbicara melalui telepon dengan Pashinyan untuk kedua kalinya sejak dimulainya krisis dan mengatakan semua pihak harus mengambil tindakan untuk mengurangi eskalasi.
Hingga saat ini, belum ada media yang mempublikasikan kontak apa pun antara Putin dan Aliyev.
Kremlin mengatakan Moskow terus berhubungan dengan Turki, Armenia dan Azerbaijan.
Menurut Kremlin, setiap pembicaraan tentang memberikan dukungan militer untuk pihak lawan hanya akan menambah bahan bakar ke api.
Turki turun gunung mendukung Azerbaijan
Konflik Armenia vs Azerbaijan pun pada akhirnya melibatkan Turki.
Wakil Ketua Partai Keadilan dan Pembangunan, yang berkuasa di Turki, Numan Kurtulmus mengatakan, serangan terhadap Azerbaijan sama dengan agresi terhadap Turki.
"Setiap serangan oleh Armenia terhadap pemukiman Azerbaijan sama dengan serangan terhadap pemukiman Turki," katanya, Selasa (29/9/2020), kepada koran Sabah dan dikutip kantor berita TASS.
"Turki berharap, komunitas internasional tidak akan bertindak munafik, akan mengakhiri ledakan provokatif Armenia dan akan mendukung tindakan adil Azerbaijan," ujar Kurtulmus.
Baca: Konflik Nagorno-Karabakh: Turki Kirim 4.000 Pejuang dari Suriah Demi Bantu Azerbaijan Lawan Armenia
Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan, Armenia harus segera menarik diri dari wilayah yang dia katakan diduduki di Azerbaijan.
Erdogan bilang, sudah waktunya untuk mengakhiri krisis di wilayah yang memisahkan diri itu, setelah bentrokan antara pasukan Azerbaijan dan Armenia.
“Saatnya untuk mengakhiri krisis di kawasan, yang dimulai dengan pendudukan Nagorno-Karabakh."
"Kawasan itu akan kembali damai setelah Armenia segera menarik diri dari tanah Azerbaijan yang didudukinya,” kata Erdogan dalam sebuah acara di Istanbul, Senin (28/9/2020), seperti dikutip Reuters.
Dia menyatakan, Grup Minsk, yang dipimpin oleh Rusia, Prancis, juga Amerika Serikat dan menengahi antara Armenia dan Azerbaijan, telah gagal menyelesaikan masalah tersebut selama hampir 30 tahun.
"Azerbaijan harus menangani sendiri masalah, apakah dia suka atau tidak," sebut Erdogan.
"Turki akan terus mendukung Azerbaijan dengan segenap sumber daya dan hatinya".
Ia tidak secara langsung menyatakan, apakah Turki saat ini memainkan peran aktif dalam konflik tersebut, seperti yang Armenia katakan.