TRIBUNNEWSWIKI.COM - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyerukan rakyatnya siap siaga untuk mempertahankan tanah air mereka.
"Bersiaplah untuk mempertahankan tanah air kita yang diberkati," kata Pashinyan di Facebook.
Pemerintah Armenia akan mempertimbangkan "mobilisasi parsial" dari pasukan cadangan dan mengumumkan darurat militer.
Sementara itu, Presiden Republik Artsakh (Nagorno-Karabakh, yang didukung Armenia), Araik Harutyunyan mengumumkan wilayahnya dalam kondisi darurat pada sesi pertemuan di daerah kantong perlawanan Stepanakert, Minggu (27/9/2020).
“Saya mengumumkan darurat militer dan mobilisasi semua orang yang bertanggung jawab atas dinas militer dan berusia lebih dari 18 tahun,” kata Harutyunyan sebagaimana dilansir dari AFP.
Pengumuman tersebut dilontarkan Harutyunyan setelah pertempuran antara Azerbaijan dan Armenia pecah.
Baca: Muncul Dugaan Keterlibatan Kombatan Suriah di Pihak Azerbaijan dalam Konflik di Nagorno-Karabakh
Baca: Republik Azerbaijan Umumkan Kondisi Darurat Militer dalam Bentrokan di Nagorno-Karabakh
Sebagai informasi, Nagorno Karabakh -sebuah wilayah otonom- menjadi rebutan Armenia dan Azerbaijan, dua negara yang merupakan musuh bebuyutan sejak lama.
Pertemuan dengan Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan sempat berkomunikasi melalui panggilan telepon pada Minggu, (27/9/2020).
Keduanya membahas bentrokan di wilayah Nagorno-Karabakh, menurut laporan Kremlin, dikutip dari Reuters, (27/9).
Dalam percakapan, Putin meminta untuk tidak melanjutkan eskalasi konflik.
Putin juga meminta agar semua tindakan militer dihentikan.
Baca: Update Konflik Armenia - Azerbaijan di Nagorno-Karabakh: 23 Tentara Tewas, 100 Lebih Warga Terluka
Baca: Semakin Memanas, 16 Orang Tewas dalam Bentrokan Armenia - Azerbaijan di Nagorno-Karabakh
Azerbaijan Umumkan Darurat Militer
Seperti diberitakan TribunnewsWiki.com sebelumnya, Azerbaijan mengumumkan negaranya dalam kondisi darurat militer.
Tetangga Armenia dan Iran ini menyebut bahwa serangan pasukannya di wilayah Nagorno-Karabakh adalah bentuk balasan atas penembakan pasukan Armenia terhadap lima warga Azerbaijan.
Azerbaijan juga menegaskan bahwa teritorial Nagorno-Karabakh berada di bawah kendalinya.
Bagi Azerbaijan orang-orang Armenia yang mendirikan Republik Artsakh di Nagorno-Karabakh merupakan pemberontak dan kelompok separatis.
Sebaliknya, Armenia mendukung Nagorno-Karabakh lantaran banyak etnis Armenia yang tinggal di sana.
Dukungan Armenia juga diberikan untuk menahan laju okupasi Azerbaijan.
Baca: Update Konflik Armenia - Azerbaijan di Nagorno-Karabakh: 23 Tentara Tewas, 100 Lebih Warga Terluka
Baca: Statistik: Industri China Tumbuh 19,1 %, Laba Rp 1,3 Triliun
Tentang Nagorno-Karabakh
Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah otonom yang sebagian besar dihuni oleh etnis Armenia ini pernah mendeklarasikan kemerdekaan negara baru yang diberi nama Republik Artsakh.
Azerbaijan menganggap pemerintahan di Nagorno-Karabakh (di bawah kendali Republik Artsakh) merupakan kelompok separatis/pemberontak.
Sebaliknya, Armenia bersikukuh punya hak melindungi sebagian besar etnisnya yang berada di Nagorno-Karabakh.
Berdasarkan penulusuran TribunnewsWiki, Azerbaijan masih menganggap memiliki hak de jure atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Pada 26 November 1991, parlemen Azerbaijan menghapus status otonom Nagorno-Karabakh.
Pada masa itu, pemerintah Azerbaijan turut menghapus administratif pemerintahan dan mengubahnya ke dalam rayon-rayon yakni: Khojavend, Tartar, Goranboy, Shusha, dan Kalbajar.
Sebagai respons atas kebijakan pemerintah Azerbaijan, masyarakat yang tinggal di Nagorno-Karabakh (yang mayoritas merupakan warga etnis Armenia) mencetuskan kemerdekaan mereka dengan mendirikan Republik Artsakh.
Namun, sejumlah pemimpin Azerbaijan menyebut gerakan ini sebagai tindakan separatis.
Banyak pemberitaan menyebut penduduk Armenia di Nagorno-Karabakh merupakan 'kelompok separatis Armenia' yang ingin mendirikan negara baru.
Baca: 127 Ribu Pekerja di Victoria Australia Mulai Berangkat ke Kantor Senin Besok
Baca: Galang Dana Rp 114 Juta Bantu Yayasan Kanker, Pria Ini Naik Sepeda Mini Anaknya Sejauh 354 Km
Sampai saat ini status Nagorno-Karabakh secara de facto berada di bawah kendali Republik Artsakh.
Kendati demikian, Republik Artsakh memiliki sedikit pengakuan internasional.
Pada 26 November 1991, Azerbaijan membuat klaim dengan membubarkan republik ini berdasarkan payung hukum yang dikeluarkan.
Nagorno-Karabakh (Republik Artsakh) sebagian besar masih di bawah kendali dari Artsakh Defense Army (militer Nagorno-Karabakh).
Diketahui, orang-orang Armenia di Republik Artsakh mendapat bantuan dari pemerintah Armenia untuk menahan okupasi Azerbaijan.
Konflik keduanya pecah pada 1987 dan memuncak pada 1991.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)