Orangtua Harus Waspada, Studi Tunjukkan Gejala Covid-19 pada Anak Berbeda dengan Orang Dewasa

Penelitian terbaru menunjukkan gejala penularan Covid-19 pada anak berbeda dengan orang dewasa


zoom-inlihat foto
ilustrasi-gejala-covid-19-pada-anak-berbeda-dengan-orang-dewasa.jpg
pixabay.com
ILUSTRASI - Gejala Covid-19 pada anak berbeda dengan orang dewasa.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Penularan Covid-19 pada anak-anak harus diwaspadai.

Diberitakan Tribunnews, sebuah studi terbaru mengatakan gejala Covid-19 pada anak berbeda dengan orang dewasa.

Tim peneliti dari Covid-19 Symptoms Tracker menemukan gejala khusus apabila virus corona menyerang anak-anak.

Gejala tersebut antara lain, kelelahan, demam, dan sakit kepala.

Berbeda dengan orang dewasa, anak yang terpapar virus corona justru jarang sekali menunjukkan gejala batuk atau kehilangan penciuman.

"Kami perlu memberi tahu orang-orang bahwa gejala terpapar Covid-19 berbeda-beda tergantung rentang usia," kata Profesor Tim Spector, dari King's College London, yang memimpin penelitian, seperti dikutip dari The Guardian, Kamis (10/9/2020).

Anak-anak bermain dengan latar belakang mural bertemakan Covid-19 di lapangan bulu tangkis Kampung Kali Pasir, Jakarta Pusat, Senin (27/7/2020). Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kini sudah menembus angka 100 ribu kasus.
ILUSTRASI - Anak-anak bermain dengan latar belakang mural bertemakan Covid-19 di lapangan bulu tangkis Kampung Kali Pasir, Jakarta Pusat, Senin (27/7/2020). Jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia kini sudah menembus angka 100 ribu kasus. (Tribun Images/Herudin)

Baca: Kasus Covid-19 Terus Meroket, Polri akan Gelar Razia Masker Gabungan, Sanksi Bakal Lebih Tegas

Penelitian tersebut didasar atas laporan 198 anak terpapar covid-19 di Inggris.

Hasilnya, sepertiga dari mereka tak menunjukkan gejala apa pun.

Sementara sisanya menunjukkan gejala yang berbeda dari orang dewasa.

Hanya 38 persen yang merasakan sakit tenggorokan.

Kemudian 15 persen mengalami penurunan nafsu makan.

Sementara 15 persen mengalami ruam kluit, dan 13 persen mengalami diare.

Baca: 6 Bulan Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ribuan Hoaks hingga Teori Konspirasi yang Persulit Penanganan

Karenanya, tim menganjurkan agar anak-anak tetap melakukan pembelajaran jarak jauh.

"Yang ingin kami lakukan bukanlah mendorong anak untuk menjalani tes, tetapi mendorong konsep pembelajaran jarak jauh untuk meminimalisir aktivitas anak-anak di sekolah." kata Spector.

Spector menambahkan, perbedaan gejala antara anak dan orang dewasa ini, kemungkinkan disebabkan adanya perbedaan sistem kekebalan tubuh masing-masing dalam menanggapi virus.

Berita Terkait: Anak di Bekasi Tertular Covid-19 Gara-gara Orangtua Tak Tertib Terapkan Protokol Kesehatan

ILUSTRASI Anak ketika pandemi Covid-19
ILUSTRASI Anak ketika pandemi Covid-19 (pixabay.com)

Baca: Nasib Sial Gadis Asal Batam, Kubur Mimpi Gagal Seleksi Akpol Akibat Difitnah Positif Corona

Kadinkes Kota Bekasi Tanti Rohilawati menduga bahwa anak-anak terpapar Covid-19 disebabkan perilaku orangtuanya sendiri, yang tak taat menerapkan protokol kesehatan.

“Bisa karena perilaku orangtuanya, misalnya orangtuanya ngobrol sama tetangganya enggak pakai masker. Lalu menular ke anaknya,” ujar Tanti kepada wartawan, Rabu (9/9/2020).

Diberitakan Kompas.com, dia melihat banyak anak-anak di lingkungannya yang bermain tak pakai masker.

Hal inilah yang membuat anak-anak terpapar Covid-19.

Apalagi kata Tanti, saat ini penyebaran virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) sangat cepat melalui udara (airbone).

Baca: Pria 82 Tahun Nekat Mencuri Kotak Sampel Tes Corona, Hanya untuk Dijadikan Pelindung Saat Hujan

“Banyak kan ditemukan, anak-anak bermain ke rumah temannya atau main di lingkungan rumah itu tanpa masker. Karena bisa saja kita tak berbicara dengan satu orang, tetapi virus itu datang dan menular menggunakan udara pada saat kita tidak pakai masker,” kata Tanti.

Terakhir, Tanti juga meminta agar orangtua mengarahkan anaknya untuk taat protokol kesehatan, misalnya, dengan mengenakan masker, rajin mencuci tangan, dan tak berkerumun.

“Ini anak anak juga harus pakai masker tetap. Di tatanan hidup baru ini bagaimana caranya untuk siapapun selalu pakai masker,” tutur Tanti.

Baca: Covid-19 Belum Usai, WHO Sudah Ingatkan Dunia Harus Siap Hadapi Pandemi Berikutnya

Sebelumnya, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengungkapkan, ada 211 anak yang terinfeksi virus corona di Bekasi.

Data itu tercatat secara kumulatif dari awal Maret hingga Agustus 2020.

“Untuk kasus anak di Kota Bekasi dari usia 0-19 tahun dari Maret sampai Agustus itu ada 211 kasus Covid-19,” ujar pria yang akrap disapa Pepen itu kepada wartawan, Selasa (8/9/2020).

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anak-anak di Bekasi Terpapar Covid-19, Penyebabnya Diduga akibat Perilaku Orangtua"

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur) (Kompas.com)





Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved