Sebelumnya, butuh 39, 24, dan 19 hari, masing-masing untuk menambah 5 juta kasus menjadi 10 juta, 15 juta, dan 20 juta.
Angka kasus harian melambat sekitar 1,2% selama Agustus ini.
Angka ini lebih kecil dibandingkan 1,7% pada Juli, 1,8% pada Juni, 2,1 % pada Mei, 4,6% pada April, dan 7,7 % pada Maret.
Pria Hong Kong Kembali Terinfeksi Virus Corona Setelah Sembuh, Strain-nya Berbeda
Peneliti di Universitas Hong Kong menyatakan seorang pria di Hong Kong kembali terinfeksi virus corona setelah dinyatakan sembuh.
Ini adalah kasus terkonfirmasi pertama pasien terjangkit Covid-19 untuk kedua kalinya.
Dilansir dari Nbcnews, (25/8/2020), hasil penemuan ini menunjukkan bahawa mereka yang pulih dari Covid-19 mungkin hanya memiliki kekebalan jangka pendek.
Kasus ini kemungkinan besar akan menjadi perhatian penting bagi para ilmuwan yang saat ini menggunakan antibodi dari pasien Covid-19 yang sembuh, dan mereka yang berupaya mengembangkan vaksin.
Meski demikian, terlalu dini untuk menarik kesimpulan dari kasus tersebut.
Hasiil penelitian itu juga tidak serta merta menimbulkan kepanikan karena infeksi ulang adalah hal yang umum terjadi pada virus corona lainnya.
Akiko Iwasaki, seorang profesor immunobiologi di Yale University, berkomentar melalui akun Twitternya setelah hasil studi dirilis.
Dia mengatakan hasil penelitian itu tidak memperlihatkan sesuatu "yang tak terduga" atau tidak ada kejutan besar.
"Ini bukan alasan untuk panik - ini adalah contoh buku panduan tentang bagaimana kekebalan bekerja," tulis dia.
Menurut hasil studi peneliti Hong Kong itu, pria Hong Kong berumur 33 tahun tersebut mengalami gejala ringan pada akhir Maret ketika dia didiagnosa terjangkit Covid-19.
Dia dirawat di rumah sakit pada 29 Maret.
Namun, gejalanya mereda dan dia dipulangkan pada 14 April.
Infeksi yang kedua terjadi lebih dari empat bulan kemudian, setelah dia kembali ke Hong Kong dari Spanyol melalui Inggris.
Pasien itu dites dan hasilnya positif dan dirawat di rumah sakit.
Namun, menurut hasil studi itu, dia tetap tidak menunjukkan gejala.
Peneliti membandingkan urutan genom virus corona pada infeksi pertama dan kedua.