Indonesia Berencana Impor Besar-besaran Calon Vaksin Covid-19 dari Sinovac China, Berapa Harganya?

Erick Thohir mengatakan, Indonesia akan mengimpor calon vaksin Covid-19 dari Sinovac, China hingga 2021 jika ujicoba saat ini berjalan dengan baik.


zoom-inlihat foto
ilustrasi-penyuntikan-vaksin-covid-19-1.jpg
Pixabay - huntlh / 30 foto
FOTO: Ilustrasi penyuntikan vaksin Covid-19


Erick menambahkan, jika nantinya terjadi transfer pengetahuan dan teknologi dari kerja sama ini, maka misi Indonesia untuk imunisasi massal vaksin Covid-19 di awal 2021 bisa terwujud.

“Ibu Menlu dan saya juga menekankan ketika ditemukan Sinovac kita memastikan transfer teknologi itu bukan hanya sekedar beli (impor), dan ini yang saya harapkan kita semua agar bisa bangkit," kata Erick.

"Sesuai dengan timeline yang sudah dipastikan oleh Ibu Menlu tadi, bagaimana imunisasi buat masal dan Indonesia bisa segera tahun depan," kata Erick lagi.

Vaksin Covid-19 dari berbagai negara

 Apabila uji klinis berjalan baik, akan ada 30 juta dosis vaksin Covid-19 yang didapatkan Indonesia pada akhir tahun ini.

Sebanyak 30 juta dosis ini bisa digunakan untuk memvaksinasi 15 juta penduduk Indonesia.

Satu orang kemungkinan akan membutuhkan dua dosis vaksin Covid-19.

Jumlah tersebut merupakan total dosis vaksin yang didapatkan dari kerja sama Indonesia dengan perusahaan vaksin dari China, Sinovac, dan perusahaan Uni Emirat Arab (UAE), G42.

Hal ini dikatakan oleh  Wakil Ketua Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir.

Saat ini, Indonesia juga menjadi salah satu tempat uji klinis tahap 3 vaksin buatan Sinovac.

2 petugas KRL penemu uang Rp 500 Juta diberi hadiah asuransi jiwa senilai Rp 500 juta tiap orangnya yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri BUMN Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/7/2020).
2 petugas KRL penemu uang Rp 500 Juta diberi hadiah asuransi jiwa senilai Rp 500 juta tiap orangnya yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri BUMN Erick Thohir di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (13/7/2020). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww)

"Kalau diakumulasi dari kerja sama UEA dan China kita akan mendapatkan 30 juta vaksin di 2020," ujar Erick dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis (27/8/2020), dikutip dari Kompas.

"Kalau satu orang membutuhkan dua dosis, sehingga ada 15 juta orang yang bisa divaksin di akhir tahun 2020 jika uji klinisnya berjalan dengan baik," tuturnya.

Sementara itu, pemerintah masih terus menyusun kesepakatan kerja sama pengadaan vaksin untuk 2021.

"Untuk tahun 2021 sendiri, total komitmen ini kita masih meng-arrange, ada yang 290 juta sampai 340 juta," ucap Erick.

Erick mengatakan vaksin Covid-19 yang dikembangkan G42 dan Sinovac diberikan sebanyak dua kali untuk satu orang.

Vaksin diberikan dalam jeda waktu dua minggu. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan saat ini untuk imunitas jangka pendek.

Baca: Optimis Hasilkan Vaksin Berlebih, Jokowi Bakal Jual Vaksin Covid-19 Merah Putih ke Negara Lain

Baca: Jokowi Yakinkan Pelaku UMKM, Perekonomian Indonesia akan Pulih Pasca Vaksin Covid-19 Ditemukan

"Kami tekankan ada dua kali dosis penyuntikan dengan jeda dua minggu. Sebagai catatan, vaksin untuk Covid-19 yang ditemukan hari ini jangkanya masih enam bulan sampai dua tahun," ujarnya.

Erick mengatakan uji klinis vaksin Covid-19 ini masih terus dilakukan.

Sinovac sendiri saat ini tengah melakukan uji klinis tahap tiga di Indonesia, Bangladesh, Arab Saudi, dan Turki.

Di Indonesia, Sinovac bekerja sama dengan PT Bio Farma. Sementara itu, G42 melakukan uji klinis sendiri di UEA.





Halaman
123
Penulis: Haris Chaebar
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved