Vladimir Putin Dikabarkan Pakai Racun buat Habisi Lawan Politik, Hancurkan Organ Vital Perlahan

Presiden Rusia Vladimir Putin dikabarkan kerap menggunakan racun untuk menyingkirkan lawan politiknya


zoom-inlihat foto
presiden-rusia-vladimir-putin-12.jpg
Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP
(ILUSTRASI) File foto ini diambil pada 7 Februari 2020 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kiri) berjalan selama pertemuan mereka di resor Laut Hitam Sochi. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membahas protes yang mengguncang negaranya dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus, kantor berita negara Belarusia Belta melaporkan.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Rusia digegerkan dengan sakitnya pemimpin oposisi Alexei Navalny.

Menyusul jatuh sakitnya oposisi pemerintah Rusia itu, langsung muncul isu penggunaan racun.

Pasalnya, Navalny merupakan sosok yang kerap melontarkan kritik pada Kremlin dan Presiden Vladimir Putin.

Ketika ia jatuh sakit, sang penasihat langsung menaruh kecurigaan Alexei Navalny diracun, seperti diberitakan Intisari Online, Senin (24/8/2020).

Isu ini langsung menyebar dan menjadi pembicaraan di berbagai media.

Tak mengherankan, mengingat Presiden Rusia, Vladimir Putin, dilaporkan kerap menggunakan racun untuk menyerang lawan politik.

Putin adalah salah satu pemimpin negara yang kontroversial, ia terkenal 'membungkam' kritik lawan politiknya dengan racun.

Budaya Pembunuhan dengan Racun Sudah Lama Ada di Rusia

Ilustrasi Racun
Ilustrasi Racun (Tribunnews.com)

Baca: Tolak Tawaran Vaksin Covid-19 Rusia, AS: Tak Mungkin AS Coba Vaksin Rusia ke Monyet, Apalagi Manusia

Budaya membunuh rival politik dengan racun sudah lama ada di Rusia, salah satunya yang terjadi di tahun 1453.

Pada tahun itu, Dmitry Shemyaka, penasihat kerajaan Moskow, menyantap hidangan ayam untuk makan malam dan 12 hari setelahnya ia menderita dalam rasa sakit luar biasa kemudian ia meninggal.

Rupanya juru masaknya telah disuap oleh musuh politiknya dan menaruh racun di hidangannya.

Memang budaya ini sudah lama ditinggalkan, tapi ancaman ini tetap hidup terutama di era Vladimir Putin.

Sakitnya Navalny dan Pola 'Serangan Racun' yang Sudah Ada

Alexei Navalny, seorang kritikus yang gencar kritik Presiden Vladimir Putin diracun di pesawat
Alexei Navalny, seorang kritikus yang gencar kritik Presiden Vladimir Putin diracun di pesawat (Tangkap layar Aljazeera)

Baca: Di Tengah Konflik dengan AS dan India, Xi Jinping Jalin Kesepakatan dengan Vladimir Putin

Memang, jatuh sakitnya Alexei Navalny tidak bisa serta merta dianggap tindakan Putin meracuni lawan politiknya.

Namun, kejadian itu cocok dengan pola yang sudah umum terjadi di sekitar Putin.

Navalny (44) jatuh sakit Kamis lalu setelah terbang dari bandara Siberia.

Ia sekarang berada dalam kondisi koma, dan stafnya mengatakan ia telah diracun.

Namun pemerintah menampik hal itu dan kemudian melarang perpindahannya ke luar negeri untuk diobati.

Tindakan meracuni orang lain memang terlihat cara kuno untuk membunuh, terutama ketika kritikus Kremlin lain telah ditembak mati.

Namun kebingungan dan intrik yang ditimbulkan metode ini menjadi alasan mengapa Putin senang menggunakannya.

"Jika Anda adalah rezim yang bersedia untuk membunuh musuh di dalam dan luar negeri, Anda harus memutuskan prioritas Anda: kemudahan, kehalusan atau sandiwara," ujar Mark Galeotti, direktur firma Mayak Intelligence di London.

"Untuk alasan kedua dan ketiga, racun adalah alat yang tepat."

Semenjak Navalny jatuh koma, kritik untuk pemerintah Rusia terutama kepada Putin telah menjalar ke mana saja.

Baca: Jelang Pilres AS 2020, Gedung Putih Sebut China dan Rusia Hendak Melemahkan Capres Trump dan Biden

Ada yang menganggap Putin memang terlibat langsung dalam upaya peracunan itu.

Jika dilihat Putin memang memiliki latar belakang mata-mata Soviet, menjadikannya sosok yang mahir dan tahu jenis-jenis racun.

Ada juga yang berargumen Putin 'tidak sepenuhnya salah' dan hanya sebabkan atmosfer tanpa hukum di mana rekan-rekannya merasa tindakan meracuni orang lain tidak akan dihukum.

"Entah Putin secara pribadi terlibat atau tidak dalam hal ini, ia memang di balik semua upaya untuk mempertahankan kontrol melalui intimidasi dan pembunuhan," ujar John Sipher, eks-pemegang komando pangkalan CIA di Moskow.

Navalny tidak memiliki musuh tertentu, tapi upaya meracuni orang memerlukan pemahaman tertentu dan rencana yang rumit.

Sementara itu Tatiana Stanovaya, akademisi di Carnegie Moscow Center, menulis postingan publik di Telegram yang mengatakan: "apapun motifnya entah pembunuhan berencana atau taktik menakut-nakuti, tindakan meracuni selalu berhubungan dengan jasa keamanan."

Bukti-bukti Putin 'Rajin' Meracun Lawan Politik

(ILUSTRASI) File foto ini diambil pada 7 Februari 2020 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kiri) berjalan selama pertemuan mereka di resor Laut Hitam Sochi. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membahas protes yang mengguncang negaranya dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus, kantor berita negara Belarusia Belta melaporkan.
(ILUSTRASI) File foto ini diambil pada 7 Februari 2020 menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin (tengah) dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko (kiri) berjalan selama pertemuan mereka di resor Laut Hitam Sochi. Presiden Belarusia Alexander Lukashenko membahas protes yang mengguncang negaranya dengan mitranya dari Rusia Vladimir Putin pada 15 Agustus, kantor berita negara Belarusia Belta melaporkan. (Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP)

Baca: Vladimir Putin Umumkan Vaksin Covid-19 Buatan Rusia Efektif Kembangkan Imun Tubuh Relawan

Selanjutnya ada bukti kuat lagi bahwa Putin memang 'rajin' meracuni musuh-musuhnya.

Tahun 2004, saat masa jabatan pertama Putin sebagai pemimpin Rusia, jurnalis investigasi Anna Politkovskaya mengklaim ia telah sengaja diracun setelah meminum segelas teh di penerbangan domestik.

Ia selamat, tapi kurang dari dua tahun kemudian, Politkovskaya ditembak mati di luar apartemennya di Moskow.

Walau 5 orang dinyatakan bersalah untuk melakukan pembunuhan itu, tidak ada yang didakwa telah menyuruh hal tersebut untuk dilakukan.

Selanjutnya seorang aktivis oposisi Vladimir Kara-Murza Jr. mengatakan bahwa ia telah diracun dua kali.

Yang pertama adalah pada 2015 dan yang kedua pada 2017.

Racun di tahun 2015 sebabkan ia menderita gagal ginjal, sedangkan racun di tahun 2017 sebabkan ia koma berkepanjangan.

"Terlepas dari betapa sadis, betapa sakit dan kemungkinan sembuh yang kecil, metode racun memberi pihak berwenang kemampuan menampik dengan jangka waktu tertentu," tulis Kara-Murza di kolom opini The Washington Post.

Baca: Ketegangan Diplomatik Meninggi, China dan Rusia Kompak Sebut AS sebagai Biang Kisruh di Negara Lain

Kemudian aktivis Pyotr Verzilov, ia diterbangkan ke Berlin untuk perawatan sejak jatuh sakit di tahun 2018.

Ia menyalahkan pihak berwenang Rusia, yang menolak keterlibatan apapun.

Dokter Jerman curiga ia diracun, tapi tidak ada jejak untuk temukan racunnya.

"Gejala yang kurasakan di jam-jam awal saat aku diracun SANGAT mirip dengan apa yang terjadi kepada Navalny saat ini," tulis Verzilov di Twitter Kamis kemarin.

Layaknya Verzilovw, Navalny diharapkan mendapat perawatan di Berlin.

Namun tidak ada jaminan ia tetap aman di sana.

Namun kejadian mengerikan adalah di tahun 2006, mantan mata-mata Rusia Alexander Litvinenko dijamu teh dalam pertemuan dengan dua mantan agen Rusia di sebuah hotel di pusat kota London.

Pria itu telah lama hidup dalam pengasingan di Inggris sejak 2000 setelah ia menjadi kritikus Putin.

Hancurkan Organ Vital Perlahan

Ilustrasi racun
Ilustrasi racun (Tribunnews.com)

Selanjutnya setelah pertemuan itu, Litvinenko menjadi sakit dan dirawat di rumah sakit selama 3 minggu.

Salah satu anggota tim medisnya, Amit Nathwani mengatakan kepada BBC jika "organ vitalnya hancur dalam pola yang teratur."

Investigator Inggris kemudian menyimpulkan jika Litvinenko telah diracun dengan bahan radioaktif polonium-210 yang membunuhnya dengan pelan.

Ia akhirnya meninggal karena sindrom radiasi akut.

Pihak Inggris menyimpulkan agen Rusia terlibat dengan hal ini, dan Putin telah menyetujuinya. Kremlin menampik hal itu.

Andrei Soldatov, jurnalis Rusia yang membantu menulis mengenai buangan Rusia, mengatakan Moskow dan sekutunya telah menggunakan racun untuk menghantam target mereka selama Perang Dingin.

"KGB lama Soviet telah memperbaiki strategi ini menjadi sempurna," ujar Soldatov.

"Racun itu unik karena korban tidak menderita sendiri. Keluarga dan teman-temannya juga mengalami pengalaman mengerikan melihat mereka menderita."

Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Bikin Organ Vital Hancur Secara Perlahan, Ini Alasan Putin Rajin Berkali-kali Gunakan Racun untuk Menghantam Lawan Politiknya

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Nur) (Intisari)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Legenda Kelam Malin

    Legenda Kelam Malin Kundang adalah sebuah film drama
  • Film - Namaku Dick (2008)

    Namaku Dick adalah sebuah film drama komedi Indonesia
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved