Dalam hati berkata, tak apa aku mati hari ini asal bangsa kami bisa merdeka
Bukan harta yang diinginkannya, melainkan kebebasan
Kebebasan untuk hidup tenang di tanah kelahiran
Tak gentar walau menghadapi moncong besi
Karna baginya, lebih baik mati daripada tunduk pada kompeni
Terimakasih untuk kalian para pahlawan yang bahkan namanya tak tercacat dalam buku sejarah
Karna mereka, kini kita bisa menikmati matahari terbit dan tidur nyenyak di bawah sang bintang
Baca: Benarkah Mikrofon Pembacaan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah Hasil Curian? Ini Sejarahnya
Disclaimer: artikel ini hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka. Artinya, jawaban tidak terpaku seperti di atas.
Panduan orangtua untuk tayangan yang menekankan kompetensi literasi
Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi literasi anak dari melihat tayangan:
Sebelum tayangan
Kurang lebih 10 menit sebelum program ditayangkan, orang tua mengajak anak duduk bersama dengan sikap rileks dan menjelaskan sekilas tentang lamanya tayangan dan aktivitas yang akan dilakukan dengan anak saat dan/atau sesudah menyaksikan tayangan tersebut.
Anak juga menyiapkan alat tulis.
Baca: Kisah di Balik Pembuatan Naskah Proklamasi 17 Agustus 1945, Soekarno Robek Naskah Berkali-Kali
Setelah tayangan:
1. Dampingi anak ketika sedang menyimak tayangan, kemudian minta anak untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaan sendiri, baik lisan maupun tertulis, dari tayangan tersebut.
Selanjutnya, orang tua perlu mendengarkan, membaca apa yang disampaikan anak, dan memberi umpan balik berupa tanya jawab, diskusi dan pujian.
Lakukan diskusi dengan anak terkait hasil tulisannya.
2. Perhatikan tema, topik, gagasan, atau ide yang dirasa belum pas dan beri waktu kepada anak untuk mengemukaan pendapatnya dan memperbaiki tulisannya.
Jika orang tua mengalami kesulitan, bisa diskusi bersama keluarga dan guru.
3. Mintalah anak untuk membacakan hasil tulisannya.
Perhatikan cara duduk, jarak dari buku ke mata, posisi sikap yang baik, dan intonasi pembacaan. Selanjutnya, bersama-sama orang tua dan anak menyimpulkan bacaan.
Ekspresi akan keluar dengan sendirinya ketika kita menggunakan lafal, intonasi dan tekanan dalam membaca puisi.
(Tribunnewswiki.com/Ami)