TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menurut laporan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), jumlah bom nuklir yang dimiliki Korea Utara berkisar antara 20-60 bom.
Selain itu, Angkatan Darat AS juga meyakini Korea Utara bisa menghasilkan enam perangkat baru tiap tahun.
Dalam beberapa laporan, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu bahkan disebut bisa memiliki 100 bom pada akhir tahun 2020.
Dilansir dari Yonhap yang mengutip Kontan, tak hanya senjata nuklir, Korea Utara juga diyakini mempunyai ribuan ton senjata kimia.
Dengan jumlah sebanyak itu, maka Angkatan Darat AS menyebut Korea Utara sebagai negara dengan jumlah senjata kimia terbesar ketiga di dunia.
Pyongyang tidak mungkin menyerahkan senjata-senjata itu, hal ini untuk memastikan kelangsungan hidup rezim.
Baca: Korea Utara Dilanda Banjir dan Kesulitan Ekonomi, Kim Jong Un Bakal Kumpulkan Anggota Partai Buruh
Hal ini dikatakan Markas Besar Angkatan Darat AS dalam laporannya berjudul "Taktik Korea Utara" yang terbit bulan lalu.
"Perkiraan senjata nuklir Korea Utara berkisar antara 20-60 bom, dengan kemampuan untuk menghasilkan 6 perangkat baru setiap tahun," kata Angkatan Darat AS seperti dikutip kantor berita Yonhap, Rabu (19/8/2020).
"Korea Utara membuat senjata nuklir karena para pemimpinnya mengira, ancaman serangan nuklir akan mencegah negara-negara lain mempertimbangkan perubahan rezim," sebut Angkatan Darat AS dalam laporan itu.
Menurut Angkatan Darat AS, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berkaca pada kasus Muammar Gaddafi dari Libya dan "tidak ingin hal serupa terjadi di Korea Utara".
Baca: Korea Utara Cabut Lockdown Covid-19, Tak Sudi Terima Bantuan Meski Tengah Dilanda Bencana Banjir
Negosiasi antara Washington dan Pyongyang mengenai program nuklir Korea Utara telah terhenti sejak Februari tahun lalu, ketika pertemuan puncak kedua antara Presiden AS Donald Trump dan Kim di Hanoi, Vietnam gagal.
Senjata kimia
Laporan Angkatan Darat AS juga menunjukkan Pyongyang kemungkinan memiliki "2.500-5.000 ton senjata kimia dari sekitar 20 jenis yang berbeda, menjadikannya pemilik agen kimia terbesar ketiga di dunia".
"Sangat mungkin militer Korea Utara akan melakukannya, menggunakan peluru artileri kimia," kata Angkatan Darat AS.
Korea Utara juga telah melakukan penelitian tentang senjata biologis dan kemungkinan senjata antraks atau cacar, yang dapat mereka pasang di rudal untuk digunakan melawan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.
"Hanya 1 kilogram antraks bisa membunuh hingga 50.000 orang di Seoul," ungkap Angkatan Darat AS.
Angkatan Darat AS pun meyakini Korea Utara telah mengamankan kemampuan perang komputer tingkat lanjut, yang merupakan sarana utama diplomasi koersif lainnya.
Baca: 60 Persen Warga Korea Utara Alami Krisis Kerawanan Pangan Akibat Pandemi Covid-19 dan Badai Jangmi
Di bawah Unit Panduan Perang Siber, lebih populer dengan sebutan Biro 121, Korea Utara mengelola lebih dari 6.000 peretas.
Banyak di antaranya beroperasi di negara asing, seperti Belarusia, China, India, Malaysia, dan Rusia.
"Korea Utara berhasil melakukan aktivitas perang komputer invasif dari keamanan wilayahnya sendiri," kata Angkatan Darat AS.