Angkatan Darat AS Sebut Korea Utara Miliki Ribuan Ton Senjata Kimia dan Puluhan Bom Nuklir

Angkatan Darat AS menyebut Korea Utara sebagai negara dengan jumlah senjata kimia terbesar ketiga di dunia


zoom-inlihat foto
rudal-korea-utara-misil-uji-coba-militer.jpg
AFP/Jung Yeon Je
Masyarakat tengah melihat siaran berita televisi yang memperlihatkan rekaman uji coba rudal oleh Korea Utara di sebuah stasiun kereta di Seoul, Korea Selatan, Selasa (14/4/2020). Angkatan Darat Amerika Serikat menyebut Korea Utara memiliki puluhan bom nuklir.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menurut laporan Angkatan Darat Amerika Serikat (AS), jumlah bom nuklir yang dimiliki Korea Utara berkisar antara 20-60 bom.

Selain itu, Angkatan Darat AS juga meyakini Korea Utara bisa menghasilkan enam perangkat baru tiap tahun.

Dalam beberapa laporan, negara yang dipimpin Kim Jong Un itu bahkan disebut bisa memiliki 100 bom pada akhir tahun 2020.

Dilansir dari Yonhap yang mengutip Kontan, tak hanya senjata nuklir, Korea Utara juga diyakini mempunyai ribuan ton senjata kimia.

Dengan jumlah sebanyak itu, maka Angkatan Darat AS menyebut Korea Utara sebagai negara dengan jumlah senjata kimia terbesar ketiga di dunia.

Pyongyang tidak mungkin menyerahkan senjata-senjata itu, hal ini untuk memastikan kelangsungan hidup rezim.

Baca: Korea Utara Dilanda Banjir dan Kesulitan Ekonomi, Kim Jong Un Bakal Kumpulkan Anggota Partai Buruh

Tentara Korea Selatan berpatroli di Inje, dekat perbatasan Korea Utara, Selasa (16/6/2020).
Tentara Korea Selatan berpatroli di Inje, dekat perbatasan Korea Utara, Selasa (16/6/2020). (AFP/Ed JONES)

Hal ini dikatakan Markas Besar Angkatan Darat AS dalam laporannya berjudul "Taktik Korea Utara" yang terbit bulan lalu.

"Perkiraan senjata nuklir Korea Utara berkisar antara 20-60 bom, dengan kemampuan untuk menghasilkan 6 perangkat baru setiap tahun," kata Angkatan Darat AS seperti dikutip kantor berita Yonhap, Rabu (19/8/2020).

"Korea Utara membuat senjata nuklir karena para pemimpinnya mengira, ancaman serangan nuklir akan mencegah negara-negara lain mempertimbangkan perubahan rezim," sebut Angkatan Darat AS dalam laporan itu.

Menurut Angkatan Darat AS, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berkaca pada kasus Muammar Gaddafi dari Libya dan "tidak ingin hal serupa terjadi di Korea Utara".

Baca: Korea Utara Cabut Lockdown Covid-19, Tak Sudi Terima Bantuan Meski Tengah Dilanda Bencana Banjir

Negosiasi antara Washington dan Pyongyang mengenai program nuklir Korea Utara telah terhenti sejak Februari tahun lalu, ketika pertemuan puncak kedua antara Presiden AS Donald Trump dan Kim di Hanoi, Vietnam gagal.

Senjata kimia

Laporan Angkatan Darat AS juga menunjukkan Pyongyang kemungkinan memiliki "2.500-5.000 ton senjata kimia dari sekitar 20 jenis yang berbeda, menjadikannya pemilik agen kimia terbesar ketiga di dunia". 

"Sangat mungkin militer Korea Utara akan melakukannya, menggunakan peluru artileri kimia," kata Angkatan Darat AS.

Korea Utara juga telah melakukan penelitian tentang senjata biologis dan kemungkinan senjata antraks atau cacar, yang dapat mereka pasang di rudal untuk digunakan melawan Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jepang.

"Hanya 1 kilogram antraks bisa membunuh hingga 50.000 orang di Seoul," ungkap Angkatan Darat AS.

Angkatan Darat AS pun meyakini Korea Utara telah mengamankan kemampuan perang komputer tingkat lanjut, yang merupakan sarana utama diplomasi koersif lainnya.

Baca: 60 Persen Warga Korea Utara Alami Krisis Kerawanan Pangan Akibat Pandemi Covid-19 dan Badai Jangmi

Di bawah Unit Panduan Perang Siber, lebih populer dengan sebutan Biro 121, Korea Utara mengelola lebih dari 6.000 peretas.

Banyak di antaranya beroperasi di negara asing, seperti Belarusia, China, India, Malaysia, dan Rusia.

"Korea Utara berhasil melakukan aktivitas perang komputer invasif dari keamanan wilayahnya sendiri," kata Angkatan Darat AS.





Halaman
123
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved