Normalisasi Hubungan Diplomatik UEA-Israel, Apa yang Disepakati?

Satu capaian dalam kesepakatan ini adalah Israel akan menunda rencana aneksasi sebagian besar wilayah Tepi Barat / West Bank.


zoom-inlihat foto
perdana-menteri-israel-benjamin-netanyahu-dan-putra-mahkota-abu-dhabi-mohammed-bin-zayed.jpg
GALI TIBBON, Odd ANDERSEN / AFP
KOLASE FOTO: Foto 28 Mei 2017, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) di Yerusalem dan foto pada 12 Juni 2019, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed bin Zayed di Berlin. Israel dan UEA sepakat untuk menormalisasi hubungan diplomatik dengan dimediasi oleh AS.


Jika aneksasi dilaksanakan, sebagian Tepi Barat akan resmi menjadi wilayah Israel.

"Tiada perubahan dalam rencana saya untuk menerapkan kedaulatan kami di Yudea dan Samaria [Tepi Barat] dengan bekerja sama penuh dengan AS. Saya berkomitmen padanya. Itu belum berubah. Saya ingatkan Anda bahwa sayalah yang menempatkan isu kedaulatan di Yudea dan Samaria di meja. Isu ini masih ada di atas meja," ujar Netanyahu, dikutip dari BBC, Jumat (14/8).

Respons UEA atas Kritikan Palestina

Sebagai informasi, Palestina mengkritik perjanjian normalisasi hubungan diplomatik kedua negara.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyebut kesepakatan hubungan diplomatik Israel-UEA adalah bentuk pengkhianatan.

Abbas menuntut agar kesepakatan ini dibatalkan.

Ditanya mengenai kritik Palestina atas kesepakatan dengan Israel, Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash menyebut wilayah Timur Tengah sangat terkotak-kotak.

Ia telah menduga akan ada 'kebisingan' atas kebijakan yang dibuat.

"Kami mempertimbangkannya hingga sakit mengenai hal ini," ujarnya, namun pada akhirnya memutuskan "mari kita lakukan".

Kecaman Keras Iran

Kementerian Luar Negeri Iran mengecam keras kesepakatan bersejarah hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel.

Iran menyebut hubungan diplomatik UEA-Israel sebagai tusukan dari belakang terhadap umat Muslim.

Melalui siaran televisi pemerintah Iran, Jumat (14/8/2020), Kemenlu menyebut bahwa normalisasi hubungan kedua negara tersebut 'berbahaya' dan 'memalukan'.

Adapun Iran memperingatkan UEA agar jangan sampai ada campur tangan Israel dalam urusan politik di kawasan Teluk Persia.

"Pemerintah UEA dan lainnya harus bertanggungjawab atas konsekuensi kebijakan ini," tulis pernyataan tersebut dikutip dari Associated Press, Jumat (14/8/2020).

Dalam kesepakatan yang dicapai oleh Israel, UEA, dan Amerika Serikat, mereka setuju untuk membuka serta menjalin hubungan diplomatik sepenuhnya.

Baca: Mantan Petinggi Israel Terang-terangan Rayakan Ledakan Dahsyat di Beirut, Buat Rakyat Lebanon Geram

FOTO: Sebuah bangunan di pesisir kota Israel, Tel Aviv diterangi dengan warna bendera nasional Uni Emirat Arab pada 13 Agustus 2020. Israel dan UEA setuju untuk menormalisasi hubungan yang ditengahi AS. Perjanjian tersebut, yang pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump di Twitter, akan membuat Israel menghentikan rencananya untuk menganeksasi sebagian besar Tepi Barat yang diduduki, menurut UEA.
FOTO: Sebuah bangunan di pesisir kota Israel, Tel Aviv diterangi dengan warna bendera nasional Uni Emirat Arab pada 13 Agustus 2020. Israel dan UEA setuju untuk menormalisasi hubungan yang ditengahi AS. Perjanjian tersebut, yang pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump di Twitter, akan membuat Israel menghentikan rencananya untuk menganeksasi sebagian besar Tepi Barat yang diduduki, menurut UEA. (JACK GUEZ / AFP)

Satu hal yang dicapai adalah Israel akan berhenti melakukan aneksasi lahan Palestina, pada Kamis (13/8).

Pengumuman ini menjadikan UEA sebagai negara teluk pertama dan negara Arab ketiga yang mempunyai hubungan diplomatik aktif dengan Israel.

Strategi Bodoh

Tak tanggung-tanggung, Iran menyebut pembentukan hubungan diplomatik Israel dan UEA sebagai 'strategi bodoh'.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved