Kelompok Jihad Palestina Marah Atas Kesepakatan Diplomatik UEA-Israel

Kelompok yang mendapat label 'teroris' oleh sejumlah negara ini mengancam kesepakatan UEA-Israel "tidak mengubah realitas konflik" di Timur Tengah.


zoom-inlihat foto
palestina-orang-orang-87.jpg
Pixabay - hosny_salah / 9 foto
FOTO: [Ilustrasi] Tiga orang pria terlihat berada di sekitar gemuruh hitam asap dan kobaran api. Seorang pria nampak membawa bendera Palestina yang telah robek, sementara satu orang terlihat menunduk, sedangkan pria yang berdiri terlihat melemparkan sesuatu ke balik pekatnya asap


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Sebuah kelompok ekstrim Palestina dilaporkan marah atas kesepakatan diplomatik Uni Emirat Arab dan Israel.

Organisasi bernama Palestinian Islamic Jihad (PIJ) ini memperingatkan otoritas Uni Emirat Arab dengan menyebut bahwa 'normalisasi' adalah tanda 'menyerah'.

Kelompok yang mendapat label 'teroris' oleh Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Jepang, Kanada, Australia dan New Zealand ini mengancam bahwa kesepakatan diplomatik UEA-Israel "tidak akan mengubah realitas konflik" di Timur Tengah.

Mohammed al-Hindi, pemimpin PIJ di Jalur Gaza menyebut bahwa perjanjian UEA-Israel adalah "kehancuran politik, strategi, dan moral Uni Emirat Arab".

Laporan Jerussalem Post, Jumat (14/8/2020) ini juga menyoroti komentar para militan ekstrim di Gaza.

Anggota 'Komite Perlawanan' -sebuah kelompok ekstrim lainnya- mengatakan perjanjian ini hanyalah bagian dari konspirasi Israel dan Uni Emirat Arab.

Baca: Palestina: Kesepakatan Diplomatik UEA-Israel adalah Pengkhianatan

FOTO: Ilustrasi seorang pria mengibarkan bendera Palestina
FOTO: Ilustrasi seorang pria mengibarkan bendera Palestina (Unsplash - Ahmed Abu Hameeda @ahmed96 @ahmed96)

"[Perjanjian] mereka menunjukkan adanya konspirasi di belakang orang-orang dan tujuan kami," katanya.

"Kami menganggap ini sebagai tikaman racun yang berbahaya bagi bangsa dan sejarah," tambahnya, dikutip dari Jerussalem Post, (14/8).

Hamas -sebuah kelompok yang didukung Iran- turut mengecam perjanjian tersebut.

Jubir Hamas, Hazem Qassem mengatakan kesepakatan diplomatik Israel-UEA hanya akan "membuat Israel melanjutkan agresinya terhadap Palestina".

"[Perjanjian] ini dapat mengabaikan hak-hak rakyat Palestina," kata juru bicara Hamas, Hazem Qassem.

Sementara itu, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menegaskan kepada UEA agar tidak ikut campur atas urusan Palestina.

Kepada UEA, Ashrawi mengatakan, "Tolong jangan bantu kami."

Anggota Komite Eksekutif PLO, Hanan Ashrawi, melalui Twitter mengatakan kesepakatan ini "membuka kontak-kontak rahasia antara UEA dan Israel".

"Alih-alih mencaplok Tepi Barat, Israel justru malah menguasai Uni Emirat Arab" katanya kepada The Jerusalem Post, Kamis (13/8).

"Ini adalah perkembangan yang sangat berbahaya yang membutuhkan tanggapan tidak hanya dari Palestina tetapi seluruh negara Arab,"tambahnya.

Menurut Ashrawi, perjanjian UEA-Israel melanggar Prakarsa Perdamaian Arab 2002, yang menyatakan bahwa negara-negara Arab hanya akan menjalin hubungan normal dengan Israel 'dalam konteks perdamaian yang komprehensif ketika adanya penarikan penuh Israel dari semua wilayah yang diduduki sejak 1967," kata pejabat itu.

Cacian di Medsos

Sejumlah orang-orang Palestina dan para simpatisan mengutuk kesepakatan UEA-Israel (yang dimediasi AS) dengan cacian di sejumlah akun di media sosial.

Baca: PM Yordania: Konsep Satu Negara atas Sengketa Wilayah Israel-Palestina adalah Solusi Demokratis

FOTO: Seorang pria menggandeng tangan anak kecil yang membawa bendera Palestina
FOTO: Seorang pria menggandeng tangan anak kecil yang membawa bendera Palestina (Pixabay - hosny_salah / 9 foto)

Dipantau Jerussalem Post, Kamis (13/8), mereka mengekspresikan kemarahan atas perjanjian tersebut, yang sebagian dari mereka menyebutnya sebagai 'Nakba baru'





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved