Menurut sumber-sumber resmi, kelompok ini merupakan bagian dari jaringan militan Haqqani, yang memiliki relasi ke Taliban.
Janji Pemerintah
Dengan adanya pembebasan ini, maka pemerintah dinilai memenuhi janji membebaskan total 5.000 tahanan.
Sisa tahanan yang belum dibebaskan masih belum mendapat komentar dari pihak Taliban.
Baca: Rusia Dituding Tawarkan Hadiah pada Taliban untuk Membunuh Pasukan AS di Afghanistan
Sebuah sumber diplomat barat melaporkan pembicaraan antara pemerintah dan Taliban akan digelar di Doha, Qatar pada pekan ini.
Jalan menuju perdamaian
Keputusan pembebasan tahanan ini turut mengakhiri lima bulan alotnya dialog antara Amerika Serikat dan Taliban
Diketahui AS menyetujui adanya pembebasan tahanan Taliban sebagai syarat kembalinya pembicaraan kedua negara.
Beberapa hari terakhir, AS mendorong majelis Loya Jirga mendukung pembebasan para tahanan, meskipun langkah ini dinilai kurang mampu membuat proses perdamaian.
Pakistan, sebagai negara tetangga sempat dipandang mampu berperan menjadi mediator menuju perundingan.
"Kami harap dengan adanya langkah pembebasan tahanan seperti dalam perjanjian damai AS-Taliban, maka semoga negosiasi Intra-Afghanistan, segera dimulai," kata kantor luar negeri Pakistan dalam pernyataan.
Sebagai informasi, sebelum Loya Jirga terselenggara, organisasi hak asasi manusia internasional, Human Rights Watch mencatat beberapa hal.
Diantaranya memperingatkan bahwa narapidana merupakan tahanan pelanggaran 'undang-undang terorisme' yang di dalamnya terlalu luas untuk mengatur penahanan yang tak berbatas.
Baca: Bom Bunuh Diri Taliban dalam Kampanye Presiden Afghanistan, 24 Orang Tewas
Pemilu AS bulan November 2020, menempatkan Trump sebagai calon presiden yang dinilai sangat ingin memenuhi janji kampanyenya untuk mengakhiri perang terpanjang di Amerika Serikat.
Apabila kesepakatan AS-Taliban dapat ditempuh, maka AS otomatis akan menarik ke luar pasukannya.
Penarikan ini tentu membuat pasukan AS akan berjumlah kurang dari 5000 pada akhir November 2020.
Dalam sebuah wawancara, Menhan AS, Mark Esper menyebut, jumlah pasukan AS saat ini turun dengan total sekitar 8.600 anggota.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Dinar Fitra Maghiszha)