TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kreditplus diterpa isu miring terkait data para penggunanya yang bocor dan diperjualbelikan.
Ketua CISSRec, Pratama Persadha, menjelaskan data nasabah yang dijual tersebut cukup lengkap dan mudah untuk diakses.
Sehingga, kebocoran ini berbahaya dan mengancam privasi pengguna.
Pratama mengungkapkan, data pribadi pengguna ini biasanya memancing kelompok kriminal untuk melakukan penipuan dan tindak kejahatan lainnya.
Baca: COD Kucing Berujung Penganiayaan, Pembeli Dipukul Batu Dua Kali hingga Kepala Bocor
Baca: Lagi! Data Nasabah Kreditplus Diduga Bocor dan Dijual di Internet Sejak 16 Juli 2020
Adanya kemudahan akses database yang terkesan belum aman ini disebabkan oleh belum adanya regulasi atau undang-undang yang mengatur tentang perlindungan data.
Dia mengungkapkan belum ada UU di Indonesia yang memaksa penyedia jasa mengamankan data para pengguna.
“Masalah utama di Tanah Air belum ada UU yang memaksa para penyedia jasa sistem elektronik ini untuk mengamankan dengan maksimal data masyarakat yang dihimpunnya. Sehingga, data yang seharusnya semua dienkripsi, masih bisa dilihat dengan mata telanjang,” ungakp Pratama.
Pratama meminta pemerintah untuk mempercepat pembahasan RUU Perlindungan Data Pribadi.
Hal ini supaya kasus kebocoran data yang terjadi dapat diusut tuntas dan keamanan data pribadi para pengguna juga terjamin.
Baca: Beredar Link Download Data 91 Juta Penggunanya Sebesar 9,5 GB di Facebook, Tokopedia Beri Tanggapan
Pratama juga mengimbau pengguna untuk selalu waspada.
Bahkan disarankan untuk mengamankan akun dengan segala fitur keamanan yang tersedia.
“Sebelum pemilik layanan bisa mengamankan data pribadi penggunanya, kita juga harus bisa mengamankan data pribadi kita sendiri. Misalnya yang buat password yang baik dan kuat, aktifkan two factor authentication," kata dia.
Pratama juga memberikan imbauan pada para pengguna untuk selalu memasang antivirus di perangkat masing-masing.
Hal ini berguna untuk menghindari penggunaan wifi gratis dan waspada saat membuka tautan yang mencurigakan.
Baca: Sidang Gugatan Dimulai, Tokopedia Hingga Kini Belum Rilis Hasil Investigasi Kebocoran Data Pengguna
Bocor Sejak 16 Juli
Meskipun belum lama terbongkar, tapi ada spekulasi data pengguna bocor sejak 16 Juli lalu.
Hal tersebut telah disampaikan oleh lembaga riset siber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center).
Dikutip dari Kompas.com, ratusan ribu data pengguna dijual di forum terbuka.
Forum ini biasanya digunakan sebagai kanal untuk pertukaran database, Raidforums.
Baca: Melanggar Ketentuan, Surat Keterangan Bebas Covid-19 Sempat Dijual di Tokopedia, Dihargai Rp70.000
Perlu diketahui adanya database ini terdapat sejumlah data pribadi pengguna yang cukup sensitif.