
TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda, buka suara mengenai Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.
Seperti diketahui, tiga organisasi besar (Muhammadiyah, NU, dan PGRI) memutuskan tidak ikut dalam Program Organisasi Penggerak.
Karena hal ini, Huda berharap Program Organisasi Penggerak ditata ulang.
Menurut Huda, Kemendikbud harus mencari skema terbaik agar program Organisasi Penggerak tidak menimbulkan polemik.
"Saya kira tidak terlambat, dan tidak ada kata terlambat, sementara di-hold dulu pelaksanaan ini. Terkait dengan POP ini, di-hold dan dicarikan skema yang terbaik," kata Syaiful Huda, Jumat (24/7/2020) sore.
Menurut Huda, penataan ulang yang perlu dilakukan oleh Kemendikbud adalah terkait pola rekrutmen.
Sebab, mundurnya lembaga seperti NU, Muhammadiyah dan PGRI akibat seleksi pemilihan program Organisasi Penggerak yang dinilai tidak jelas.
"Karena itu saya kira opsinya yang pertama, kami minta untuk ke Mas Nadiem melakukan penataan ulang terkait dengan pola rekrutmen, kriteria, dan seterusnya terkait dengan Program Organisasi Penggerak," ucap politisi PKB ini.
Baca: Program Organisasi Penggerak (POP) Ditinggalkan NU dan Muhammadiyah, Begini Respons Kemendikbud
Baca: PGRI Putuskan Mundur dari Program Organisasi Penggerak Kemendikbud, Ada 5 Pertimbangan

Kemudian, kata dia, mundurnya organisasi besar yang punya perhatian terhadap pendidikan selama puluhan tahun menandakan ada masalah dalam kebijakan POP.
"PGRI yang juga mundur dari kepesertaan POP ini menandakan ada masalah," ucap Huda.
-
Kutuk Penembakan 6 Pengikut Habib Rizieq, Muhammadiyah: Negara Sering Hadir dalam Bentuk Kekerasan
-
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan PGRI Lumajang (STKIP PGRI Lumajang)
-
Universitas Muhammadiyah Buton
-
Setelah NU dan Muhammadiyah, Kini DPD RI Meminta Pilkada 2020 Ditunda: Utamakan Keselamatan Rakyat
-
PP Muhammadiyah Gugat Pemerintah jika Pilkada 2020 Tetap Berlangsung dan Munculkan Klaster Covid-19