TRIBUNNEWSWIKI.COM - Kinem (45) warga asal Kabupaten Boyolali Jawa Tengah harus tahan dengan penyakit kanker yang dideritanya selama 11 tahun.
Ia harus berjuang melawan penyakit yang dideritanya sejak 2009 lalu.
Selama 11 tahun menderita penyakit tersebut, kondisi Kinem diketahui terus mengalami penurunan.
Akibat benjolan besar yang berada di lehernya itu, bahkan membuat giginya rontok dan susah makan.
Lidah Kinem juga terlihat menjulur keluar hingga membuatnya susah bicara.
Suami Kinem, Nursam, yang diketahui hanya bekerja secara serabutan itu mengaku sudah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.
Sebab, selama belasan tahun merawat istrinya yang sakit itu berbagai upaya sudah dilakukan.
Namun kesembuhan istrinya ternyata masih jauh dari harapan.
Terakhir, istrinya sempat dirawat di RSUD Moewardi Solo selama 14 hari untuk menjalani operasi.
Namun, operasi yang dijanjikan batal dilakukan karena kondisi istrinya saat itu terus mengalami penurunan.
"Jadi selama dirawat di rumah sakit itu hanya tiduran di kamar, tidak jadi dioperasi karena kondisi drop," ungkapnya, Jumat (17/7/2020).
Baca: Kisah Mpok Atiek Jalani Hari Tua dengan Pas-pasan, Bersyukur Bisa Makan dari Uang Sisa Tabungan
Baca: Seorang Pedagang Pasar Cepogo Boyolali Positif Covid-19, Total 212 Orang Jalani Rapid Test
Baca: Kisah Wanita Perawat di Pulau Terluar Indonesia, Tak Ada Listrik dan Susuri Tebing demi Rawat Pasien
Uang donasi tak sampai
Nursam, suami Kinem, sempat mengatakan jika istrinya pernah mendapat beberapa donasi untuk membantu istrinya.
Meski sudah diminta untuk melakukan foto dengan kertas yang bertuliskan nominal sejumlah uang, namun bantuan itu ternyata tak pernah ia dapatkan.
"Saya dan istri hanya diminta pegang kertas yang ada tulisan nominal uangnya, lalu di foto-foto. Tapi uang tidak pernah saya terima," paparnya.
Meski demikian, ia tak mempersoalkan masalah itu dan mengaku sudah mengikhlaskan.
"Tidak apa-apa, saya hanya berdoa agar istri segera sembuh. Bantuan yang tak sampai itu cukup banyak, ada yang Rp 10 juta, Rp 30 juta, Rp 25 juta. Saya tidak terima uangnya, hanya kertas yang masih tersimpan," kata Nursam.
Untuk bantuan senilai Rp 30 juta, Nursam mengaku telah ditransfer sebesar Rp 7 juta.
"Ini saya nerima Rp 7 juta. Ditransfer lewat rekening saya," kata Nursam sambil menunjukkan kertas donasi dari pihak pendonasi.
Dapat bantuan uang
Setelah menggegerkan warganet karena pernyataannya yang tak pernah dapat donasi, Nursam pun meminta maaf dan mengklarifikasinya.
Warga Gilirejo RT 002 RW 005 Desa Gunungsari, Wonosamudro, Boyolali, Jawa Tengah tersebut meminta maaf atas perkataannya terkait dengan donasi yang diberikan kepada istrinya.
Setelah ia mengatakan tak pernah mendapat uang donasi yang dijanjikan, banyak orang mendatangi rumahnya.
Ia pun mengklarifikasi pernyataannya dan mengatakan jika ia sudah menerima uang donasi yang diberikan kepadanya dan istrinya.
"Itu tidak benar. Saya sudah menerima bantuan berwujud uang ataupun barang," tutur Nursam, Sabtu (18/7/2020).
Beli motor dan sapi
Dilansir dari Kompas.com, Nursam mengakui jika uang bantuan Rp 50 juta itu sudah diterimanya.
Namun uang bantuan itu dia gunakan membeli sepeda motor, dua sapi dan untuk keperluan sehari-hari.
"Pertimbangannya nanti seandainya istri saya sembuh kan buat kebutuhan sehari-harinya, buat anak sekolah, buat lain-lain," kata dia.
"Uangnya sudah saya belanjakan semua. Seingat saya sekitar Rp 50 juta ada. Buat keperluan sehari-hari, beli sapi dua ekor. Sapi sudah dijual," sambung dia.
Banyak dapat bantuan
Perwakilan Dinas Kesehatan Boyolali yang juga merupakan Petugas Puskesmas Wonosamudro Sujatmoko mengemukakan menemukan kasus Kinem sejak tahun 2009.
Saat itu, Kinem mengandung anak ketiga dan menyarankan sterilisasi lantaran menderita kanker.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah juga bahkan pernah mengecek langsung kondisi Kinem.
Baca: Pernah Selamat dari Kanker, Kurir Makanan: Pandemi Covid-19 Waktunya Balas Budi pada Petugas Medis
Baca: Cerita Mahasiswa Pulang Kampung Selama Pandemi, Kamar Kos Penuh Rayap hingga Tikus Beranak di Kasur
Baca: Donasi Masyarakat Indonesia untuk Tangani Covid-19 Terkumpul 196 M, Yuri: Gotong Royong Budaya Kita
"Pertama saya menemukan kasus Mbak Kinem itu sekitar tahun 2009. Itu Mbak Kinem dalam keadaan hamil. Dengan kondisi ini kami dan teman-teman berusaha support dan ada sedikit bantuan waktu berupa susu. Dari teman-teman donasi kumpulkan untuk beli sembako," terang dia.
Mereka juga telah memberi jaminan untuk sekolah bagi anak-anaknya, bantuan KIP, KIS dan fasilitas dari BPJS.
Cerita mengenai Kinem sempat viral saat itu.
Kinem juga menyatakan sanggup dioperasi, sehingga mereka mengantar Kinem ke rumah sakit daerah di Boyolali.
"Kami antarkan (mbak Kinem) di sana dicek seluruh kondisinya, baik di laboratorium, fisiknya dan di Boyolali tidak memungkinkan. Sehingga dirujuk ke rumah sakit di Solo," tandasnya.
Namun, saat sudah berada di rumah sakit di Solo, kondisi Kinem menurun.
Sehingga dari pihak keluarga memilih untuk pulang ke rumah dan membatalkan adanya tindakan operasi.
Kaur Kesra Perangkat Desa Gunungsari, Wonosamudro Trijatmiko menyayangkan pernyataan Nursam yang mengaku hanya berfoto dengan kertas dan tak mendapatkan uang, padahal bantuan terus mengalir.
"Tadi sudah ditanyakan sendiri ternyata Bapak Nursam sudah menerimanya (bantuan). Bahkan bikin beli sapi, motor dan yang lainnya. Ternyata kemarin itu sangat disayangkan apa yang disampaikan itu bisa menimbulkan fitnah. Sudah banyak bantuan yang diberikan berwujud sembako, uang," kata Trijatmiko.
Selama ini keluarga Nursam sudah terdaftar dalam penerima bantuan dari pemerintah, baik bantuan berupa PKH, non tunai, KIS dan KIP.
"Bantuan sosial ada. Sudah banyak. Seperti bantuan PKH, non tunai ada, KIS dan KIP ada. Secara keseluruhan sudah diperhatikan," kata dia
(TribunnewsWiki.com/Restu, Kompas.com/Labib Zamani)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Bantuan 50 Juta Sudah Saya Belanjakan, Beli Sapi dan Motor, Mohon Maaf Donatur""