Bahkan pihak berwajib akan memberikan konsekuensi tertentu bagi mereka yang tidak mentaati peraturan ini.
"Jika tidak, mereka mungkin menghadapi konsekuensi imigrasi."
"Para siswa yang menghadiri sekolah mengadopsi model hybrid - yaitu, campuran kelas online dan pribadi - akan diizinkan untuk mengambil lebih dari satu kelas atau tiga jam kredit online", kata aturan itu.
Sebuah laporan ICE tahun 2020 menunjukkan ada 1,55 juta visa pelajar non-imigran aktif di bawah program Student and Exchange visitor program (SEVP) pada tahun 2018.
Sekitar 1,3 juta dari siswa tersebut terdaftar di universitas, sekitar 85.000 berada di sekolah dasar, dengan rincian 92 persen di kelas 9-12.
Trump Minta Sekolah Dibuka
Baca: Belum Selesai Pandemi Covid-19, Virus Mematikan Dijuluki ‘Bunny Ebola’ Serang Wilayah Amerika
Presiden Donald Trump meminta sekolah harus dibuka pada musim gugur, Senin (6/7/2020).
"SCHOOLS MUS T OPEN IN THE FALL!!!" tulis Trump dalam Twitter pribadinya.
Padahal, keputusan pembukaan sekolah tidak berada di bawah kekuasaannya.
Sebagian besar sekolah ebrada di bawah yuridiksi pemerintah negara bagian dan lokal.
Sementara itu, para pendidik masih mempertanyakan keputusan tersebut.
Pasalnya, siswa dan staf pengajar masih sangat berisiko terpapar Covid-19.
Belum jelas mengenai sekolah mana yang akan dibuka Trump, apakah SD, SMP, SMA, atau perguruan tinggi.
Tindakan apa yang akan ia ambil juga belum ada rinciannya.
Baca: Penerbitan Buku John Bolton Buat Donald Trump Geram, Menlu AS: Pengkhianat Perusak Amerika
Sementara banyak sekolah dan universitas di AS tetap pada keputusan mereka untuk memulai pembelajaran tatap muka pada tahun depan.
Sebagai contoh adalah Universitas Harvard.
Mahasiswa tahun pertama Universitas Harvard akan diundang ke kampus tahun ini.
Sementara sebagian besar mahasiswa sarjana lainnya akan diminta untuk belajar dari dari rumah.
Hal itu dilaporkan oleh lembaga Ivy League pada hari Senin.
Pejabat universitas memutuskan untuk mengizinkan hanya 40 persen dari mahasiswa sarjana di kampus dalam upaya untuk mengurangi kepadatan dan mencegah penyebaran COVID-19.
Semua mahasiswa baru akan diundang, bersama dengan beberapa siswa lain yang memiliki hambatan belajar dari jarak jauh.
Namun, semua kelas tetap diajarkan secara online, di mana pun siswa tinggal.
Siswa yang berada di kampus akan tinggal di kamar asrama, tetapi terus mengambil kelas mereka dari jarak jauh, kata universitas.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)