Beda Sikap soal Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi, Donald Trump Sebut Universitas Harvard Konyol

Presiden Donald Trump sebut Universitas Harvard konyol karena pilih pembelajaran online di semua kelas


zoom-inlihat foto
presiden-as-donald-trump-berbicara-kepada-media-di-rose-garden-1.jpg
Drew Angerer / Getty Images / AFP
WASHINGTON, DC - 14 JULI: Presiden AS Donald Trump berbicara kepada media di Rose Garden di Gedung Putih pada 14 Juli 2020 di Washington, DC. Presiden Trump berbicara tentang beberapa topik termasuk kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, pasar saham dan hubungan dengan China ketika coronavirus terus menyebar di AS, dengan hampir 3,4 juta kasus yang dikonfirmasi.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pandemi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) masih menjadi yang terparah di seluruh dunia.

Lebih dari 3,5 juta kasus positif tercatat di Negeri Paman Sam, dengan 139.155 kasus meninggal dunia, per Kamis (15/7/2020).

Meski demikian, Presiden AS Donald Trump bersikeras akan memulai lagi ekonomi AS.

Selain itu, Presiden Trump ngotot ingin buka sekolah di AS.

Bahkan dirinya sempat menyebut Universitas Harvard konyol.

Sebutan itu bermula dari perbedaan sikap soal pembukaan sekolah.

Bertolak belakang dengan presiden, Universitas Harvard berencana menyelenggarakan pembelajaran di semua kelas secara online pada tahun akademik mendatang.

Hal inilah yang disebut Trump kebijakan konyol, seperti diberitakan CGTN.

Baca: Diprotes Banyak Pihak, Pemerintahan Donald Trump Tak Jadi Deportasi Pelajar Asing dari AS

Bahkan pemerintah AS sempat ingin mendeportasi mahasiswa asing yang hanya kuliah online.

Mendengar kabar ini, Harvard langsung menyampaikan kritik dan keberatannya.

Melalui sidang pada Selasa (14/7/2020) Hakim Distrik AS Allison Burroughs di Massachusetts mengatakan pemerintah AS, serta Universitas Harvard dan Massachusetts Institute of Technology (yang menuntut) telah mencapai penyelesaian.

Mereka sepakat akan membatalkan aturan baru dan mengembalikan kondisi ke status quo.

Sidang tersebut hanya berlangsung kurang dari empat menit.

 Kebijakan AS untuk Pelajar Asing

Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat menerapkan kebijakan baru untuk pelajar internasional di negaranya.

Cabang Immigration and Customs Enforcement (ICE) dari Departemen Keamanan Dalam Negeri mengeluarkan peraturan baru untuk siswa pertukaran, Senin (6/7/2020).

Diberitakan Al Jazeera, pihak ICE mengatakan pelajar dari luar negeri tidak diizinkan masuk AS jika sekolah menerapkan pembelajaran daring.

"Departemen Luar Negeri tidak akan mengeluarkan visa kepada siswa yang terdaftar di sekolah dan/atau program yang sepenuhnya daring untuk semester musim gugur atau Pabean dan Perlindungan Perbatasan AS tidak akan mengizinkan siswa ini untuk memasuki Amerika Serikat", keterangan pihak ICE.

(FILES) Dalam file foto ini diambil pada 7 Mei 2020. Kampus Universitas Georgetown terlihat hampir kosong karena kelas dibatalkan karena pandemi coronavirus, di Washington, DC. Amerika Serikat mengatakan pada 6 Juli tidak akan mengizinkan siswa asing untuk tetap di negara itu jika semua kelas mereka dipindahkan secara online pada musim gugur karena krisis coronavirus.
(FILES) Dalam file foto ini diambil pada 7 Mei 2020. Kampus Universitas Georgetown terlihat hampir kosong karena kelas dibatalkan karena pandemi coronavirus, di Washington, DC. Amerika Serikat mengatakan pada 6 Juli tidak akan mengizinkan siswa asing untuk tetap di negara itu jika semua kelas mereka dipindahkan secara online pada musim gugur karena krisis coronavirus. (SAUL LOEB / AFP)

Baca: Merasa Hanya Jadi Alat Politik AS, Korea Utara Tolak Dialog dengan Donald Trump: Tidak Ada Negosiasi

Sementara pelajar yang sudah berada di Negeri Paman Sam, akan diminta untuk kembali ke negara asal.

"Meninggalkan negara itu atau mengambil langkah-langkah lain, seperti mentransfer ke sekolah dengan instruksi langsung untuk tetap dalam status sah menurut hukum", lanjutnya.

Bahkan pihak berwajib akan memberikan konsekuensi tertentu bagi mereka yang tidak mentaati peraturan ini.

"Jika tidak, mereka mungkin menghadapi konsekuensi imigrasi."

"Para siswa yang menghadiri sekolah mengadopsi model hybrid - yaitu, campuran kelas online dan pribadi - akan diizinkan untuk mengambil lebih dari satu kelas atau tiga jam kredit online", kata aturan itu.

Sebuah laporan ICE tahun 2020 menunjukkan ada 1,55 juta visa pelajar non-imigran aktif di bawah program Student and Exchange visitor program (SEVP) pada tahun 2018.

Sekitar 1,3 juta dari siswa tersebut terdaftar di universitas, sekitar 85.000 berada di sekolah dasar, dengan rincian 92 persen di kelas 9-12.

Trump Minta Sekolah Dibuka

ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump tiba untuk menjadi tuan rumah acara
ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump tiba untuk menjadi tuan rumah acara "Salute to America" 2020 untuk menghormati Hari Kemerdekaan di Halaman Selatan Gedung Putih di Washington, DC, 4 Juli 2020. (SAUL LOEB / AFP)

Baca: Belum Selesai Pandemi Covid-19, Virus Mematikan Dijuluki ‘Bunny Ebola’ Serang Wilayah Amerika

Presiden Donald Trump meminta sekolah harus dibuka pada musim gugur, Senin (6/7/2020).

"SCHOOLS MUS T OPEN IN THE FALL!!!" tulis Trump dalam Twitter pribadinya.

Padahal, keputusan pembukaan sekolah tidak berada di bawah kekuasaannya.

Sebagian besar sekolah ebrada di bawah yuridiksi pemerintah negara bagian dan lokal.

Sementara itu, para pendidik masih mempertanyakan keputusan tersebut.

Pasalnya, siswa dan staf pengajar masih sangat berisiko terpapar Covid-19.

Belum jelas mengenai sekolah mana yang akan dibuka Trump, apakah SD, SMP, SMA, atau perguruan tinggi.

Tindakan apa yang akan ia ambil juga belum ada rinciannya.

ILUSTRASI - NEW YORK, NEW YORK - 29 JUNI: Siswa yang baru lulus menerima buku tahunan dan diploma mereka di Yung Wing School P.S. 124 pada 29 Juni 2020 di New York City. Pada bulan April, diumumkan bahwa sekolah-sekolah negeri NYC akan ditutup setidaknya sampai akhir tahun sekolah di tengah penyebaran coronavirus (COVID-19).
ILUSTRASI - NEW YORK, NEW YORK - 29 JUNI: Siswa yang baru lulus menerima buku tahunan dan diploma mereka di Yung Wing School P.S. 124 pada 29 Juni 2020 di New York City. Pada bulan April, diumumkan bahwa sekolah-sekolah negeri NYC akan ditutup setidaknya sampai akhir tahun sekolah di tengah penyebaran coronavirus (COVID-19). (Michael loccisano / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images melalui AFP)

Baca: Penerbitan Buku John Bolton Buat Donald Trump Geram, Menlu AS: Pengkhianat Perusak Amerika

Sementara banyak sekolah dan universitas di AS tetap pada keputusan mereka untuk memulai pembelajaran tatap muka pada tahun depan.

Sebagai contoh adalah Universitas Harvard.

Mahasiswa tahun pertama Universitas Harvard akan diundang ke kampus tahun ini.

Sementara sebagian besar mahasiswa sarjana lainnya akan diminta untuk belajar dari dari rumah.

Hal itu dilaporkan oleh lembaga Ivy League pada hari Senin.

Pejabat universitas memutuskan untuk mengizinkan hanya 40 persen dari mahasiswa sarjana di kampus dalam upaya untuk mengurangi kepadatan dan mencegah penyebaran COVID-19.

Semua mahasiswa baru akan diundang, bersama dengan beberapa siswa lain yang memiliki hambatan belajar dari jarak jauh.

Namun, semua kelas tetap diajarkan secara online, di mana pun siswa tinggal.

Siswa yang berada di kampus akan tinggal di kamar asrama, tetapi terus mengambil kelas mereka dari jarak jauh, kata universitas.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Ahmad Nur Rosikin)





Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved