Ratusan Orang Hadiri Pemakaman Ibrahim Abou Yacoub, Pria Palestina yang Ditembak Mati Tentara Israel

Konflik Israel - Palestina, ratusan orang menghadiri pemakaman seorang pria Palestina yang ditembak mati tentara Israel.


zoom-inlihat foto
ibrahim-abou-yacoub-korban-konflik-palestina-israel.jpg
JAAFAR ASHTIYEH / AFP
Para pelayat membawa jenazah pria Palestina berumur 29 tahun, Ibrahim Abou Yacoub, yang ditembak pasukan Israel, selama pemakamannya di desa Kifl Hares, selatan kota Nablus di Tepi Barat pada 10 Juli 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Ratusan orang berkumpul mengikuti upacara pemakaman seorang pria Palestina yang ditembak tentara Israel sehari sebelumnya.

Tentara Israel menyebut pasukannya melepaskan tembakan setelah pria Palestina dan lainnya mulai melemparkan bom peledak ke pos penjagaan di dekat kota Nablus.

Namun, pejabat Palestina menolak pernyataan tersebut dan mengklaim bahwa pria tersebut sedang berjalan dengan teman-temannya lalu ditembak mati di tempat.

Pemakaman pria yang diketahui bernama Ibrahim Abou Yacoub ini dilaksanakan di desa Kifl Hares, selatan kota Nablus, dilansir Reuters, Jumat (10/7/2020).

Kementerian kesehatan Palestina menyebut Abou Yacoub tertembak di leher, tetapi tidak memberikan rincian situasi pembunuhan, diwartakan AFP, Jumat (10/7).

Pantauan Reuters, mereka yang datang ke pemakaman ini terlihat membawa bendera Palestina sambil meneriakkan sejumlah seruan.

Baca: Meski Ditentang Ayah, Perempuan Yahudi-Israel Tetap Menikah dengan Pria Palestina di Tengah Konflik

Ibrahim Abou Yacoub Israel Palestina
Para kerabat pria Palestina berumur 29 tahun bernama Ibrahim Abou Yacoub, yang dibunuh oleh pasukan Israel, berduka atas mayatnya saat pemakamannya di desa Kifl Hares, selatan kota Nablus di Tepi Barat, 10 Juli 2020. (JAAFAR ASHTIYEH / AFP)

Ketegangan di Tepi Barat / West Bank antara Israel dan Palestina memanas beberapa pekan terakhir.

Israel diketahui sedang mempertimbangkan rencana aneksasi di wilayah Palestina di Tepi Barat.

Peringatan

Menteri Luar Negeri Mesir, Yordania, Prancis, dan Jerman sempat memperingatkan bahwa setiap perubahan di perbatasan timur Israel akan berdampak pada hubungan mereka dengan Israel, diwartakan Aljazeera, Selasa (7/7/2020).

Peringatan keempat negara ini dilakukan dalam sebuah pernyataan bersama melalui konferensi video.

Mereka bersepakat tidak akan mengakui perpanjangan hukum Israel di Tepi Barat kecuali Palestina menyetujuinya.

"Kami percaya bahwa aneksasi wilayah Palestina yang diduduki pada tahun 1967 akan melanggar hukum internasional dan membahayakan fondasi proses perdamaian,"

"Kami tidak akan mengakui apapun perubahan di perbatasan tahun 1967 yang tidak disetujui oleh kedua belah pihak dalam konflik ini.

"Kami juga sepakat bahwa langkah aneksasi akan punya konsekuensi serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan, serta akan jadi penghalang utama dalam mencapai perdamaian yang komprehensif dan adil.

"Itu juga ada konsekuensinya terkait hubungan (kami) dengan Israel," tulis pernyataan tersebut, menggarisbawahi komitmen mereka terhadap solusi dua negara berdasarkan hukum internasional.

Baca: Wakil Israel di PBB, Danny Danon Sebut Presiden Mahmud Abbas Halangi Upaya Damai Israel-Palestina

Warga Palestina melakukan salat subuh di kompleks Masjid Al-Aqsa, situs paling suci ketiga Islam, di Kota Tua Yerusalem pada 31 Mei 2020, setelah ditutup selama lebih dari dua bulan karena pandemi Covid-19.
Warga Palestina melakukan salat subuh di kompleks Masjid Al-Aqsa, situs paling suci ketiga Islam, di Kota Tua Yerusalem pada 31 Mei 2020, setelah ditutup selama lebih dari dua bulan karena pandemi Covid-19. (AFP/AHMAD GHARABLI)

Pernyataan Kemenlu RI

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI) menyebut adanya penundaan rencana aneksasi Israel di Tepi Barat Palestina.

Melalui Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI), Febrian A. Ruddyard, Israel tengah disibukkan menangani Covid-19.





Halaman
12
Editor: haerahr
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved