Baru Saja Dipermanenkan, Survei Justru Menunjukkan Mayoritas Anak Tidak Suka Pola Belajar dari Rumah

Sekolah dengan sistem belajar dari rumah, oleh survei Kemendikbud RI disebut tidak memuaskan bagi siswa-siswi karena dirasa tidak efektif.


zoom-inlihat foto
siswa-sdn-002-ranai-menggunakan-masker-di-kabupaten-natuna-1.jpg
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Siswa sekolah dasar negeri 002 Ranai melakukan aktivitas belajar menggunakan masker di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia, Selasa (4/2/2020). Proses belajar mengajar kembali berlangsung setelah sebelumnya sempat akan diliburkan selama 14 hari terkait lokasi observasi WNI dari Wuhan, China yang berada di Natuna. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pandemi Covid-19 mau tak mau ikut mengubah sistem pembelajaran di Indonesia.

Sekolah dengan cara belajar tatap muka saat ini tidak dianjurkan dibuka seluruhnya, mengingat berkerumunnya banyak orang bisa memperluas penyebaran Covid-19.

Meski begitu, belajar dari rumah juga bukannya tanpa hambatan.

Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Totok Suprayitno menyatakan bahwa hambatan umum banyakan dihadapi para siswa selama melakukan kegiatan belajar dari rumah.

Mulai dari akses terhadap internet dan keterbatasan waktu orang tua untuk membimbing anak dirumah.

Sehingga, siswa disebut banyak yang kesulitan memahami pelajaran selama belajar dari rumah.

Baca: Terganjal Sistem PPDB, Seorang Siswa Berprestasi dengan Ratusan Penghargaan Terpaksa Putus Sekolah

Baca: Tahun Ajaran Baru akan Dimulai pada 13 Juli, Seperti Ini Simulasi Sekolah Tatap Muka di Zona Hijau

Calon pelajar Sekolah Dasar (SD) bersama orangtua mendaftar ulang sesuai zona PPDB di SD Negeri 1 Banda Aceh, Aceh, Selasa (9/6/2020). Pemerintah telah menyiapkan tatacara penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA baik secara online maupun langsung dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19.
Calon pelajar Sekolah Dasar (SD) bersama orangtua mendaftar ulang sesuai zona PPDB di SD Negeri 1 Banda Aceh, Aceh, Selasa (9/6/2020). Pemerintah telah menyiapkan tatacara penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ajaran 2020/2021 untuk jenjang TK, SD, SMP dan SMA baik secara online maupun langsung dengan menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19. (Antara via TribunJogja)

Hal itu diketahui berdasarkan dua kali survei tentang pembelajaran dari rumah terhadap para guru dan siswa yang dilakukan Balitbang Kemendikbud.

Padahal, Kemendikbud baru saja mempermanenkan sistem metode belajar dari rumah atau online sebagai alternatif bagi pelajar siswa-siswi di Indonesia selama pandemi Covid-19 ini.

"Mayoritas mengalami kesulitan memahami pelajaran," kata Totok dalam rapat bersama Komisi X DPR, Rabu (9/7/2020) lalu.

Hambatan berikutnya yang dihadapi siswa yaitu, kurang konsentransi, tidak dapat bertanya langsung kepada guru, bosan, dan jaringan internat yang kurang memadai.

"Kurang konsentrasi, tidak dapat bertanya langsung kepada guru, sehingga kebiasaan-kebiasaan dari tatap muka bisa inetraksi langsung, memahami mata pelajaran langsung dari guru, ketika belajar dr rumah itu membutuhkan perjuangan yang cukup tinggi," jelas Totok.

Berdasarkan survei, sebagian besar siswa pun merasa tidak senang belajar dari rumah.

Totok mengatakan, hanya 37,5 persen siswa yang menyatakan belajar dari rumah menyenangkan.

Kendati demikian, para siswa merasa orang tua mereka telah membimbing dengan baik selama belajar di rumah, dengan persentase sebesar 77,1 persen.

"Persepsi siswa tentang belajar dari rumah ini pada umumnya tidak setuju."

"Mayoritas tidak setuju. Konsisten dengan mahasiswa tadi, mereka tetap lebih senang belajar tatap muka di sekolah," ujarnya.

Selain itu, Kemendikbud mencatat sejumlah isu para guru selama pembelajaran jarak jauh ini.

Baca: Selama Pandemi Covid-19, Jawa Timur Gratiskan SPP SMA dan SMK Negeri, Swasta Diberi Potongan Biaya

Baca: Warga Bersiap, Ini 4 Skema dari Polri Andai Jawa Timur Gagal Penuhi Deadline Covid-19 dari Jokowi

Salah satu informasi yang diterima Kemendikbud dari Papua yaitu guru-guru khawatir angka putus sekolah meningkat.

Berdasarkan informasi tersebut, Kemendikbud akan segera melakukan pemetaan untuk menentukan kebijakan.

"Kami terima informasi dari Papua ketakutan akan kemungkinan putus sekolah.





Halaman
123
Penulis: Haris Chaebar
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved