"Jadi dampak signifikan dari Aphelion tidak ada. Nah, cuaca yang belakangan lebih dingin disebabkan oleh angin muson tenggara yang bertiup dari Australia ke Asia," imbuhnya.
Andi menjelaskan lebih lanjut, pengaruh pola angin ini menyebabkan cuaca dingin di bagian selatan khatulistiwa, kKhususnya di Jawa, Bali, NTT, NTB, dan sebagian Sumatera di bagian selatan.
"Tetapi, untuk Indonesia di bagian utara (khatulistiwa), justru mengalami panas. Karena memang mengikuti bumi belahan utara yang suhunya lebih panas dibandingkan selatan," kata Andi.
Penurunan suhu
Andi yang tinggal di Bandung mengatakan biasanya Kota Kembang itu memiliki suhu paling dingin 20 derajat celsius.
Namun, karena angin muson tenggara, suhu di Bandung bisa turun menjadi 17 derajat celsius.
Bahkan, untuk dataran yang lebih tinggi seperti Lembang, Bandung, suhunya bisa menjadi 15 derajat celsius.
"Jadi penurunannya cukup signifikan. Untuk Bandung sendiri (turun) 3-5 derajat celsius," ujar Andi.
Perubahan cuaca ini sebenarnya tidak hanya terjadi saat malam atau dini hari, tetapi sepanjang hari hingga perkiraan Agustus nanti.
(TribunnewsWiki/Tyo/TribunJateng/Dhian Adi Putranto/Gloria Setyvani Putri)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul "Mendadak Hujan di Jawa Tengah Dampak Fenomena Alam Aphelion? Ini Jawaban BMKG" dan Kompas dengan judul Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sebagian Indonesia Lebih Dingin Bukan karena Aphelion, tapi Pola Angin.