TRIBUNNEWSWIKI.COM - Menteri Pertahanan Israel, Benny Grantz, menyangkal adanya keterkaitan Israel atas ledakan di fasilitas nuklir Iran di Natanz, Iran, pekan lalu.
Sebelumnya, meski tidak secara terang-terangan, Iran menduga Israel berada di balik insiden ledakan tersebut.
Dilansir dari The Guardian, (6/7/2020, Iran mengakui sebuah insiden ledakan di salah satu fasilitas nuklirnya telah menyebabkan kerusakan besar.
Insiden itu juga dianggap dapat memperlambat produksi centrifuge canggih, teknologi yang disebut oleh Israel dan Amerika Serikat (AS) sebagai ancaman.
Dengan demikian, Iran mencurigai adanya serangan yang disengaja terhadap fasilitas itu.
Pejabat di kabinet Israel akhirnya angkat bicara terkait rumor tersebut pada Minggu, (5/7/2020).
Baca: AS Minta PBB Perpanjang Embargo Senjata terhadap Iran, Rusia: AS Meletakkan Lutut di Leher Teheran
Baca: Donald Trump Resmi Jadi Buronan Iran, Akan Terus Diincar Meski Sudah Tak Jadi Presiden AS
Benny Grantz dan Menteri Luar Negeri Israel Gabi Ashkenazi menyatakan tidak ada peran orang Israel dalam insiden tersebut, termasuk kasus kebakaran di pembangkit listrik Iran.
"Tidak setiap insiden yang terjadi di Iran terkait dengan kami," kata Grantz kepada Radio Israel pada Minggu Pagi.
"Semua sistem itu rumit, mereka memiliki banyak pengecekan keamanan tingkat tinggi dan aku tidak yakin [Iran] selalu paham bagaimana cara mengurus sistem itu."
Mengenai Natanz, Ashkenazi berkata dalam sebuah forum di Jerusalem bahwa Israel memiliki kebijakan jangka panjang yang tidak membolehkan Iran mendapatkan senjata nuklir.
"Lebih baik tidak menyebut tindakan-tindakan kita terhadap Iran." kata dia menambahkan.
Sementara itu, para pakar mengatakan setidaknya beberapa insiden adalah kecelakaan yang disebabkan oleh perawatan buruk terhadap infrastruktur itu.
Namun, setidaknya ada dua insiden yang terjadi di fasilitas strategis, yakni ledakan pada 26 Juni 2020 di fasilitas yang diduga sebagai tempat produksi misil di timur Iran, dan kebakaran atau ledakan di Natanz.
Gambar satelit yang baru saja diterbitkan memperlihatkan bahwa kerusakan di fasilitas nuklir Natanz jauh lebih besar daripada yang sebelumnya dikatakan.
Pihak berwenang Iran mengatakan api muncul dari "gudang industri" di fasilitas nuklir itu, tetapi pakar AS dan Eropa mengatakan itu tampaknya adalah tempat pengembangan centrifuge
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, mengatakan kepada dewan PBB pada Kamis bahwa centrifuge canggih Iran bisa membuat negara itu memperkaya uranium ip sampai 50 kali lebih cepat daripada saat ini.
Teheran mengumumkan sedang membangun centrifuge canggih yang bisa memperkaya uranium ke level senjata dengan lebih cepat setelah pemerintahan Trump menarik perjanjian nuklir dengan Iran dan mengenakan sanksi ekonomi terhadap negara itu.
Juru bicara dewan keamanan nasional Iran, Keyvan Khosravi mengatakan pada Jumat bahwa ahli telah "menemukan penyebab utama insiden itu" dan menyatakannya "pada waktunya untuk alasan keamanan".
Baca: Iran Resmi Terbitkan Surat untuk Ringkus Presiden AS Donald Trump, Ada Apa?
Baca: Iran Menguji Coba Rudal Berdaya Jangkau 280 Km, Menhan Amir Hatami: Musuh-Musuh Iran Ketakutan
Sementara itu, fasilitas nuklir Natanz telah menjadi target sejak kampanye perang-siber 2007 yang dikenal sebagai Olympic Games.
Serangan itu termasuk penggunaan virus computer Stuxnet yang merusak setidaknya ratusan centrifuge dan kerusakan lainnya.
Israel dan AS dituduh sebagai dalang dari operasi tersebut.
Namun, Israel juga mengklaim telah menggagalkan serangan siber berskala besar tahun ini yang bertujuan merusak suplai air negara itu.