TRIBUNNEWSWIKI.COM - Terkait ancaman reshuffle menteri kabinet, pengamat politik mengatakan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi pihak yang rawan digusur.
Presiden Joko Widodo sempat menyinggung akan mereshuffle menterinya apabila para menterinya bekerja biasa-biasa saja.
Menurut pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin, pihak yang paling rawan digusur dari kabinet ialah Menkes Terawan Agus Putranto.
Hal ini karena Menkes Terawan Agus Putranto tidak memiliki back up politik.
"Yang sangat tersirat menkes. Menkes langsung dihajar tanpa tedeng aling-aling dan menkes bisa terancam," ujar Ujang, seperti dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (30/6/2020).
Selain tidak memiliki back up dari partai politik, Menkes Terawan dianggap memiliki kinerja yang tidak memuaskan.
"Dia (Terawan) seorang profesional, seorang dokter, tak memiliki back up politik dari partai politik. Jadi Terawan rawan digusur. Alasannya tentu kinerjanya tak memuaskan sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Jokowi dalam video tersebut," kata dia.
Namun, ia mengaku belum terlalu mengetahui sosok yang bisa menggantikan posisi Terawan jika benar akan diganti.
Baca: Kemarahan Jokowi Baru Dipublikasikan, Demokrat Sebut Wajar JIka Publik Anggap Hanya Pencitraan
Baca: Aturan New Normal di Tempat Kerja, Menkes Terawan Minta Tiadakan Sif Malam hingga Pagi Hari
"Soal sosok penggantinya saya belum tahu. Namun jika boleh saya berpendapat, biasanya menkes itu dulu-dulu dijabat oleh kalangan Muhammadiyah. Mungkin karena dari kalangan Muhammadiyah banyak stock calon menteri yang cocok untuk Kemenkes," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo melakukan sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/6/2020) lalu.
Dalam sebuah video, Presiden Joko Widodo tampak jengkel lantaran banyak menterinya yang masih mengganggap situasi pandemi ini situasi biasa-biasa saja.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis!" ujar Jokowi dengan nada tinggi.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan kekecewaannya terkait minimnya belanja kementerian di masa krisis pandemi Covid-19.
Menurut Jokowi, minimnya belanja kementerian akan berdampak pada ekonomi masyarakat.
Baca: Kemarahan Jokowi Disebut Seperti Drama Korea, Rocky Gerung: Anggap Saja Drakor Istana
Baca: Sejumlah Kalangan Dukung Jokowi Segera Lakukan Reshuffle Kabinet, Sebut Ada Menteri Cari Aman
Ia pun meminta agar belanja kementerian segera dipercepat semaksimal mungkin
"Saya perlu ingatkan belanja-belanja di kementerian. Saya melihat laporan masih biasa-biasa saja. Segera keluarkan belanja itu secepat-cepatnya, karena uang beradar akan semakin banyak, konsumsi masyarakat akan naik," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
"Jadi belanja kementerian tolong dipercepat," tambahnya.
Jokowi pun menyinggung Kementerian Kesehatan yang masih minim menggunakan alokasi belanjanya.
Padahal, disaat krisis ini, Jokowi ingin kecepatan kementerian dalam melakukan perputaran uang.
"Bidang kesehatan, tuh dianggarkan Rp 75 triliun. Rp 75 triliun. Baru keluar 1,53 persen coba. Uang beredar di masyarakat ke-rem ke situ semua," ujar Jokowi.