TRIBUNNEWSWIKI.COM - Amerika Serikat telah berupaya untuk melakukan pemulihan ekonomi.
Dampak Covid-19 dan demonstrasi besar-besaran hingga kini membuat negeri Paman Sam tak hanya terperangkap dalam krisis ekonomi, namun juga sosial.
Demi mengatasi hal tersebut, Amerika Serikat mengambil langkah drastis demi mempercepat penyerapan tenaga kerja lokal di negaranya.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menangguhkan masuknya tenaga kerja asing (TKA) tertentu hingga penghujung tahun 2020.
Melansir artikel yang dimuat Reuters, hal ini dilakukan pemerintah guna melindungi tenaga kerja AS agar lebih cepat mendapat pekerjaan setelah terdampak pandemi Covid-19.
Ada beberapa jenis Visa yang ditangguhkan oleh Trump antara lain Visa H-1B biasanya diberikan kepada TKA yang memiliki keahlian tertentu.
Bukan cuma itu, larangan baru Trump ini juga berlaku bagi pekerja yang memiliki visa L, yaitu manajer dan pekerja khusus yang sedang menjalani transfer dalam satu perusahaan yang berbasis di AS.
Lalu, Ia juga memblokir Visa H-2B untuk pekerja, yang biasa dipergunakan oleh pekerja pabrik.
Sejatinya ada beberapa jenis visa lain yang terdampak seperti J-1 untuk pengajar, dan J-2 untuk kerabat pemegang visa J-1.
Baca: Izinkan Perusahaan di Negaranya Kembali Berbisnis dengan Huawei, Amerika Serikat Melunak ke China?
Baca: Tuding China Sebarkan Virus Corona Ke Amerika, Pejabat Gedung Putih: Hubungan Dagang Berakhir
Baca: Penerbitan Buku John Bolton Buat Donald Trump Geram, Menlu AS: Pengkhianat Perusak Amerika
Penangguhan visa yang mulai berlaku pada hari Rabu hingga akhir tahun 2020 ini menurut AS bakal membuka 525.000 lapangan pekerjaan baru untuk warga AS.
Tetapi, pelaku bisnis termasuk perusahaan teknologi raksasa dan kamar dagang AS mengatakan penangguhan visa ini malah akan menghambat pemulihan ekonomi pasca pandemi.
Kritik pedas pun dilontarkan kepada Trump, yang disebut malah menggunakan alasan pandemi untuk mencapai tujuan lamanya untuk membatasi imigrasi.
Pihak pemerintah menegaskan, efek langsung larangan ini kemungkinan akan terbatas, lantaran konsulat AS di seluruh dunia masih tutup untuk pemeriksaan visa rutin.
Aturan ini juga mengecualikan pekerja yang sudah ada di AS, serta pemegang visa yang sah di luar negeri, tetapi mereka harus memiliki dokumen perjalanan resmi yang memungkinkan untuk masuk ke AS.
Kebut Infrastruktur dan Abaikan Tinjauan Lingkungan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Kamis (4/6) telah meneken perintah eksekutif yang memberikan kekuatan darurat kepada Badan Federal untuk mempercepat proyek-proyek energi dan infrastruktur lainnya dengan mengesampingkan persyaratan izin lingkungan.
Gedung Putih mengatakan perintah tersebut adalah cara untuk membantu pemulihan ekonomi dari dampak pandemi virus corona (Covid-19) dan meningkatkan infrastruktur.
Praktis, hal ini juga mendorong pekerjaan umum seperti proyek jalan raya, proyek energi, pipa terminal yang bakal dipercepat.
Baca: Gara-gara Pengguna TikTok, Kampanye Donald Trump Jadi Sepi: Borong Tiket Tapi Tak Datang Ke Acara
Baca: Mantan Pejabat AS Beberkan Hubungan Khusus Trump dan Xi Jinping: Minta Bantuan Agar Menang Pemilu
Baca: UU tentang Uighur Diteken oleh Donald Trump, Reaksi China: Kami Akan Ambil Tindakan Balasan
Peraturan Presiden ini juga menginstruksikan Departemen Dalam Negeri, Pertanian dan Pertahanan untuk mempercepat proyek di tanah federal alias tanah milik AS.
Trump memang telah sangat keras untuk menentang regulasi yang memperlambat rencana pembangunan infrastruktur semasa pemerintahannya.
Salah satu yang menghambat yakni aturan mengenai lingkungan hidup.
Awal tahun ini, administrasi Trump juga mengusulkan untuk merampingkan Undang-Undang Kebijakan Lingkungan Nasional (NEPA), dan peraturan dasar yang menciptakan tinjauan lingkungan yang dinilai memakan waktu dalam proses pembangunan proyek infrastruktur utama.
Proposal tersebut saat ini sedang memasuki periode komentar dan ulasan dari publik. Kritik tentu bermunculan, dan mengatakan perintah Trump tersebut cenderung mengorbankan warga Afrika Amerika dan minoritas lain yang akan terpengaruh oleh pembangunan infrastruktur energi.
"Menghilangkan NEPA mengambil salah satu alat komunitas kulit berwarna untuk melindungi diri dan membuat suara mereka didengar pada keputusan federal," ujar Anggota Kongres Demokrat Raul Grijalva, Ketua Komite Sumber Daya alam DPR AS dalam artikel yang dimuat Reuters, Jumat (6/5).
Christy Goldfuss, seorang Wakil Presiden Senior di Center for American Progress juga mengatakan memberikan badan tersebut menerobos aturan untuk proyek bahan bakar fosil akan membahayakan komunitas.
Malah bisa lebih berbahaya dibandingkan pandemi Covid-19 dan kekerasan polisi.
Namun, asosiasi industri justru memuji perintah Trump. Asosiasi Pertambangan Nasional mengatakan akan mendukung peningkatan penggunaan cadangan mineral domestik yang jumlahnya diakui sangat besar.
(Tribunnewswiki.com/Ris)
Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id berjudul Donald Trump batasi akses pekerja asing masuk Amerika Serikat, ini alasannya.