Dengan temuan dua kepala kala ini, maka masih ada dua kepala lainnya yang belum ditemukan.
“Temuan ini menegaskan, bahwa lokasi candi itu tidak jauh dari Desa Sidorejo” sambung Hariyadi.
Kepala kala biasanya dipasang di gapura candi dan di relung candi.
Temuan ini diteruskan ke Balai Pemeliharaan Cagar Budaya (BPCB) Trowulan Mojokerto untuk dikaji.
Sejarah Candi Singasari
Candi Singasari merupakan candi bercorak agama Hindu - Buddha yang merupakan peninggalan bersejarah dari Kerajaan Singasari.
Candi ini berlokasi di Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Letaknya sekitar 10 km dari pusat Kota Malang.
Candi ini berada pada lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna pada ketinggian 512 meter di atas permukaan laut.
Baca: Candi Tegawangi
Baca: Candi Surawana
Baca: Candi Sawentar
Cara pembuatan Candi Singasari ini menggunakan sistem menumpuk batu andesit hingga ketinggian tertentu selanjutnya diteruskan dengan mengukir dari atas baru turun ke bawah.
Pada mulanya, Candi Singasari ditemukan oleh Nicolaus Engelhard pada tahum 1803.
Karena bentuk bangunannya yang unik, candi ini sempat menarik perhatian Th. Stamford Raffles yang mengunjunginya pada tahun 1855.
Saat itu, disebutkan bahwa candi tersebut berada di tengah hutan jati yang baru dibabat pada tahun 1820.
Candi Singasari juga dikenal dengan nama Candi Cungkup atau Candi Menara, nama yang menunjukkan bahwa Candi Singasari adalah candi tertinggi pada masanya.
Setidaknya, Candi Singasari dinilai menjadi candi tertinggi dibandingkan dengan candi lain di sekelilingnya.
Akan tetapi, saat ini di kawasan Singasari hanya candi Singasari yang masih tersisa, sedangkan candi lainnya telah lenyap tak berbekas.
Kapan tepatnya Candi Singasari didirikan masih belum diketahui, namun para ahli purbakala memperkirakan candi ini dibangun sekitar tahun 1300 M.
Candi ini dibangun sebagai persembahan untuk menghormati Raja Kertanegara dari Singasari.
(Tribunnewswiki.com/Ris)