Penelitian Terbaru, Mutasi Sebabkan Virus Corona Lebih Mudah Menginfeksi Manusia

Sejumlah peneliti melakukan percobaan dan hasilnya menunjukkan mutasi yang disebut D614G memberi virus corona lebih banyak paku


zoom-inlihat foto
virus-coronaaaaa.jpg
Kompas.com, Hai.Grid.id
Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah)


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Peneliti dari Florida, Amerika Serikat mengatakan bahwa virus corona baru telah bermutasi sehingga membuatnya  lebih mudah menginfeksi sel manusia.

Mereka mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menunjukkan apakah perubahan telah mengubah jalannya pandemi.

Meski begitu, satu peneliti yang tidak terlibat dalam penelitian itu mengatakan bahwa hal tersebut mungkin terjadi, dan perubahan mungkin menjelaskan mengapa virus corona telah menyebabkan begitu banyak infeksi di Benua Amerika.

Ini adalah mutasi yang telah dikhawatirkan para ilmuwan selama berminggu-minggu.

Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan coronavirus baru yang muncul dari permukaan sel manusia
Gambar mikroskop elektron transmisi menunjukkan coronavirus baru yang muncul dari permukaan sel manusia (Kompas.com, Hai.Grid.id)

Dilansir oleh CNN, para peneliti dari Scripps Research Institute di Florida mengatakan mutasi itu mempengaruhi spike protein, struktur di luar virus yang digunakannya untuk masuk ke dalam sel.

Jika temuan ini dikonfirmasi, maka akan menjadi temuan pertama kali yang menunjukkan bahwa perubahan yang terlihat pada virus memiliki arti penting untuk pandemi.

"Virus corona dengan mutasi ini jauh lebih menular daripada yang tidak memiliki mutasi dalam sistem kultur sel yang kami gunakan," kata virolog Scripting Research Hyeryun Choe, yang membantu memimpin penelitian ini, dalam sebuah pernyataan.

Baca: Vaksin Polio Disebut Mampu Berikan Perlindungan Sementara Terhadap Virus Corona, Ini Penjelasannya

Baca: Setelah Jadwalkan Uji Coba Vaksin, Indonesia Akan Ciptakan Obat Covid-19 dari Ekstrak Empon-empon

Pada minggu ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mutasi yang terlihat sejauh ini dalam virus corona baru tidak akan mempengaruhi kemanjuran vaksin yang sedang dikembangkan.

Pekan lalu, WHO mengatakan mutasi tidak membuatnya lebih mudah menular, juga tidak membuat virus lebih mungkin menyebabkan penyakit serius.

Protein lonjakan yang lebih stabil

Choe dan rekannya menjalankan serangkaian percobaan di laboratorium yang hasilnya menunjukkan mutasi yang disebut D614G memberi virus corona lebih banyak paku, dan membuat paku itu lebih stabil.

Itu pada gilirannya membuat virus tersebut lebih mudah untuk masuk ke dalam sel manusia.

Para peneliti akan memposting temuan mereka di server pracetak yang disebut BioRxiv.

Itu artinya pekerjaan tersebut belum ditinjau oleh para ahli lain di bidangnya.

Tapi Choe dan rekannya memang mengirim makalah mereka ke William Haseltine, seorang ahli virologi, pengusaha bioteknologi dan ketua Access Health International.

Baca: WHO Klarifikasi Pernyataan tentang Penularan Virus Corona oleh Pasien Covid-19 Asimptomatik

Baca: Jumlah Kematian Terus Bertambah, WHO: Benua Amerika Adalah Episentrum Baru Covid-19

Haseltine percaya temuan ini menjelaskan penyebaran virus corona yang begitu cepat di seluruh Amerika.

"Ini penting karena menunjukkan virus corona dapat berubah, memang berubah untuk keuntungannya dan mungkin merugikan kita," kata Haseltine kepada CNN.

"Itu (virus corona) telah melakukan pekerjaan yang baik sejauh ini dengan beradaptasi dengan budaya manusia," tambahnya.

"Suatu saat di pertengahan Januari, ada perubahan yang memungkinkan virus menjadi lebih menular. Itu tidak berarti bahwa virus corona lebih mematikan," kata Haseltine.

"Itu membuatnya (virus corona) sekitar 10 kali lebih menular."

ILUSTRASI - Para ilmuwan AS telah bekerja untuk memahami sindrom inflamasi langka yang terkait dengan paparan virus corona baru. Foto: AFP
ILUSTRASI - Para ilmuwan AS telah bekerja untuk memahami sindrom inflamasi langka yang terkait dengan paparan virus corona baru. Foto: AFP (AFP)




Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved