Dikutip dari BBC, pembunuhan demi kehormatan adalah pembunuhan seorang anggota keluarga yang dianggap telah mempermalukan keluarganya.
Human Rights Watch atau Pengawas Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan terdapat tiga alasan umum seseorang melakukan pembunuhan ini, yaitu:
- menolak pernikahan dengan pasangan yang dijodohkan oleh keluarga,
- korban pelecehan seksual atau pemerkosaan,
- melakukan perzinahan atau hubungan seksual diluar pernikahan.
Ada pula kasus yang memiliki motif sepele seperti karena seseorang tersebut tidak memakai pakaian yang dianggap pantas, atau menunjukkan perilaku yang dianggap melanggar norma.
Jika seorang ayah dinyatakan bersalah karena membunuh putrinya, maka dirinya akan mendapatkan hukuman 3-10 tahun penjara.
Hukuman tersebut dianggap ringan lantaran pada kasus pembunuhan di Iran, pelaku akan mendapatkan hukuman mati.
Hingga saat ini, belum terdapat penelitian maupun statistik tentang prevalensi pembunuhan demi kehormatan di Iran.
Baca: Siswa Dihukum Makan Kotoran Manusia di NTT, Dilakukan Kakak Kelas hingga Klarifikasi Seminari
Baca: Tak Terima Anaknya Dihukum, Wali Murid Balik Beri Hukuman untuk Guru, Paksa Merangkak Keliling Kelas
Namun beberapa badan maupun organisasi HAM melaporkan bahwa pembunuhan demi kehormatan masih sering terjadi.
Terutama di wilayah pedalaman, pedesaan, maupun daerah pinggiran di Iran.
Motif pembunuhan Romina Ashrafi
Diberitakan oleh BBC pada Rabu (27/5/2020), diketahui Romina Ashrafi kabur dari rumah bersama dengan seorang pria berusia 35 tahun.
Romina Ashrafi melakukannya karena sang ayah enggan merestui hubungan asmara dirinya dan pria yang memiliki selisih usia lebih dari dua kali lipat itu.
Lima hari setelah kabur, akhirnya pihak kepolisian menemukan tempat persembunyian Romina dengan sang kekasih.
Kemudian Romina kemudian dipulangkan ke rumah sang ayah oleh pihak kepolisian.
Dikutip dari pemberitaan gilkhabar.ir, menurut tetangga setempat, ayah Romina memang dikenal cukup tempramental.
Sehingga Romina sempat tak ingin dipulangkan ke rumah lantaran khawatir akan keselamatannya sendiri.
Namun Romina terpaksa menurut karena menurut hukum sempat, Romina harus kembali ke rumah keluarganya.
Benar saja, setelah Romina kembali ke rumah, perselisihan dan pertengkaran kerap terjadi.
Hingga akhirnya ketika Romina tertidur, sang ayah menebaskan parang ke leher sang putri hingga nyaris putus.
Beberapa pemberitaan mengatakan ayah Romina menyerahkan diri kepada kepolisian.
Namun gilkhabar.ir menuliskan bahwa ayah Romina sempat kabur sebelum akhirnya ditangkap pihak kepolisian dan menjalani proses persidangan.