Jika Setuju Teken Perjanjian Pengendalian Senjata, China Berpotensi Kehilangan Ribuan Rudal Balistik

China bisa kehilangan 95% rudal balistik dan jelajahnya jika meneken kesepakatan yang mirip dengan Perjanjian Kekuatan Nuklir Jangka Menengah


zoom-inlihat foto
militer-china.jpg
defensnews/AFP
Parade militer China. China memiliki 2.200 rudal balistik, tetapi bisa kehilangan hampir semuanya jika menandatangani perjanjia.


Di sisi lain, jumlah penduduk yang luar biasa banyak menjadikan negara itu harus berpikir keras membuat rakyatanya sejahtera

Meskpun kaya, di China sendiri sangat sulit mendapatkan pekerjaan dan dengan cara menguasai ekonomi negara lain maka ada nilai tawar China bisa menyalurkan rakyatnya bekerja di negara-negara penerima hutang.

Salah satu contohnya adalah negara Malaysia yang baru saja melewati fase pergantian kepemimpinan.

Diketahui banyak pekerja China yang datang ke negeri Malayasia.

Negeri Jiran ini juga diketahui memiliki utang besar kepada China.

Mahathir bin Mohamad yang mundur sebagai PM Malaysia pada Februari lalu, pernah memberikan peringatan keras bagi negara manapun yang berhutang ke China.

Baca: India dan China Semakin Memanas, Kerahkan Batalion Infantri hingga Jet Tempur di Perbatasa

Bagi Mahathir, utang dari China adalah jebakan.

Saat Mahathir masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Malaysia , dia berujar jika tak bisa melunasinya maka negara pengutang akan berada di bawah kontrol China.

Waktu itu Malaysia di bawah kontrol China karena pemerintahan Najib Razak mengambil pinjaman ke Negeri Tirai Bambu namun tak bisa dilunasi malah dikorupsi.

Hal ini membuat Mahathir harus pergi jauh-jauh ke Jepang untuk berhutang.

Gali lubang tutup lubang, utangan dari Jepang itu untuk melunasi utang Malaysia ke China.

Mahathir melontarkan peringatan ini lantaran Filipina ia sebut sedang mendapat gelontoran dana dari Investor asal China, dilansir Kontan 19 Maret 2019 lalu. 

Mahathir memperingatkan agar Filipina berhati-hati mengenai potensi jebakan yang bisa menimpa mereka jika tak bisa melunasi pinjaman layaknya Malaysia.

Dikatakan olehnya, China sedang 'menjajah' negara-negara yang lebih kecil dengan meminjamkan sejumlah besar uang yang tidak akan sanggup mereka dibayar.

Tahun 2018, bahkan negara ini sudah dituduh memanfaatkan pinjaman besar-besaran agar dapat merebut aset dan membangun pangkalan militer di negara-negara kecil dunia ketiga.

Negara-negara berkembang mulai dari Pakistan hingga Djibouti, dari Maladewa hingga Fiji , semua berutang besar ke Cina.

Bukan sekadar perkiraan, dilansir dari The Sun, nyatanya memang sudah ada negara yang menunggak hutang.

Negara ini juga dipaksa untuk menyerahkan kendali aset negaranya atau harus mengizinkan China untuk mempunyai pangkalan militer di negara tersebut.

Ada yang menyebutnya "diplomasi jebakan utang" atau "kolonialisme utang."

Mereka menawarkan pinjaman bagi negara-negara yang tidak mampu membayar, dan kemudian menuntut konsesi ketika mereka gagal.

Salah satu yang harus menanggung konsesi ini adalah Sri Lanka.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved