Cerita Tenaga Medis yang Habiskan Lebaran di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet: Kita Saling Menguatkan

Saat Idul Fitri, rencananya perawat bernama Annisa dan teman-temannya akan shalat Idul Fitri dengan memperhatikan physical distancing.


zoom-inlihat foto
perawat-di-belgia-909-corona.jpg
Aris Oikonomou / AFP
Ilustrasi perawat


Setiap harinya, dia bertugas selama 8 jam dan memakai Alat Pelindung Diri (APD).

Tugas perawat dan dokter berbeda. Perawat memiliki waktu lebih lama bersama pasien dibandingkan dokter.

Baca: Demo di Tengah Pandemi Covid-19, Tiga Petugas Medis di Prancis Ditangkap, 50 Orang Didenda Rp 2 Juta

Secara umum, perawat bisa melakukan tindakan secara menyeluruh, sedangkan dokter khusus menangani penyakit dan fisiologi.

Annisa menjelaskan, tugas yang dilakukannya seputar memenuhi kebutuhan dasar manusia.

Jadi, dia harus siap menyuapi pasien, menjadi perantara pasien dengan dokter, mencatat keluhan pasien, mengambil paket dari keluarga, dan menyiapkan kebutuhan lainnya.

Dia menjelaskan, ada 2 macam pasien, yaitu pasien mandiri dan pasien yang harus dibantu melakukan kegiatan sehari-hari.

Pasien yang ada di RSD Wisma Atlet adalah pasien dengan penyakit-penyakit ringan.

Warga berada di depan mural yang bergambar dukungan untuk tenaga medis yang ada di Kavling Kinayung Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tenaga medis yang menjadi garis terdepan dalam penanganan COVID-19.
Warga berada di depan mural yang bergambar dukungan untuk tenaga medis yang ada di Kavling Kinayung Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (22/5/2020). Mural yang dibuat oleh warga itu bertujuan untuk memberikan dukungan dan apresiasi atas perjuangan tenaga medis yang menjadi garis terdepan dalam penanganan COVID-19. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Di sana, pernah ada pasien hamil, tetapi kemudian dirujuk ke RS Fatmawati karena alat berat dan dokter kandungan tidak tersedia di RSD Wisma Atlet.

Ada juga pasien Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Tetapi, karena tidak ada dokter spesialis kejiwaan di sana, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit lain.

Menjelang Lebaran, banyak pasien yang menanyakan kapan mereka bisa diizinkan pulang karena ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Perawat membantu menjelaskan kondisi yang mereka hadapi saat ini, serta sebisa mungkin memberikan semangat kepada pasien.

"Ketika ngasih semangat ke pasien secara enggak langsung nyemangatin diri aku juga," kata lulusan D4 Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Malang itu.

Baca: Jubir Covid-19 Sumatera Selatan Beri Tanggapan Terkait Pemecatan 109 Tenaga Medis di RSUD Ogan Ilir

Tak bisa dipungkiri, kekhawatiran akan tertular Covid-19 dirasakan Annisa.

Dia mengatakan, untuk menghapus rasa khawatir itu, dia terus berdoa, berpikir positif, makan-makanan bergizi, menjaga imunitas tubuh, dan mengurangi stres.

Ada juga pasien Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Tetapi, karena tidak ada dokter spesialis kejiwaan di sana, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit lain.

Menjelang Lebaran, banyak pasien yang menanyakan kapan mereka bisa diizinkan pulang karena ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga.

Perawat membantu menjelaskan kondisi yang mereka hadapi saat ini, serta sebisa mungkin memberikan semangat kepada pasien.

"Ketika ngasih semangat ke pasien secara enggak langsung nyemangatin diri aku juga," kata lulusan D4 Keperawatan di Poltekkes Kemenkes Malang itu.

Tak bisa dipungkiri, kekhawatiran akan tertular Covid-19 dirasakan Annisa.

Dia mengatakan, untuk menghapus rasa khawatir itu, dia terus berdoa, berpikir positif, makan-makanan bergizi, menjaga imunitas tubuh, dan mengurangi stres.





Halaman
123
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved