AS Catatkan 1,5 Juta Kasus Positif Covid-19 dan 90 Ribu Kematian, Trump Masih Ingin Buka Ekonomi?

Presiden AS Donald Trump tetap ingin membuka ekonomi meski kasus positif Covid-19 di AS mencapai 1,5 juta kasus


zoom-inlihat foto
presiden-as-donald-trump-berbicara-tentang-covid-19.jpg
SAUL LOEB / AFP
Presiden AS Donald Trump berbicara tentang COVID-19, yang dikenal sebagai coronavirus, setelah menandatangani Proklamasi untuk menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, 6 Mei 2020.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden AS Donald Trump bersikeras untuk membuka kembali ekonomi negaranya di tengah pandemi Covid-19 yang belum berakhir.

Padahal hingga berita ini ditulis, kasus positif Covid-19 di AS mencapai 1,5 juta kasus, dengan total lebih dari 90.000 kematian, seperti diberitakan Aljazeera (19/5/2020).

Aljazeera menggabarkan keinginan Trump untuk membuka ekonomi di tengah keadaan genting ini sebagai 'tonggak sejarah yang suram.'

Apa lagi ketika Gedung Putih terus berupaya menyalahkan pihak lain, termasuk ilmuwan, atas banyaknya korban di negara itu.

Trump Ingin Buka Negara Entah Sudah Ada Vaksin atau Belum

WASHINGTON, DC - MEI 06: Ketika pandemi coronavirus novel berlanjut di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump berbicara kepada para wartawan setelah menandatangani proklamasi menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval di Gedung Putih di Gedung Putih 06 Mei 2020 di Washington, DC. Dengan lebih dari satu juta orang di Amerika Serikat terinfeksi COVID-19 dan puluhan ribu orang meninggal karena virus, perawat telah berada di garis depan perawatan untuk pasien di seluruh negeri.
WASHINGTON, DC - MEI 06: Ketika pandemi coronavirus novel berlanjut di Amerika Serikat, Presiden Donald Trump berbicara kepada para wartawan setelah menandatangani proklamasi menghormati Hari Perawat Nasional di Kantor Oval di Gedung Putih di Gedung Putih 06 Mei 2020 di Washington, DC. Dengan lebih dari satu juta orang di Amerika Serikat terinfeksi COVID-19 dan puluhan ribu orang meninggal karena virus, perawat telah berada di garis depan perawatan untuk pasien di seluruh negeri. (Doug Mills-Pool / Getty Images / AFP)

Baca: Dihujani Kritik, Presiden Donald Trump Pertimbangkan untuk Danai WHO 10 Persen dari Jumlah Biasanya

Sebelumnya, Trump mengatakan dirinya tetap akan membuka ekonomi Amerika Serikat dengan atau tanpa vaksin.

Hal itu ia sampaikan di sebuah konferensi pers Gedung Putih Rose Garden pada hari Jumat (15/5/2020), seperti diberitakan BBC.

"Saya tidak ingin orang berpikir ini semua tergantung pada vaksin," katanya.

"Vaksin atau tanpa vaksin, kita kembali. Dan kita sedang memulai prosesnya."

"Dalam banyak kasus mereka tidak memiliki vaksin dan virus atau flu datang dan Anda berjuang melewatinya," tambahnya.

"Hal-hal (penyakit) lain belum pernah memiliki vaksin dan mereka pergi."

"Saya pikir sekolah harus kembali pada musim gugur," lanjut Trump.

ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump mengangkat bagan yang menunjukkan tingkat pengujian COVID-19 di seluruh dunia selama pertemuan dengan Gubernur Iowa di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 6 Mei 2020.
ILUSTRASI - Presiden AS Donald Trump mengangkat bagan yang menunjukkan tingkat pengujian COVID-19 di seluruh dunia selama pertemuan dengan Gubernur Iowa di Kantor Oval Gedung Putih di Washington, DC, pada 6 Mei 2020. (SAUL LOEB / AFP)

Baca: Amerika Kewalahan Tangani Covid-19, Kini Donald Trump Harus Jalani Tes Virus Corona Setiap Hari

Sebut Operation Warp Speed

Trump menyamakan proyek vaksin Covid-19 dengan 'Operation Warp Speed', upaya Perang Dunia II untuk menghasilkan senjata nuklir pertama di dunia.

 Trump mengatakan proyek akan dimulai dengan studi pada 14 kandidat vaksin yang menjanjikan untuk mempercepat penelitian.

"Itu berarti besar dan berarti cepat," katanya tentang Operation Warp Speed.

"Sebuah upaya ilmiah, industri, dan logistik besar-besaran tidak seperti apa pun yang telah dilihat negara kami sejak Proyek Manhattan."

Trump menunjuk seorang jenderal Angkatan Darat dan mantan eksekutif kesehatan untuk memimpin operasi.

Ia juga menjalin kemitraan antara pemerintah dan sektor swasta untuk menemukan dan mendistribusikan vaksin.

Moncef Slaoui, yang sebelumnya memimpin divisi vaksin di perusahaan raksasa farmasi GlaxoSmithKline, akan memimpin misi, sementara Jenderal Gustave Perna, yang mengawasi distribusi untuk Angkatan Darat AS, akan bertindak sebagai chief operating officer.





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved