TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasien rapid test dengan hasil reaktif di Gunungkidul akan diisolasi atau dikarantina di salah satu hutan di Yogyakarta.
Hutan tersebut adalah hutan penelitian Wanagama yang terletak di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.
Para pasien rapid test raktif tersebut akan diisolasi di tengah hutan yang jauh dari pemukiman warga.
Hutan yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak tahun 1964 ini memiliki wisma yang terdiri dari beberapa kamar atau paviliun.
Salah satunya adalah Wisma Wanagama milik Fakultas Kehutanan UGM.
"Wisma ini bisa menampung kapasitas maksimal 90 orang," kata Wakil Bupati Immawan Wahyudi di Hutan Wanagama, dikutip dari Kompas.com, Senin (18/5/2020).
"Wanagama sudah diperbolehkan untuk menampung (pasien) rapid test reaktif dan tempatnya juga representatif," ucap Immawan.
Nantinya, wisma itu akan dihuni oleh tenaga medis dan warga yang setelah pemeriksaan rapid test dinyatakan reaktif.
Penggunaan wisma ini telah mendapatkan persetujuan dari UGM.
Baca: Cara Bupati Sragen Karantina Pemudik Bandel di Rumah Hantu : Kunci dari Luar, Jangan Lupa Beri Makan
Baca: Mengaku Jenuh dan Merasa Sehat, Pemudik Berstatus PDP di Tegal Kabur Saat Isolasi di Rumah Sakit
Menurut Immawan, alasan pemilihan wisma yang terletak di tengah hutan ini adalah karena suasananya yang tenang, terdapat fasilitas olahraga, dan berjemur.
Dari pengamatan di lokasi memang tidak ada suara kendaraan, hanya suara burung dan binatang lainnya.
Sebab, untuk masuk ke wisma hanya ada dua akses mudah yang bisa dilalui, yaitu dari Desa Banaran dan dari Museum Kayu.
Di lingkungan hutan ini diketahui jarang orang yang melintas, hanya penduduk sekitar yang mencari rumput atau ke ladang.
Tak hanya itu, bangunan wisma yang akan ditempati para pasien test rapid reaktif ini juga asri dan sejuk.
Saat diwawancara, Immawan sempat menyempatkan diri masuk ke kamar mandi di salah satu paviliun, yang di halamannya terdapat tumbuhan bunga.
"Suasana tenang seperti ini diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh.”
“Wisma ini jauh dari pemukiman, di tengah hutan, dan yang terpenting masyarakat di sini pun menerima," tutur Immawan.
Fasilitas di dalam paviliun cukup lengkap, terdapat kamar mandi dan tempat cuci yang bisa digunakan untuk cuci tangan.
Bahkan ada pendingin ruangan.
Jarak antar tempat tidur pun cukup jauh.
Baca: Buntut Mahasiswa UNS Solo Terkonfirmasi Positif Corona, 6 Mahasiswa Lain Karantina Mandiri 14 Hari
Baca: Seorang Pria Nekat Kabur Hanya untuk Bertemu Pacar saat Harus Lakukan Karantina Akibat Covid-19
Nantinya, setiap kamar akan dilengkapi fasilitas yang disediakan oleh Pemkab Gunungkidul.
Serta, nantinya, setiap kamar akan dilengkapi dengan tenaga medis yang memadai.
Adapun fasilitas seperti cuci pakaian, tempat pembuangan limbah medis hingga makanan juga sudah dipersiapkan.
Disinggung soal persiapan Pemkab Gunungkidul untuk menampung warga dengan hasil rapid test reaktif yang lain, Immawan mengatakan, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk pusat latihan tempur di Paliyan.
Namun, pusat latihan TNI satu bulan ke depan akan digunakan untuk kegiatan.
Kemungkinan, setelah kegiatan, komunikasi penggunaan di Paliyan akan dilanjutkan setelah kegiatan TNI selesai.
Di sana bisa menampung 45 hingga 50 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Dewi Irawati mengatakan, pihaknya melakukan rapid test massal sejak tanggal 12 Mei lalu.
Rapid test tersebut dilaksanakan untuk memeriksa 1163 orang.
Hasilnya, 66 orang di antaranya memiliki hasil rapid test reaktif.
Warga yang reaktif tersebut termasuk 30 tenaga medis.
Baca: Kasus Positif Covid-19 Bertambah, Sri Sultan Wacanakan PSBB di Yogyakarta karena Banyak Warga Ngeyel
Baca: Abaikan Pembatasan Fisik Covid-19, Sebuah Resto Pizza di Yogyakarta Digrebek Satpol PP
"Dari pemeriksaan swab 30 tenaga medis 9 dinyatakan negatif, dan 21 menunggu hasil," kata Dewi.
Perlu diketahui, Gunungkidul memiliki dua rumah sakit rujukan untuk menampung pasien Covid-19, yakni RSUD Wonosari dan RS Panti Rahayu.
Selain itu, RSUD Saptosari tengah dipersiapkan untuk menampung pasien positif dengan gejala ringan sembari menunggu izin sebagai rumah sakit keluar.
Data Dinkes pada Minggu (17/5/2020) ini terdapat 150 orang tanpa gejala (OTG) yang reaktif rapid test.
Jumlah itu merupakan angka kumulatif.
Sebelum pemeriksaan massal dilakukan, sudah ada sejumlah warga yang dinyatakan reaktif usai dilakukan rapid test.
Sebelumnya dilaporkan, sebanyak 9 pasien positif Covid-19 dinyatakan sembuh pada Sabtu (16/5/2020) lalu.
Total pasien sembuh di Gunungkidul kini mencapai 21 orang dari 29 kasus positif Covid-19.
(Tribunnewswiki.com/Ron)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasien "Rapid Test" Reaktif di Gunungkidul Akan Diisolasi di Hutan Wanagama"