Pasien dengan Hasil Rapid Test Reaktif di Gunungkidul Akan Dikarantina di Tengah Hutan

Pasien dengan hasil rapid test reaktif di Gunungkidul akan diisolasi di tengah hutan milik Fakultas Kehutanan UGM, Hutan Wanagama.


zoom-inlihat foto
ilustrasi-hutan-dan-jalan-di-tengahnya-1.jpg
Unsplash - JOHN TOWNER / @heytowner
Ilustrasi hutan - Pasien dengan hasil rapid test reaktif di Gunungkidul akan diisolasi di tengah hutan.


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pasien rapid test dengan hasil reaktif di Gunungkidul akan diisolasi atau dikarantina di salah satu hutan di Yogyakarta.

Hutan tersebut adalah hutan penelitian Wanagama yang terletak di Desa Banaran, Kecamatan Playen, Gunungkidul, Yogyakarta.

Para pasien rapid test raktif tersebut akan diisolasi di tengah hutan yang jauh dari pemukiman warga. 

Hutan yang dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta sejak tahun 1964 ini memiliki wisma yang terdiri dari beberapa kamar atau paviliun.

Salah satunya adalah Wisma Wanagama milik Fakultas Kehutanan UGM.

"Wisma ini bisa menampung kapasitas maksimal 90 orang," kata Wakil Bupati Immawan Wahyudi di Hutan Wanagama, dikutip dari Kompas.com, Senin (18/5/2020).

"Wanagama sudah diperbolehkan untuk menampung (pasien) rapid test reaktif dan tempatnya juga representatif," ucap Immawan. 

Nantinya, wisma itu akan dihuni oleh tenaga medis dan warga yang setelah pemeriksaan rapid test dinyatakan reaktif.

Penggunaan wisma ini telah mendapatkan persetujuan dari UGM.

Hutan Wanagama1
Wisma milik Fakultas Kehutanan UGM di Wanagama, Playen, Gunungkidul yang akan digunakan untuk isolasi rapid test reaktif.(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Baca: Cara Bupati Sragen Karantina Pemudik Bandel di Rumah Hantu : Kunci dari Luar, Jangan Lupa Beri Makan

Baca: Mengaku Jenuh dan Merasa Sehat, Pemudik Berstatus PDP di Tegal Kabur Saat Isolasi di Rumah Sakit

Menurut Immawan, alasan pemilihan wisma yang terletak di tengah hutan ini adalah karena suasananya yang tenang, terdapat fasilitas olahraga, dan berjemur. 

Dari pengamatan di lokasi memang tidak ada suara kendaraan, hanya suara burung dan binatang lainnya.

Sebab, untuk masuk ke wisma hanya ada dua akses mudah yang bisa dilalui, yaitu dari Desa Banaran dan dari Museum Kayu.

Di lingkungan hutan ini diketahui jarang orang yang melintas, hanya penduduk sekitar yang mencari rumput atau ke ladang. 

Tak hanya itu, bangunan wisma yang akan ditempati para pasien test rapid reaktif ini juga asri dan sejuk.

Saat diwawancara, Immawan sempat menyempatkan diri masuk ke kamar mandi di salah satu paviliun, yang di halamannya terdapat tumbuhan bunga.

"Suasana tenang seperti ini diperlukan untuk menambah daya tahan tubuh.”

“Wisma ini jauh dari pemukiman, di tengah hutan, dan yang terpenting masyarakat di sini pun menerima," tutur Immawan.

Fasilitas di dalam paviliun cukup lengkap, terdapat kamar mandi dan tempat cuci yang bisa digunakan untuk cuci tangan.

Bahkan ada pendingin ruangan.

Jarak antar tempat tidur pun cukup jauh.

Baca: Buntut Mahasiswa UNS Solo Terkonfirmasi Positif Corona, 6 Mahasiswa Lain Karantina Mandiri 14 Hari

Baca: Seorang Pria Nekat Kabur Hanya untuk Bertemu Pacar saat Harus Lakukan Karantina Akibat Covid-19





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

  • Film - Wan An (2012)

    Wan An adalah sebuah film pendek karya sutradara
© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved