TRIBUNNEWSWIKI.COM – Hingga minggu kelima, program Belajar dari Rumah di TVRI yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih tetap berlangsung.
Tidak diketahui sampai kapan aktivitas ini akan berlangsung, pasalnya tidak ada yang mengatahui kapan pandemi ini akan berlalu.
Masih seperti minggu-minggu sebelumnya, program Belajar dari Rumah di TVRI tetap menyangkan berbagai materi pelajaran untuk semua jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD/MI, SMP, hingga SMA.
Baca: Pasar Terapung di Banjarmasin
Baca: Es Buah Kolang-kaling
Khusus untuk siswa-siswi kelas 4-6 SD, program Belajar dari Rumah di TVRI yang tayang besok, Rabu (13/5/2020) akan mengajak siswa untuk mengenal masyarakat Bugis Makassar.
Program Belajar dari Rumah di TVRI kelas 4-6 SD akan mulai tayang pukul 09.00 WIB hingga 09.30 WIB.
Setelah menonton tayangan tersebut, anak diharapkan dapat mengembangkan kompetensi literasi, yakni Memahami paparan lisan tentang topik yang dikenali, mengidentifikasi ide pokok dan beberapa ide rinci dalam paparan tersebut, menjelaskan kembali dan menanggapi menggunakan pengetahuannya.
Nantinya, setelah selesai pemaparan materi dalam setiap segmennya, akan muncul pertanyaan yang harus dijawab oleh adik-adik kelas 4-6 SD.
Berikut Tribunnewswiki.com sajikan soal pertanyaan dari materi pelajaran Belajar dari Rumah di TVRI untuk kelas 4-6 SD, Rabu 13/5/2020):
1. Menurutmu, apa saja kehebatan orang Bugis Makassar pada masa lalu
berdasarkan tayangan tadi?
2. Bagaimana cara membuat Perahu Pinisi? Ceritakan dengan singkat kepada keluargamu!
3. Apa yang bisa kita teladani dari Bapak Muhammad Djafar, pembuat perahu Pinisi? Mengapa?
Dan jawaban dari soal tersebut adalah:
Soal 1:
Menurutmu, apa saja kehebatan orang Bugis Makassar pada masa lalu
berdasarkan tayangan tadi?
Jawaban:
- Masyarakat Bugis terkenal dengan mengarungi Samudera / Lautan dari daerah satu ke daerah lainnya.
- Orang Bugis menguasai pesisir Sumatera mulai dari bagian timur sampai pesisir selatan.
- Orang Bugis mengendalikan kegiatan perdagangan Selat Malaka dengan menguasai jalur pelayaran di Selat Malaka hingga ke pesisir utara wilayah Kalimantan.
- Orang Bugis merupakan penguasa lautan yang dihormati dan disegani oleh para pedagang, para pelaut, bahkan bajak laut juga hormat kepada orang Bugis.
Soal 2:
Bagaimana cara membuat Perahu Pinisi? Ceritakan dengan singkat kepada keluargamu!
Jawaban:
(Sumber: belajar.kemdikbud.go.id)
Ada tiga tahap yang harus dilalui dalam pembuatan Perahu Pinisi.
Langkah pertama dimulai dengan penentuan hari baik untuk mencari kayu (bahan baku).
Hari baik untuk mencari kayu biasanya jatuh pada hari ke-5 dan ke-7 pada bulan yang sedang berjalan.
Angka 5 menyimbolkan naparilimai dalle'na, yang berarti rezeki sudah di tangan, sedangkan angka 7 menyimbolkan natujuangngi dalle'na, yang berarti selalu mendapat rezeki.
Pada tahap kedua, ada beberapa langkah serta ada keunika tersendiri saat melakukannya.
Tahap kedua ini terdiri atas menebang, mengeringkan dan memotong kayu.
Kemudian kayu atau bahan baku tersebut dirakit menjadi sebuah perahu dengan memasang lunas, papan, mendempulnya, dan memasang tiang layar.
Pada saat peletakan lunas, juga harus disertai prosesi khusus.
Saat dilakukan pemotongan, lunas diletakkan menghadap Timur Laut.
Balok lunas bagian depan merupakan simbol lelaki.
Sedangkan balok lunas bagian belakang diartikan sebagai simbol wanita.
Setelah dimantrai, bagian yang akan dipotong ditandai dengan pahat.
Pemotongan yang dilakukan dengan gergaji harus dilakukan sekaligus tanpa boleh berhenti.
Itulah mengapa untuk melakukan pemotongan harus dikerjakan oleh orang yang bertenaga kuat.
Demikian selanjutnya setiap tahapan selalu melalui ritual tertentu.
Setelah melalui beberapa tahapan yang panjang dan memakan waktu berbulan-bulan dalam pembuatan Perahu Pinisi, tahap terakhir adalah peluncuran Perahu Pinisi ke laut.
Di tahap terakhir ini, sebelum Perahu Pinisi diluncurkan ke laut, terlebih dahulu dilaksanakan upacara maccera lopi (mensucikan perahu) yang ditandai dengan penyembelihan binatang.
Jika Perahu Phinisi itu berbobot kurang dari 100 ton, maka binatang yang disembelih adalah seekor kambing, dan jika bobotnya lebih dari 100 ton, maka binatang yang disembelih adalah seekor sapi.
Baca: Suku Baduy
Baca: Suku Sasak
Soal 3:
Apa yang bisa kita teladani dari Bapak Muhammad Djafar, pembuat perahu Pinisi? Mengapa?
Jawaban:
Meski di usia yang hampir 90 tahun, Bapak Muhammad Djafar masih mempertahankan membuat perahu pinisi bersama anak-anaknya.
Ia menambahkan membuat perahu pinisi bukanlah tiruan tapi turunan.
Hingga umur hampir 90 tahun ia tetap menjaga tradisi membuat perahu pinisi.
Sekolahnya tidak tamat SD tapi beliau mempunyai pemikiran yang sangat luas dan menjadi kebanggaan bisa memamerkan perahu pinisi ditingkat internasional.
Disclaimer: artikel ini hanya digunakan oleh orangtua untuk memandu proses belajar anak. Soal ini berupa pertanyaan terbuka. Artinya, jawaban tidak terpaku seperti di atas.
Panduan orangtua untuk tayangan yang menekankan kompetensi literasi
Sebelum tayangan: Kurang lebih 10 menit sebelum program ditayangkan, orangtua mengajak anak duduk bersama dengan sikap rileks dan menjelaskan sekilas tentang lamanya tayangan dan aktivitas yang akan dilakukan dengan anak saat dan/atau sesudah menyaksikan tayangan tersebut.
Anak juga menyiapkan alat tulis.
Setelah tayangan
Berikut hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu meningkatkan kompetensi literasi anak dari melihat tayangan:
1. Dampingi anak ketika sedang menyimak tayangan, kemudian minta anak untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, maupun perasaan sendiri, baik lisan maupun tertulis, dari tayangan tersebut. Selanjutnya, orang tua perlu mendengarkan, membaca apa yang disampaikan anak, dan memberi umpan balik berupa tanya jawab, diskusi dan pujian.
2. Lakukan diskusi dengan anak terkait hasil tulisannya.
Perhatikan tema, topik, gagasan, atau ide yang dirasa belum pas dan beri waktu kepada anak untuk mengemukaan pendapatnya dan memperbaiki tulisannya.
Jika orang tua mengalami kesulitan, bisa diskusi bersama keluarga dan guru.
3. Mintalah anak untuk membacakan hasil tulisannya.
Perhatikan cara duduk, jarak dari buku ke mata, posisi sikap yang baik, dan intonasi pembacaan. Selanjutnya, bersama-sama orang tua dan anak menyimpulkan bacaan.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy)