Dia membeberkan bahwa perbedaan iklim Indonesia dengan Korea Selatan akan membuat sedikit perbedaan dalam kunci utama konflik film tersebut.
"Iklim di Indonesia beda sekali dengan di Korea selatan.
Jadi di film korea itu kan iklim sangat berperan penting," jelasnya.
"Si anak kecilnya itu kan jatuh karena musim dingin, maka kalau kita ikutan bikin musim dingin dan bikin genangan air yaNg menjadi es.
Kalau itu diadaptasi ke Indonesia akan rancu, itu yang harus diubah," beber Hanung.
Sinopsis Film Miracle In Cell No.7 Korea Selatan
Seorang ayah bernama Yong Goo, yang menderita cacat mental, tetapi sangat mencintai putrinya, dituduh melakukan kejahatan sehingga dirinya dikirim ke penjara.
Kemudian, putrinya Ye-Seung, yang adalah seorang siswa sekolah hukum, bekerja untuk membuktikan bahwa sang ayah tidak melakukan kejahatan yang dituduhkan.
Kembali pada tahun 1997, ketika Yong-Goo masih menjalani kehidupan normal bersama putrinya Ye- Sung yang masih kecil.
Mereka mampir ke toko setiap hari untuk melihat tas ransel Sailor Moon berwarna kuning yang sangat diinginkan oleh Ye-Sung.
Suatu hari, mereka memperhatikan bahwa ransel Sailor Moon kuning terakhir sedang dijual.
Yong-Goo masuk ke dalam toko untuk memohon agar si pembeli teersebuut mau memberikan tas tersebut kepadanya.
Tetapi ayah yang membeli tas itu akhirnya menampar Yong-Goo.
Keesokan harinya, gadis yang membeli ransel Sailor Moon kuning melihat Yong-Goo bekerja di tempat parkir toko kelontong.
Dia mengatakan kepadanya bahwa dia tahu toko lain yang menjual tas kuning yang sama.
Yong-Goo mengikuti gadis itu ke pasar outdoor tradisional.
Beberapa saat kemudian, gadis itu terbaring di tanah tanpa sadar dan Yong-Goo mencoba melakukan CPR.
Seorang wanita berjalan dan memanggil polisi.
Yong-Goo dituduh melakukan penculikan dan pembunuhan.
Ayah dari gadis yang meninggal itu juga kepala Badan Kepolisian Nasional.