Tindakan tersebut guna membasahi tenggorokan dulu sebelumnya.
"Kalau gorengannya digoreng dengan minyak berulang, karena teroksidasi, sehingga mengiritasi tenggorokan," ujar Harry pada Sabtu (9/5/2020).
Akan tetapi, apabila ingin terhindar dari penggorengan yang berulang kali, maka pembeli bisa menggoreng sendiri.
Gorengan tak mudah dicerna
Dikutip Tribunnewswiki dri Kompas, gorengan terdapat lemak dalam minyak yang membuat makanan ini sulit dicerna.
Terutama saat gorengan menjadi makanan pertama yang dimakan setelah puasa.
Ketika perut kosong usai seharian berpuasa dan lalu terisi dengan gorengan, maka menyebabkan saluran pencernaan bekerja lebih keras untuk dapat mencerna lemak tersebut.
Sebab sulit untuk dicerna, proses pencernaan makanan akan berlangsung lama dan dapat mengganggu dan menghambambat saluran pencernaan untuk memproses zat memproses zat gizi lain.
Bukan hanya itu saja, dampak dari proses pencernaan yang lama, bisa berakibat perut tidak cepat merasa kenyang.
Dari situlah timbul makan berlebihan.
Yang harus menjadi perhatian saat makan gorengan yaitu efek yang terjadi apabila tubuh terus-terusan mengonsumsi gorengan.
Gorengan dikenal mengandung lemak jahat bagi tubuh.
Lemak trans dalam gorengan bisa menaikkan kadar low-density lipoprotein (LDL) atau biasa dikenal dengan lemak jahat, dan menurunkan kadar high-density lipoprotein (HDL) atau lemak baik dalam tubuh.
Apabila lemak jenuh dan lemak trans yang ada pada gorengan dapat menumpuk dan menghambat di dalam arteri di tubuh.
Apabila aliran darah terhambat, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyebab dari penyakit jantung dan stroke.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Kaka)
Artikel ini juga tayang di Tribunnews.com dengan judul Inilah yang Akan Terjadi pada Tubuh Jika Nekat Makan Gorengan saat Mengawali Buka Puasa